tumbuhan di PURWODADI

TUGAS IV

FUNGSI TUMBUHAN SEBAGAI PEWARNA DAN PENGAWET

Dosen Pengampu :

Drs. Sulisetjono, M.Si

Ainun Nikmati Laily, M.S

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9

Riftin Mazidah     (10620106)

Ni’matur Rochmah ( 10620109 )

                                    Izzatul Muhimmah    (10620111)

 

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2012

 

 

BAB I

               PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Makanan berperan penting dalam kehidupan makhluk hidup, sebagai sumber tenaga,pembangun, pengatur bahkan penyembuh sakit. Bahkan makanan harus terjamin mutunya, paling tidak diproses secara alami, tanpa tambahan zat kimia, sehingga baik untuk tubuh.Saat ini banyak ditemukan makanan yang mengandung zat kimia, yang berpotensi toksik pada tubuh.Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah zat yang ditambahkan pada makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, misalnya menjadi lebih awet, tampil lebih menarik dan berasa lebih mantap (Nurmaini, 2001).

Cermine Cl digunakan sebagai tambahan makanan untuk pewarna makanan begitu juga dengan formalin sebagai bahan tambahan makanan dalam makanan. Formalin merupakan zat kimia racun bila tertelan akan menyebabkan iritasi lambung, mual muntah, mulas, mimisan, kerusakan ginjal, radang paru-paru, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, iritasi kulit, kebutaan, kerusakan organ reproduksi, bahkan kematian (Hasyim dkk., 2006).

Makanan yang baik adalah makanan yang tidak merugikan tubuh kita.Kulit manggis merupakan pewarna alami yang baik untuk di konsumsi sebagai pewarna pada makanan, tanpa berpengaruh negative bagi tubuh.

1.2  Rumusan Masalah

  1. Apasajakah tanaman yang digunakan sebagai pewarna alami pada makanan?
  2. Apasajakah tanaman yang digunakan sebagai pengawet alami pada makanan?
  3. Mengapa harus menggunakan pewarna dan pengawet alami sebagai tambahan makanan?

1.3  Tujuan

  1. Untuk megetahui jenis tanaman sebagai pewarna alami pada makanan.
  2. Untuk mengetahui jenis tanaman sebagai pengawet alami pada makanan.
  3. Untuk mengetahui penggunaan pewarna dan pengawet alami sebagai tambahan makanan

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 KUNYIT (Curcuma domestica L.)

  1. A.    Gambar

 

            (Cakmus, 2012)

  1. B.     Sistematika Takson( Cakmus,2012):

 

Kingdom  Plantae (Tumbuhan)

 SubkingdomTracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
     Super DivisiSpermatophyta (Menghasilkan biji)
           DivisMagnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                KelasLiliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas Commelinidae
                         Ordo Zingiberales
                             FamiliZingiberaceae (suku jahe-jahean)
                                 GenusCurcuma
                                     SpesiesCurcuma domestica L.

 

Sinonim :Curcuma longa Val. Curcuma domestica Rumph. Curcuma longa Linn.

Famili : Zingiberaceae

Nama Lokal : Saffron ( Inggris), kurkuma ( Belanda ), Kunyit ( Indonesia), Kunir ( Jawa ), Koneng ( Sunda ), Konyet ( Madura ) ( Arisandi, 2002: 192).

  1. C.    Deskripsi        :

Kunyit yang memunyai nama latin Curcuma domestica Val. merupakan tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek rimpang dengan ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup tua. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan tempat yang lebih terbuka. Rimpang kunyit berwarna kuning sampai kuning jingga. (Sumiati , 2004.)

Tanaman kunyit ( Curcuma domestica Val.) adalah sejenis tanaman yang termasuk familia Zingiberaceae, tempat tumbuhnya terutama di pulau Jawa(Kartasapoetra, 1996:60).

Termasuk salah satu  tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah asia khususnya asia tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia,Indonesia,Australia bahkan Afrika. Hampir setiap bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini. Baik sebagai pelengkap bumbu masak,jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan (Arisandi, 2008: 192).

Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan ketinggian 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun ( agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur ( lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12.5 cm dan pertulangan menyirip dengan  warna hijau pucat. Berbunga majemuk, berambut, dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1.5 cm, serta berwrna putih/ kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing serta tepi daun rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan dan daging buah merah jingga kekuning-kuningan ( Johani, 2002:14).

 

 

Menurut Steenis ( 2006), tanaman yang termasuk family Zingiberaceae ini merupakan tanaman herba menahun dengan akar rimpang. Batang tegak.Daun kerap kali jelas 2 baris dengan pelepah yang memeluk batang dan lidah diantara batas pelepah dan helain daun.Bunga zygomorph, berkelamin 2.Kelopak berbentuk tabung dengan ujung yang bertaju kerap kali terbelah serupa pelepah.Daun mahkota 3, pada pangkalnya melekat.Benang sari sempurna 1, penghubung benang sari kerap kali lebar, ruang sari 2.Staminodia hampir selalu 3.Bakal buah tenggelam tenggelam, beruang 3 atau 1.Tangkai putik sangat langsing, dengan ujung terjepit di antara kedua benang sari.Kepala sari melebar.Buah kotak kebanyakan berkatup 3, kadang-kadang tidak pecah.

Menurut Tjitrosoepomo ( 2005), rimpang ( rhizoma ) sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Rimpang disamping digunakan sebagai alat perkembangbiakan juga merupakan tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.

Akar tinggal pada kunyit memiliki ciri-ciri yaitu berbentuk bulat atau jorong, bergaris tengah ±5 cm, panjangnya sekitar 2 cm sampai 6 cm, lebar sekitar 1 cm sampai 3 cm. Bagian tepi akar tersebut berkeriput, bagian luar bewarna coklat muda kemerah-merahan ( Kartasapoetra, 1996:60).

  1. D.    Manfaat         :

Bagian kunyit yang terpenting sebagai bahan obat adalah bagian akar tinggalnya, yang mempunyai bau khas dan rasanya agak pahit.Sedang kandungan dalam akar tinggalmnya yaitu zat kuning kurkumin, minyak atsiri, hidrat arang, dammar, gom dan pati. Dengan dosis antara 8 gram sampai 12 gram bahan-bahan obat ini baik digunakan untuk obat diare, karminativa, kolagoga, dan skabisida ( Kartasapoetra, 1996:60). 

Kunyit termasuk salah satu tanaman rempah dan obat. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan ( Johani, 2002:14).

Kunyit telah dikenal sebagai tanaman serbaguna. Selain digunakan untuk ramuan jamu, rimpang atau umbi kunyit juga bermanfaat sebagai anti inflamasi ( paradangan ), antioksidan, dan pembersih darah( Johani, 2002:15).

Kunyit mengandung senyawa kimia yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya Kandungan Zat : Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 % Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1 – 5 % Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = H sisanya Minyak asiri / Volatil oil (Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil ) Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, Garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium) sisanya( IPTEKnet,2005).

Kunyit menurut Arisandi ( 2002), Kunyit dapat digunakan untuk mengobati diabetes mellitus, tifus, usus buntu, disentri, sakit keputihan, haid tidak lancar, perut mulas saat haid, memperlancar ASI, amandel, berak lender, morbili, dan cangkrang ( Waterproken).

Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone), zat warna kuning yang disebut kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%, monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C. Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin merupakan komponen terbesar. Sering kadar total kurkuminoid dihitung sebagai % kurkumin, karena kandungan kurkumin paling besar dibanding komponen kurkuminoid lainnya. Karena alasan tersebut beberapa penelitian baik fitokimia maupun farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin. (Sumiati , 2004).

 

 

 

 

2.2  BLIMBING WULUH(Averhoa bilimbi)

  1. A.    Gambar

 

 

            (Cakmus, 2012)

  1. B.     Sistematika Takson( Cakmus,2012):

Kingdom  Plantae (tumbuhan)
     Subkingdom  Tracheobionta (berpembuluh)
         Superdivisio  Spermatophyta (menghasilkan biji)
             Divisio  Magnoliophyta (berbunga)
Kelas  Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub-kelas  Rosidae
                         Ordo  Geraniales
                            Familia  Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
                                 Genus  Averrhoa
                                       Spesies Averrhoa bilimbi L .

 

  1. C.    Deskripsi:

 

Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar, mempunyai garis tengah sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar di dataran rendah sampai 500 m – dpl. Pohon yang berasal dari Amerika Tropis ini menghendaki tempat tumbuh yang tidak ternaungi namun cukup lembab.Blimbing wuluh mempunyi batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas.Cabang muda berambut halus seperti bludru, warnanya coklat muda.Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21 – 45 pasang anak daun yang bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2 – 10 cm, lebar 1 – 3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda (Arisandi. 2008).

Menurut Steenis (2006), tinggi tanaman ini yaitu antara 5 – 12 m. Tanda bekas daun bentuk tonjolan. Anak daun bentuk bulat telur memanjang, meruncing, 1,5 – 9 kali 1 – 4,5 cm, ke arah ujung proses semakin besar, bawah hijau biru. Malai bunga kebanyakan terkumpul rapat, panjangnya 1,5 – 7,5 cm. bunga sebagian dengan benang sari pendek dan tangkai lk 4 mm. dan mahkota di tengah bergandengan, bulat telur terbalik memanjang, dengan pangkal dan tepi pucat. 5 Benang sari yang di depan daun mahkota mereduksi menjadi staminodia. Buah buni bulat memanjang, dengan 5 rusuk yang tajam, kuning muda, panjang 4 – 13 cm. ditanam sebagai pohon buah, kadang-kadang menjadi liar.

Tinggi 5 – 10 cm. tanda bekas daun bentuk ginjal atau jantung.Anak daun bulat telur atau memanjang, meruncing, 2 – 10 kali 1- 3 cm, ke arah ujung poros lebih besar, bawah hijau muda. Malai bunga menggantung, panjang 5 – 20 cm. Bunga semuanya dengan panjang tangkai putik yang sama. Kelopak panjang lk 6 mm. daun mahkota tidak atau hampir bergandengan, bentuk spatel atau lanset, dengan pangkal yang pucat. 5 Benang sari di depan daun mahkota mereduksi menjadi staminodia. Buah buni persegi membulat tumpul, kuning hijau, panjang 4 – 6,5 cm. Tanah asal tidak dikenal. Ditanam sebagai pohon buah, kadang-kadang menjadi liar.Belimbing, Ind, J, S, Md, Calingcing, S. Averhoa bilimbi L.

Perbungaan tanaman ini berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar.Bunga kecil-kecil berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong persegi, panjang 4 – 6,5 cm, warnanya hijau kekuningan. Bila masak berair banyak, rasanya asam.Biji bentuknya bulat telu, gepeng (Arisandi. 2008).

  1. D.    Manfaat

Daun belimbing wuluh berkhasiat untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri dan pembunuh kuman serta dapat menurunkan kadar gula darah, bunganya juga dapat digunakan sebagai obat batuk dan perasan air buah sangat baik untuk asupan vitamin C dan di samping itu perasan buah juga dapat dipakai untuk keramas sebagai penghilang antiketombe, atau digosokkan sebagai penghilang panu (Arland, 2006). Rasa asam dan sejuk pada buah belimbing wuluh dapat menghilangkan sakit, memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang, peluruh kencing (Wijayakusuma, 2006).

Tanaman belimbing wuluh, baik pada batang, buah dan daun, berdasarkan hasil pengujian secara in vitro pada bakteri Escherichia coli (E. coli), Staphylococcus aureus (S. aureus), Micrococcus luteus (M. luteus) dan Pseudomonas fluorescens (P. fluorescens) menunjukkan potensi yang aktif sebagai antibakteri. Senyawa aktif yang diduga yang terdapat pada tanaman belimbing wuluh yang bersifat sebagai antibakteri antara lain, senyawa-senyawa metabolit skunder tannin, flavonoid, alkaloid, tannin, terpenoid, saponin.

Tanaman belimbing wuluh ini baik daun, buah bahkan batangnya mempunyai manfaat dan khasia, batang belimbing wuluh (Faradisa, 2008) dan buah belimbing wuluh (Latifah, 2008), daun belimbing wuluh (Ummah, 2010 dan Mukhlisoh, 2010) secara laboratories mempunyai potensi sebagai antimikroba.

  1. Batang

Senyawa saponin yang terdapat dalam batang Belimbing Wuluh di duga mempunyai potensi sebagai antimikroba.Pada penelitian ini ekstraksi dengan metode ekstraksi bertahap dilakukan sebanyak dua kali. Kadar ekstrak kasar saponin yang diperoleh 0,35 % b/b. Ekstrak saponin dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus pada konsentrasi 200 mg/mL dan terus meningkat sampai pada konsentrasi 800 mg/mL. Akan tetapi efektivitas ekstrak saponin hasil isolasi sebagai antimikroba terhadap S. aureus memberikan zona hambat yang lebih kecil dibandingkan zona hambat antibiotik standar (pinisilin), jadi treatmen ekstrak kasar saponin pada penelitian ini termasuk dalam kategori resisten dalam menghambat pertumbuhan bakteri s. aureus. Zona hambatan terhadap E. coli ditunjukkan pada konsentrasi 300 mg/mL.Pada konsentrasi 300 mg/mL dan terus mengalami peningkatan zona hambat sampai konsentrasi 1000 mg/mL.Akan tetapi efektivitas ekstrak saponin hasil isolasi memberikan zona hambat yang lebih kecil dibandingkan zona hambat antibiotik standar (streptomycin), jadi treatmen ektrak kasar saponin pada penelitian ini termasuk dalam kategori resisten dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli (Faradisa, 2008).

B.Daun
Hasil uji aktifitas antibakteri daun belimbing wuluh dengan pelarut aseton :air (7:3) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli menunjukkan bahwa pada konsentrasi 50 mg/ml sampai 400 mg/ml senyawa tanin memiliki aktivitas antibakteri untuk kedua bakteri uji, berdasarkan uji BNT 1 % untuk bakteri S.aureus diketahui konsentrasi ekstrak 150, 250, 300, 350, dan 400 mg/mL berpengaruh sangat nyata (p < 0,01) di antara konsentrasi lain sedangkan untuk E. coli diketahui konsentrasi ekstrak 100, 150, 250, 300, 350, dan 400 mg/mL berpengaruh sangat nyata(p<0,01).(Hayati,2009).
Penelitian (Jannah dkk, 2010) menyebutkan bahwa, ekstrak aquades daun Belimbing Wuluh yang di ujikan secara invitro pada bakteri yang menyebabkan kebusukan pada ikan yaitu M. luteusdan P. Flurescens mempunyai potensi sebagai antibakteri. Uji aktivitas bakteri M. luteus diketahui zona hambat pada 0,1-0,8 mg/mL menunjukkan respon hambat,sedangkan konsentrasi 1 mg/mL menunjukkan respon bunuh terhadap pertumbuhan bakteri. Pada bakteri M. luteus diketahui respon hambat sedang, pada 0,1; 0,2; 0,4 mg/mL sedangkan konsentrasi 0,6 dan 0,8 mg/mL menunjukkan respon hambat pertumbuhan kuat. Pada bakteri P. fluorescens hanya memberikan respon hambat. Zona hambat pada 0,1; 0,2 mg/mL menunjukkan respon hambat pertumbuhan sedang. Pada 0,4 mg/mL menunjukkan respon hambat pertumbuhan kuat. Pada 0,6; 0,8 dan 1,0 mg/mL menunjukkan respon hambat pertumbuhan sangat kuat. Senyawa aktif yang memberikan sifat antibakteri tersebut adalah senyawa tannin, karena tannin adalah senyawa polar dan dimungkinkan larut dalam pelarut air.

c.Buah
Ekstrak etanol dari buah belimbing wuluh, menunjukkan uji positif pada pengujian flavonoid dan terpenoid. Senyawa flavonoid dan terpenoid diduga bersifat aktif sebagai antimikroba.Ekstrak kasar buah belimbing wuluh masih bersifat efektif sebagai antibakteri terhadap bakteri S. aureus dan E. coli, namun ekstrak etanol memberikan zona hambat yang lebih kecil jika dibandingkan dengan zona hambat antibiotik standar pinnisilin.diketahui konsentrasi ekstrak 300, 350, 400 dan 450 mg/mL berpengaruh sangat nyata (p < 0,01) di antara konsentrasi lain (Latifah 2008).

2.3  MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

  1. A.    Gambar

 

( Cakmus ,2012)

  1. B.     Sistematika Takson( Cakmus,2012):

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Dilleniidae
                         Ordo: Theales
                             Famili: Clusiaceae
                                 Genus: Garcinia
                                     Spesies: Garcinia mangostana L. 

 

 

 

 

  1. C.    Deskripsi

      Manggis (Garcinia mangostanaL.) adalah sejenis pohonhijau abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter.Buahnya juga disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika matang, meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah.Buah manggis dalam perdagangan dikenal sebagai “ratu buah”, sebagai pasangan durian, si “raja buah”. Buah ini mengandung xanthone,Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar antioksidan tertinggi di dunia ( Makabori, 1999 ).

Dijelaskan bahwa tumbuhan yang bernama latinGarcinia mangostana ini memiliki batang kayu keras. Cabangnya teratur, berkulit coklat, dan bergetah.Buah bernama Latin Garcinia mangostana L. ini termasuk famili Guttiferae dan merupakan spesies terbaik dari genus Garcinia.Manggis termasuk buah eksotik yang sangat digemari oleh konsumen, baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang lezat, bentuk buah yang indah, dan tekstur daging buah yang putih halus.Tidak jarang jika manggis mendapat julukan Queen of tropical fruit (Ratunya Buah-buahTropik). Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, antara lain Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia Utara. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti Manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat) (Roni, 2004: 57-58).

Pohon manggis tinggi 6-12 m. Daun oval memanjang, meruncing pendek.2 daun kelopak yang terluar hijau kuning, 2 yang terdalam lebih kecil, bertepi merah, melengkung kuat, tumpul.Daun mahkota bentuk telur terbalik, berdaging tebal, hijau kuning, tepi merah atau hamper semua merah.Staminodia kerap kali dalam kelompok.Bakal buah beruang 4-8.Kepala putik berjari-jari 4-8. Buah bentuk bola tertekan, garis tengah 3,5-7 cm, ungu tua, deengan kepala putik duduk, besar dan kelopak tetap. Dinding buah tebal, berdaging, ungu, dengan getah kuning. Biji 1-3, diselimuti oleh selaput bijiyang tebal berair, putih, dapat dimakan (juga biji yang gagal tumbuh sempurna) ( Steenis, 2006: 296).

  1. D.    Manfaat

Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka.Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan ( Http://mbkendri.wordpress.com).

Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka.Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan (http://www.naturindonesia.com)

Kulit buahnya mengandung senyawa pektin, tanin, dan resin yang dimanfaatkan untuk menyamak kulit dan sebagai zat pewarna hitam untuk makanan dan industri tekstil. Kulit buah manggis mengandung flavan-3,4-diols, yang tergolong senyawa tanin, dan bisa digunakan sebagai pewarna alami pada kain. Tanin termasuk salah satu zat pewarna alami yang terdapat pada berbagai tumbuhan, termasuk kulit manggis, Untuk mendapatkan pewarna kuning sampai coklat, yang sering digunakan pada batik tradisional, dapat memanfaatkan kulit manggis yang kaya tanin tersebut.Kulit manggis bisa dimanfaatkan sebagai pewarna alami dan bahan baku obat-obatan. Kulit ini mengandung senyawa xanton yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostenon B, trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfamangostin, beta mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin, dan gartanin.Senyawa xanton hanya dihasilkan oleh genus Garcinia. Di luar negeri kulit manggis sudah dimanfaatkan sebagai suplemen diet, antioksidan, dan antikanker ( Husodo, 1999: 85-86).

 

 

 

2.4  MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)

  1. A.    Gambar 

 

               (Http://tulisannugroho.wordpress.com).

  1. B.     Sistematika Takson( Cakmus,2012):
    Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
         Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
             Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
                 Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                     Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                         Sub Kelas: Asteridae
                             Ordo: Rubiales
                                 Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
                                     Genus: Morinda
                                         Spesies: Morinda citrifolia L.  

 

 

 

 

 

  1. C.    Deskripsi

Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam (Bangun, 2002: 34).

Tumbuh liar di tepi pantai dan ditanam di seluruh Nusantara.Tumbuhan ini dapat tumbuh pada lahan dengan ketinggian 1-1500 m dpl.: Mengkudu (Morinda citrifolia) termasuk jenis kopi-kopian. Mengkudu dapat tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian tanah 1500 meter diatas permukaan laut.Mengkudu merupakan tumbuhan asli dari Indonesi. Tumbuhan ini mempunyai batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3-8 m. Daunnya bersusun berhadapan, panjang daun 20-40 cm dan lebar 7-15 cm. Bunganya berbentuk bungan bongkol yang kecil-kecil dan berwarna putih. Buahnya berwarna hijau mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol.Bijinya banyak dan kecil-kecil terdapat dalam daging buah. Pada umumnya tumbuhan mengkudu berkembang biak secara liar di hutan-hutan atau dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah (Http://tanamanherbal.wordpress.com).

Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat. Tajuknya suklalu hijau sepanjang tahun.Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan.Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada.

Berdaun tebal mengkilap.Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan.Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal.Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek.Pangkal daun berbentuk pasak.Urat daun menyirip.Warna hiaju mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segi tiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A .

Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal.Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua.Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum .

Kelopak bunga tumbuh menjadi buah bulat lonjong sebesar telur ayam bahkan ada yang berdiameter 7,5-10 cm. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula buah berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan.Setelah matang, warnanya putih transparan dan lunak.Daging buah tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna cokelat merah.Setelah lunak, daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk.Bau itu timbul karena pencampuran antara asam kaprik dan asam kaproat (senyawa lipid atau lemak yang gugusan molekulnya mudah menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang berbau tengik dan asam kaprilat yang rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai antibiotic .

Mengkudu termasuk jenis tanaman pohon dan berbatang bengkok, ketinggian dapat mencapai 3-8 m. Daun tunggal dengan ujung dan pangkal kebanyakan runcing. Buahnya termasuk buah bongkol, benjol-benjol tidak teratur,berdaging, jika masak daging buah berair. Buah masak berwarna kuning kotoratau putih kekuning-kuningan dengan panjang 5-10 cm, lebar 3-6 cm ( Suryowinoto,1997).

       Perdu atau pohan yang bengkok, 3-8 m tingginya.Kulit kekuningan. Daun penumpu bulat telur, bertepi rata, hijau kekuningan, gundul, hingga 1,5 cm panjangnya, dibawah karangan bunga selalu cukup tinggi dan tumbuh menjadi satu. Daun kebanyakan bersilang berhadapan, bertangkai, bulat telur lebar hingga bentuk elips, kebanyakan dengan ujung runcing, sisi atas hijau tua mengkilat, sama seekali gundul. Bunga bongkol bertangkai, rapat, berbunga banyak, diketiak.Bunga berbilang 5-6, berbau harum.Mahkota bentuk tabung bentuk terompet, putih dalam lehernya berambut wol, taju sempit.Benang sari 5, tumbuh jadi satu dengan tabung mahkota hingga tinggi, tangkai sari berambut wol.Bakal buah pada ujungnya dengan kelopak yang tetap tinggal yang berwarna hijau kekuningan. Tangkai buah 3-5 cm. Buah bongkol berbenjol-benjol tidak teratur, jika masak berdaging dan berair, kuning kotor atau putih kuning, 5-10 cm panjangnya; intinya keras seperti tulang, coklat merah, bentuk memanjang segitiga (Steenis, 2006: 388-389).

  1. D.    Manfaat

       Pemakaian formalin pada makanan sangat tidak dianjurkan karena formalin mengandung zat formaldehid bersifat racun, iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik dan bersifat mutagen, sehingga perlu usaha untuk menemukan bahan pengawet dari bahan yang alami.Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa buah mengkudu mengandung senyawa antimikroba, sehingga berpeluang dimanfaatkan sebagai pengawet alami. Ekstrak buah mengkudu sebagai pengawet alami daging dan ikan segar. Bahwa uji in vitro menunjukkan ekstrak etanol buah mengkudu mempunyai konsentrasi hambatan minimal sebesar 40%, sedangkan uji in vivo menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak optimal tercapai pada konsentrasi 70% (Harborne, 1996: 77).

Zat nutrisi: secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalm jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu.Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll. Zat anti kanker.Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal (Bangun, 2002: 35).

 

 

 

 

2.5  LIDAH  BUAYA ( Aloe vera L.)

  1. A.    Gambar

 

            (Cakmus, 2012)

  1. B.     Sistematika Takson( Cakmus,2012):
    Kingdom Plantae (Tumbuhan)
         Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
             Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
                 Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                     Kelas Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                         Ordo Asparagales
                             FamiliAsphodelaceae
                                 GenusAloe
                                     SpesiesAloe vera L.

 

  1. C.    Deskripsi

Lidah buaya (Aloe vera L.) tumbuh liar di tempat yang berhawa panas.Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman hias.Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah.Panjang akar berkisar antara 50 – 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya.

Pada batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadikan anakan. Aloe Vera yang bertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun.Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman. Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa tunggul batang ini akan muncul tunas-tunas baru atau anakan. Bentuk daun  agak runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan berbintik-bintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai yang panjangnya 60-90 cm.  Daun Daun tanaman Aloe Vera berbentuk pita dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifaat sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan baku obat. Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan air.Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 – 75 cm, dengan berat 0,5 kg – 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. Bunga berwarna kuning kemerahan (jingga), Banyak di Afrika bagian Utara, Hindia Barat. a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang pendek.  Bunga Aloe Vera berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun.Bunga berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter.Bunga biasanya muncul bila ditanam di pegunungan.

  1. D.    Manfaat
    Khasiat lidah buaya  sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan perawatan kulit, telah lama dikenal masyarakat Indonesia. Bahkan, lidah buaya juga dapat dikembangkan sebagai produk minuman segar. Potensi lidah buaya sangat baik untuk terus dikembangkan, salah satunya dengan pengembangan produk lidah buaya atau  Aloe vera sebagai bahan pengawet alami. Kandungan enzim oksidase dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan dalam peningkatan daya simpan bahan pangan.

Potensi lidah buaya yang mengandung enzim oksidase sebagai antioksidan merupakan hal yang dapat dikembangkan.Hal ini menyiratkan bahwa tanaman lidah buaya berpotensi sebagai bahan pengawet alami terhadap bahan pangan sehingga dapat meningkatkan daya simpan bahan pangan tersebut.Pengawetan sendiri bertujuan untuk menghambat terjadinya pembusukan bahan pangan dan menjamin kualitas awal bahan pangan agar tetap terjaga selama mungkin.Salah satu peranan bahan pengawet adalah sebagai antioksidan. Sebagai antioksidan, zat-zat pengawet akan menekan reaksi yang terjadi pada saat pangan berkontak dengan oksigen, sinar panas dan beberapa logam sehingga dapat mencegah  terjadinya kebusukan dan munculnya noda-noda hitam pada produk pangan.

Buah-buahan memiliki manfaat gizi yang sangat baik bagi tubuh, namun banyak buah memiliki daya simpan yang cukup singkat sehingga menyebabkan buah tersebut cepat membusuk.Pengawetan terhadap buah-buahan sangat sering dilakukan oleh masyarakat.Namun, pengawetan dengan menggunakan bahan alami untuk menghindari efek dari bahan kimia pengawet, masih sangat jarang dilakukan oleh masyarakat luas.Peningkatan daya simpan dari buah-buahan melalui pengawet alami dapat dikembangkan.Pengawetan dengan bahan alami menggunakan gel lidah buaya dapat dijadikan perhatian oleh masyarakat luas mengingat adanya enzim oksidase sebagai sifat antioksidan dalam gel lidah buaya. Gel lidah buaya (Aloe vera) dikenal mempunyai efek untuk mengobati kulit yang terbakar dan mengalami iritasi (Furnawanthi, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian para ahli, tanaman lidah buaya kaya akan kandungan zat-zat seperti: asam amino, mineral, vitamin, enzim, dan beberapa zat lain sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), lidah buaya juga berkhasiat sebagai anti jamur, anti bakteri, anti inflamasi, dan dapat membantu proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi bagi penderita HIV/AIDS.

Dengan beragam manfaat yang terkandung dalam lidah buaya, pemanfaatannya kurang optimal oleh masyarakat yang hanya memanfaatkannya sebagai penyubur rambut.

 

2.6  DAUN SUJI (Dracaena angustifolia)

  1. A.    Gambar

 

                                                                        (Cakmus. 2012)

  1. B.     Sistematika Takson( Cakmus,2012):
  • Kingdom   Plantae (Tumbuhan)
         Subkingdom   Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
             Super Divisi   Spermatophyta (Menghasilkan biji)
                 Divisi  Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                     Kelas   Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                         Ordo  Asparagales
                             Famili  Ruscaenaceae (Dracaenaceae)

Genus Dracaena
                Spesies   Dracaena angustifolia

 

 

  1. E.     Deskripsi

Suji (Dracaena angustifolia) merupakan tumbuhan perdutahunan . uji tumbuh tersebar dari India, Birma (Myanmar), Indo-Cina, Cina bagian selatan, Thailand, Jawa, Filipina, Sulawesi, Maluku, New Guinea dan Australia bagian utara. Suji tumbuh subur hingga ketinggian 1000 m dpl., dan menyukai daerah pegunungan atau dekat aliran air (sumur, sungai kecil). Tanaman ini sudah banyak ditanam di pekarangan rumah penduduk dengan potongan rimpangnya atau ditanam sebagai pagar hidup, namun belum ditanam dalam skala besar atau perkebunan.

Suji (Dracaena angustifolia Roxb) merupakan perdu tegak atau pohon kecil dengan tinggi 6 – 8 m, sering bercabang banyak.Sistem perakaran berakar  Tunggang, putih kotor.Batang tegak, berkayu, beralur melintang, putih kotorDaun memita-melanset, menyempit di bawah dasar pelepah, sangat meruncing; Pembungaan malai, bercabang, panjang lebih dari 75 cm. dan Daun : Tunggal.berseling, lanset.ujung meruncing, pangkal memeluk batang, tepi rata, panjang 16-20 cm, lebar 3-4 cm, pertulangan sejajar, hijau tua.
Bungakekuning-kuningan – putih. Buah membulat dengan 3 cuping, diameter 1,5-2,5 cm, jingga terang, 1-3 biji. Dan Bunga : Majemuk, di ujung cabang, bentuk tandan, putih keunguanBunga majemuk tersusun dalam karangan dengan mahkota bunga berwarna putih kekuningan, kadang-kadang dengan semburat ungu. Kultivar hias telah dikembangkan dengan daun variegata (loreng hijau kuning).Buah  bulat, diameter ± 1 cm, hijau.Biji bulat, putih bening.

  1. E.     Manfaat

Daun suji (Pleomale angustifolia) banyak digunakan sebagai bahan pewarna hijau pada makanan, kue-kue tradisional dan minuman seperti untuk pewarna hijau pada es cendol.Selain memberikan pewarna hijau, daun suji juga memberikan aroma harum yang khas.Selain berfungsi sebagai bahan pewarna daun suji juga memiliki beberapa khasiat sebagai obat.Buah untuk mengobati orang yang kurang nafsu makannya. Selain itu buah dari daun suji berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan juga  Pengobatan tradisional Asia Timur mengenal rimpang dan akar suji sebagai sumber tonikum dan diduga berkhasiat mengobati leukemia. Penggunaanya dengan cara langsung memakan buah tersebut. Sedangkan pada daunnya berkhasiat untuk mengobati sakit  kepala. dekoksi dari akar tanaman suji digunakan untuk mengatasi gonorhoe, daunnya digunakan sebagai obat luar untuk mengatasi beri-beri dan getah daun digunakan untuk menebalkan rambut. Daunnya juga digunakan untuk mewarnai minyak sayur dan menghijaukan makanan serta getah daunnya digunakan sebagai zat warna untuk mengecat.pucuk yang direbus dari tanaman Dracaena angustifolia dimakan sebagai sayuran.

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

  1. A.    Kesimpulan

Zat pewarna alami merupakan zat pewarna yang berasal dari tanaman atau buah-buahan. Secara kuantitas, dibutuhkan zat pewarna alami yang lebih banyak daripada zat pewarna sintetis untuk menghasilkan tingkat pewarnaan yang sama. Pada kondisi tersebut, dapat terjadi perubahan yang tidak terduga pada tekstur dan aroma makanan. Zat pewarna alami juga menghasilkan karakteristik warna yang lebih pudar dan kurang stabil bila dibandingkan dengan zat pewarna sintetis.Tanaman yang digunakan sebagai pewarna alami, seperti  kunyit (Curcuma domestica L.), manggis (Garcinia mangostana L.), dan daun suji (Dracaena angustifolia ).

Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan. Pengawet alami merupakan zat pengawet yang berasal dari tanaman atau buah-buahan.Tanaman yang digunakan sebagai pengawet alami pada makanan, seperti belimbing wuluh (Averhoa bilimbi), Mengkudu (Morinda citrifolia L.), dan lidah buaya (Aloe vera L.).

Penggunaan pewarna dan pengawet makanan alami membuat tubuh merasa aman dan bebas dari berbagai penyakit.Makanan yang sehat adalah makanan yang tanpa mengandung zat kimiawi melainkan makanan yang bersifat natural atau alami.

  1. B.     Saran

Untuk mengetahui kandungan tanaman pewarna dan pengawet alami perlu di lakukan penelitian.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika

Amnur. 2008. Cikal Bakal Averhoa Bilimbi. (http://Averhoabilimi.blogspot.com) Diakses 4 April 2009.

Arisandi.Yohana. 2002. Khasiat Tanaman Obat. Jakarta: Pustaka Buku Murah.

Bangun, A.P, dkk. 2002.  Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Cakmus.2012. Dunia Tumbuhan . (http:// www.plantamor.com)

Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganlisa Tumbuhan.     Bandung: ITB Bandung

Hariana, Arief. 2007. Tumbuhan Obat dan khasiatnya. Depok: Swadaya

Hasyim, dkk.  2006. Formalin Bukan Formalitas. Jakarta: Buletin CP. Edisi Januari (83)

Hayati EK, Jannah A dan Fasya AG. 2009.Aktivitas Antibakteri Komponen Tanin Ekstrak Daun Blimbing Wuluh(Averrhoa Billimbi L) Sebagai Pengawet Alami. Laporan Penelitian Kuantitatif Depag 2009. Jakarta: Depag

Husodo, T. 1999. Peluang Zat Pewarna Alami untuk Pengembangan Produk

Industri Kecil dan Menengah Kerajinan dan Batik.Yogyakarta: Genica

Jannah A, Hayati EK, Mukhlisoh W. 2010. Efektivitas Antibakteri Ekstrak Akuades dan Ekstrak Tanin Pada Daun Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi L) secara In Vitro. Prosiding Seminar Nasional Kimia BahanAlam.
Bandung:ITB

Johani, Erman. 2008. Tanaman Pakarangan. Bandung : Karya Kita

Kartasapoetra, G.1996. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat : Meningkatkan Apotik Hidup dan Pendapatan Para Keluarga Petani dan PKK. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Komandoko. 2008. Aha! Aku Tahu Flora dan Fauna. Jakarta: Indica

Makabori.S. 1999.Teknik Silvikultur Jenis-jenis Tanaman Penghasil Warna Alam. Irian Jaya: Departemen Kehutanan.

Nurmaini.2001. Pencemaran Makanan Secara Kimia dan Biologis.Sumatera: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Roni, Kastaman. 2004. Pengantar Ekonomi Teknik untuk Pengembangan Kewirausahaan. . Jakarta: Giratuna-Eloc UNPAD.

Sumiati, Anne.2012. Khasiat Kunyit. ( http:// www.anneahira.com) .

Steenis, Dkk. 2006.Flora untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta : Pradnya Paramitha.

Suyowinoto, S.M. 1997. Flora Eksotika Tanaman Peneduh. Yogyakarta: Kanisius

Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM University Press

Wardiyono. 2012. Keanekaragaman Hayati. ( www.prohati.com)

Ummah Mk. 2010. Ekstraksi Dan Pengujian Aktivitas Antibakteri Senyawa Tanin Pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Malang: UIN Maliki Malang.

 

Http://tanamanherbal.wordpress.com/2007/12/15/mengkudu

Http://tulisannugroho.wordpress.com

Http://mbkendri.wordpress.com/2009/02/06/manfaat-buah-manggis

http://www.naturindonesia.com/mengkudu/khasiat-mengkudu.html

Http://tulisannugroho.wordpress.com/2009/01/07/mengkudu /

 

 

 

 

tumbuhan di PURWODADI

SALAH SATU TANAMAN DI KEBUN RAYA PURWADADI

 

Dillenia philippinensis Rolfe

Gambar :

                   

 

Klasifikasi :

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Dilleniidae
                         Ordo: Dilleniales
                             Famili: Dilleniaceae (suku simpur-simpuran)
                                 Genus: Dillenia
                                     Spesies: Dillenia philippinensis Rolfe

Deskripsi :

Habitat

Terutama di hutan sekunder atau dalam pembukaan lahan di hutan-hutan tidak terganggu, bahkan di Keranga – kesehatan hutan di tanah podsolik dari tropis serta sepanjang sungai. Kebanyakan pada aluvial (tanah aluvial) seperti Rawa, hutan bakau, tepi sungai, tapi kadang-kadang juga ditemukan di bukit dan pegunungan. Spesies ini tersebar di daerah tropis dan subtropics (Radioputro, 1996).

Habitus

Pohon, perdu atau liana; biasanya mengandung falvonol mirisetin ( yang jarang pada Magnoliidae ), bertanin biasanya dengan asam ellagat dan proantosianin, tanpa sel-sel minyak atsiri dan kebanyakan tanpa alkaloid (Dasuki, 1991).

Batang

Batang Tegak, bulat, berkayu, percabangan simpodial, coklat kehijauan.

            Daun

Daun Tunggal, tersebar, lonjong, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkai tumpul, panjang 20-30 cm, lebar 15-20 cm, tangkai silindris, panjang 5-7 cm, pertu- langan menyirip, hijau.

Daun  tunggal, tersebar, jarang berhadapan; stipula tidak ada atau seperti sayap menempel pada petioles (Brotowijoyo,1989).

Bunga

Bunga Tunggal, di ujung batang atau di ketiak daun, ke- lopak lonjong melekuk ke dalam, hijau pucat, benang sari panjang ± 2,5 cm, kepala sari lonjong, coklat muda, putik bentuk taju, panjang ± 1,5 cm, putih, mahkota bentuk bintang, putih. Tangkai muda bersayap, mahkota lepas.

Bunga tunggal atau dalam simosa atau rasemus, kuning atau putih, biseksual; sepal 5, imbrikatus, persisten; petal 5, imbrikatus, cepat jatuh; stamen banyak; ginaesium dengan ovarium superus, beberapa sampai banyak karpel, ruang banyak, ovul 1-lebih tiap karpel (Dasuki, 1991).

Buah dan Biji

Buah Buni, bulat, putih kehijauan. Biji Bulat, pipih, diameter ± 0,5 cm, coklat, majemuk. Buah baka atau folikulus; biji dengan endosperm.

Akar

Akar Tunggang, putih kotor.

Manfaat

Buah Dillenia philippinensis berkhasiat sebagai obat sariawan, obat kuat untuk wanita hamil dan untuk penyegar badan. Untuk obat sariawan dipakai + 100 gram daging buah Dillenia philippinensis Rolfe yang sudah masak, dicuci, diperas dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus. Kandungan kimia Daun, buah dan kulit batang Dillenia philippinensis mengandung saponin dan flavonoida, di sarnping itu daun dan kulit batangnya mengandung po- lifenol dan buahnya mengandung tanin. Buah untuk penyubur rambut dan penyembuh panas dalam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ficus lyrata Warb.

Gambar

        

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Dilleniidae
                         Ordo: Urticales
                             Famili: Moraceae (suku nangka-nangkaan)
                                 Genus: Ficus
                                     Spesies: Ficus lyrata Warb.

Deskripsi

            Habitat

Biola cantik (Ficus lyrata / Ficus Pandurata)berasal dari Tropical Africa. Banyak ditemukan di sekitar jalan Soekarno-Hatta (Samsat-Cibiru).

Habitus

Pohon, perdu, liana, jarang herba; hamper selalu mengandung getah serupa susu yang dihasilkan dari latisifer pada parenkim batang dan daun, kandungan latisifer bermacam-macam tergantung pada macam jenisnya, kadang-kadang menghasilkan alkaloid, sering bertanin.

Daun

Pohon pelindung ini sangat elegan dengan daun yang lebar dan kaku serta tidak mudah berguguran walaupun daunnya sudah tua dan menguning dinamakan biola cantik mungkin karena bentuk daunnya yang menyerupai pinggul biola dan meliuk-liuk sehingga mirip biola yang cantik.Pohon ini memiliki daun yang lebar dan tidak gampang berguguran, sehingga diminati karena pohon ini masih terlihat cantik walau daunnya sudah berwarna kuning.

Daun berhadapan atau tersebar, terdapat stipula, tunggal, sering dengan sistolit pada epidermis, kalsium karbonat dan silika sering terdapat pada dinding sel dari epidermis..

Bunga

Tumbuhan berumah dua; bunga dalam perbungaan rasemus, spika, umbela atau bongkol, atau dalam reseptakel yang membentuk piala; setiap bunga uniseksual; kaliks 4 sepal, lepasatau bersatu, kadang-kadang tidak ada; apetal; stamen pada bunga jantan sebanyak sepal, letak nya berhadapan dengan sepal; bunga betina dengan ginaesium terdiri dari satu ovarium yang superus atau inferus, 2 karpel, 1-2 ruang, ovul 1 tiap ruang, stilus 2 atu bercabaang 2.

Buah dan Biji

Buah drupa sering tersusun menjadi buah majemuk, atau akhene di dalam reseptakel yang berdaging membentuk piala dan disebut stikonium. Biji dengan atau tanpa endosperm, embrio biasanya melengkung.

 

 

 

 

 

 

 

tumbuhan terkait tempat

TUGAS III

FUNGSI TUMBUHAN TERKAIT TEMPAT

( PAGAR HIDUP )

Dosen Pengampu :

Drs. Sulisetjono, M.Si

Ainun Nikmati Laily, M.S

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh :

KELOMPOK 9

Riftin Mazidah (10620106)

Ni’matur Rochmah( 10620109 )

Izzatul Muhimmah    (10620111)

 

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pagar yang berfungsi sebagai pembatas rumah atau pelindung bisa juga berfungsi sebagai penambah nilai estetika rumah.Selain memperindah tampilan fasad rumah, pagar tanaman juga bisa berfungsi sebagai peredam kebisingan dan debu.Selain itu, fungsinya juga sebagai ekologis. Air hujan yang mengenai dedaunan akan dihambat oleh tajuk daun sebelum jatuh ke permukaan tanah. Ini memberi kesempatan pada tanah untuk meresapkan air lebih banyak. Dalam jangka panjang, proses peresapan tersebut akan menjadi cadangan air bagi lingkungan rumah. Tentunya, tidak semua tanaman bias dijadikan pagar hidup. Hanya tanaman-tanaman tertentu yang memenuhi kriteria sebagai pagar hidup (Johani, 2002).

Pada tugas kali ini akan dilakukan pengamatan tanaman berdasarkan tempat, tempat yang diamati adalah pagar rumah. Dalam pengamatan ini diharapkan mampu menjelaskan keadaan dari tempat beberapa jenis tanaman hidup misalnya keadaan tanah.Dengan demikian mahasiswa mengetahui jenis dan keadaan tanaman yang berada pada suatu tempat tertentu.

 

1.2  Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam laporan pengamatan kali ini adalah :

  1. Bagaimana keadaan habitat  beberapa jenis tumbuhan pagar ?
  2. Bagaimana habitus beberapa tanaman tersebut?
  3. Apakah manfaat dari beberapa tanaman tersebut?

1.3  Tujuan

Tujuan dalam laporan pengamatan ini adalah:

  1. Mengetahui keadaan habitat beberapa jenis tanaman pagar.
  2. Mengetahui habitus beberapa tanaman pagar.
  3. Mengetahui manfaat beberapa jenis tanaman pagar tersebut.

 

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat

Pengamatan tanaman pagar ini dilaksanakan di beberapa tempat yang berbeda pengamatan yang pertama dilaksanakan pada hari Minggu, 11 Maret 2012 yang bertempat di kompleks perumahan jalan Sumbersari Gg III Malang. Pengamatan yang kedua dilaksanakan hari Rabu,14 Maret 2012 di daerah Merjosari, Malang. Dan pengamatan ketiga dilaksanakan hari Kamis, 15 Maret 2012 didaerah Pasuruan.

2.1 Alat dan Bahan

A. Alat

Alat yang digunakan dalam pengamatan ini adalah:

  1. Kertas                          1 lembar
  2. Pensil                           1 buah
  3. Penghapus                   1 buah
  4. Penggaris                     1 buah
  5. Kamera                        1 buah

 

B. Bahan

Bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah:

  1. Beluntas  (Pluchea indica)
  2. Bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
  3. Bunga Soka( Ixora javanica  )
  4. Bunga Bugenvil (Bougainvillea spectabilis)
  5. Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain)
  6. Bunga Melati (Jasminum sambac L.)

 

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 BELUNTAS (Pluchea indica)

  1. A.    Gambar

 

( Cakmus, 2012)

 

  1. B.     Sistematika Takson :

KingdomPlantae(Tumbuhan)
      Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
             Kelas Magnoliopsida (Tumbuhan berkeping dua)
                 Ordo: Asterales  

Famili: Asteracea

 Genus: Pluchea 

   Spesies: Pluchea indica.

 

 

 

 

 

 

 

  1. C.    Deskripsi:

C.1 Habitat

Tanaman beluntas(Pluchea indica.) yang diamati, tumbuh sebagai tanaman pagar hidup yang berada di suatu pekarangan rumahdi jalan Sumbersari Gg III Malang. Pekarangan ini memilki tanah yang tandus dekat sekali dengan selokan ± 30 cm.Tanaman ini tumbuh dengan mendapat pencahayaan  matahari yang cukup.

 

C.2 Habitus

Tanaman beluntas (Pluchea indica.)merupakan tanaman semak atau setengah semak yang tumbuh tegak sekitar 0.5 – 2 m.

 

C.3 Morfologi Tanaman

Beluntas (Pluchea indica.) mempunyaidaun bertangkai pendek, letak berseling, bentuk bundar telur sungsang, ujung bundar lancip, bergerigi warna hijau terang.Bunga keluar di ujung cabang dan ketiak daun, bentuk bonggol bergagang atau duduk, warna ungu. Buah longkah agak berbentuk gasing, warna coklat dengan sudut putih,lokos ( Arisandi, 2008: 42).

Menurut Steenis (2006), Beluntas (Pluchea indica.) merupakan perdu tegak, sering bercabang banyak, tingginya 0,5 – 2 m. Ranting halus dan berambut keriting rapat. Tangkai daun 1-10 mm,helaian dau oval (ellips) hingga bulat telur terbalik, dengan ujung runcing, bergerigi-gerigi lemah atau kasar, berambut cukup rapat, sangat aromatis, lemas,hijau muda, 2,5-9 kali 1-5,5 cm. Bongkol kecil, berkumpul dalam malai rata majemuk terminal, berkelamin macam macam,duduk atau bertangkai pendek, cylindris sempat. 2-6 bunga terdalam jantan, lainnya betina.Mahkota dari bunga tepi bentuk tabung sangat sempit, bergigi 3-4 pendek.Tangkai putik dengan 2 cabang ungu, menjulang jauh.Mahkota dri bunga cakram bentuk corong, bergigi 5.Tabung kepala sari ungu. Buah keras kecil, bersegi, coklat , rambut sikat pada buah langsing 1 lingkaran. Di daerah cerah matahari atau agak teduh, di tanah yang mengandung garam atau tidak, lebih suka agak di belakang pantai..Oleh cahaya matahari yang kuat daunnya mengambil kedudukan tegak (kedudukan profil).

 

C.4 Manfaat

Tanaman beluntas memiliki banyak manfaat,diantaranya adalah sebagai tanaman pagar, dapat diolah untuk makanan atau dikonsumsi, dan sebagai tanaman berkhasiat obat.Daun beluntas mengandung alkaloid, tannin, natrium, minyak atsiri, kalsium, flafonoida, magnesium, dan fosfor Sedangkan akarnya mengandung flafonoida dan tannin. Daun beluntas berbau khas aromatis dan rasanya getir dan menyegarkan, berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan, membantu melancarkan pencernaan, meluruhkan keringat, menghilangkan bau badan dan bau mulut, meredakan demam, nyeri tulang, sakit pinggang, dan keputihan; sedangkan akar beluntas berkhasiat sebagai peluruh keringat dan penyejuk]. Daun beluntas juga dapat dikonsumsi sebagai lalaban atau dikukus. Kadar minyak atsiri daun beluntas 5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan pada kadar 20% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherechia coli.

3.2 BUNGA SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis)

  1. A.    Gambar:

 

 

  1. B.     Sistematika Takson

Kingdom  Plantae (Tumbuhan)

                Divisio  Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                     Kelas  Magnoliopsida (Tumbuhan berbiji dua/dikotil)

Ordo  Malvales

                                          Famili  Malvaceae (suku kapas-kapasan)

                                                Genus  Hibiscus

                                                       Species  Hibiscus rosa sinensis L.

  1. C.    Deskripsi:

C.1  Habitat

Tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) yang diamati, tumbuh sebagai tanaman pagar hidup yang berada di suatu pekarangan rumahdi jalan Sumbersari Gg III Malang.

 

 

C.2  Habitus

Tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.)merupakan tanaman Perdu tahunan yang tegak,dan memiliki tinggi ±2-5 m.

 

C.3  Morfologi Tanaman

Tinggi tanaman bunga sepatu ini antara 2 hingga 5 meter. Bunganya besar,berbentuk terompet, berwarna kuning atau merah yang tidak berbau. Ketika mekar,bunganya menghadap ke atas atau ke samping. Putik bunga menjulur keluar dari dasar bunga.Bentuk daun bulat telur bergerigi – gerigi pada bagian tepinya, meruncing pada ujung daunnya dan berwarna hijau.

Menurut Komandoko (2008) bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) adalah tanaman perdu yang termasuk anggota kelas Magnoliopsida, family Malvaceae, dan genus Hibiscus. Tanaman bunga sepatu berasal dari Asia timur dan bisa ditanam sebagai tanaman hias maupun tanaman pagar di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini dapat dikembangbiakkan dengan cara setek, cangkok, maupun penempelan. Bunga sepatu bersifat steril, sehingga tidak menghasilkan buah.

Batang: Bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor.Daun: Tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau.Bunga: Tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah.Buah: Kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat. Biji: Pipih, putih.Akar: Tunggang, coklat muda.

Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga.Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida.Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima.

 

Pada umumnya tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter.Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing.Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur.

C.4  Manfaat

Tanaman bunga sepatu memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai tanaman pagar, tanaman hias. Anti radang, peluruh air seni dan pembersih darah.Obat wasir, Obat bisul. Bunga dan kulit batang bunga sepatu mawar mengandung saponin, kardenolin danflavonoid, di samping itu kulit batangnya juga mengandung tanin.

3.3 BUNGA SOKA  ( Ixora javanica  )

  1. A.    Gambar

 

   (  http://tulisannugroho.wordpress.com )

  1. B.     Sistematika Takson

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Asteridae
                         Ordo: Rubiales
                             Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
                                 Genus: Ixora
                                     Spesies: Ixora javanica

( Http://www.plantamor.com )

 

  1. C.    Deskripsi

Di Indonesia tanaman soka (Ixora sp.) merupakan tanaman hias yang cukup populer dikalangan penghobi tanaman hias.Selain unik, bentuk dan jenisnya pun beragam.Ada yang asli berasal dari dalam negeri yaitu soka Jawa (Ixora javanica), ada pula yang berasal dari luar negeri seperti India dan China, dan sekarang telah hadir tanaman soka baru yang disebut soka hibrida.Selain jenisnya beragam, tanaman hias ini mempunyai berbagai keuntungan, artinya tidak hanya untuk tanaman indoor saja seperti mengisi sudut-sudut rumah, namun juga bisa untuk tanaman outdoor terutama untuk pembatas pagar.Dengan perawatan yang teratur, tanaman ini bisa bertahan sampai beberapa tahun.Tanaman ini berasal dari daerah Asia Tropis.Bahkan disinyalir ada yang menyebutkan berasal dari negara Indonesia.Namun sejauh ini belum teruji kebenarannya, yang pasti dengan ditemukannya jenis bunga soka kuno yaitu Ixora javanica di pulau Jawa telah cukup menjadikannya alasan mengapa tanaman tersebut berasal dari negara kita. Dugaan kuat mengenai asal usul tanaman ini lebih cenderung kepada negara India dan China, dimana di dua negeratersebut memiliki beragam jenis tanamansoka(Http:luqmanmania.blogspot.com,2011).                                                                                                                                                              
            Batang : tegak, berkayu bulat, percabangan simpodial, putih kotor. Daun : tunggal, lonjong, pangkal meruncing, tepi rata, ujung runcing, pertulangan daun menyirip. Bunga :majemuk, berwarna merah, berkelamin dua, kelopakerbentuk corong, benang sari 4, kepala sari melekat pada mahkota. Akar : tunggang berwarna coklat. Tanaman soka (Ixora spp) termasuk jenis tanaman perdu tegak, dengan tinggi sekitar 2 – 4 meter (Http://luqmanmaniabgt.blogspot.com,2011).

Tata letak daun soka adalah termasuk daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai, helaian daun dan tidak memiliki pelepah daun.Jumlah daun pada tiap buku sebanyak dua dan tata letak daunnya berhadapan serta tidak memiliki rumus daun khusus. Daun umumnya berwarna hijau kekuning – kuningan atau sering disebut ( variegate ) ( Rukmana, 1997).

Perdu yang tegak, 2-4 m tingginya.Daun penumpu bulat telur segitiga, meruncingbentuk paku.Daun berhadapan, bertangkai pendek, bentuk memanjang bulat telur terbalik, dengan pangkal dan ujung tumpul, tepi rata atau sedilkitberinggit, hijau tua, gundul.Bunga harum, tersusun dalam malai rata yang bertangkai, duduk atau bertangkai pendek, pada ujung tangkai dengan 2 anak daun pelindung kecil. Kelopak bentuk lonceng, 1,5 cm tingginya, gundul ; gigi bentuk segitiga. Mahkota bentuk terompet, putih ; tabung langsing, taju runcing, membentang lebar atau membalik kembali. Benang sari 4, tertancap pada leher ; tangkai sari pendek. Kepala putik tidak atau sedikit bertaju.Buah batu bulat memanjang lebar, dimahkotai oleh gigi kelopak kecil, kemudian hitam buram. Dalam semak belukar dan pagar, hutan terbuka dan tepi sungai ( Stenis, 2006 : 390 ).

Dengan penampilan bunganya yang memancar seperti kembang api dan hidup di hutan-hutan liar, tidaklah mengherankan bila orang-orang Eropa menjulukinya dengan flame of the wood atau api dari hutan. Mungkin karena penampilannya yang menarik tersebut mengundang orang untuk membawanya ke rumah dan mmeliharanya sebagai tanaman hias.. Ada beberapa jenis soka yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pagar ( Rukmana, 1997).                                  .

3.2  BUNGA BUGENVIL (Bougainvillea spectabilis)

  1. A.    Gambar

 

                   (Meythree.multiply.com )

  1. A.    Sistematika Takson( Cakmus,2012):

Kingdom Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom  Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi  Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi  Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas  Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas  Hamamelidae
                         Ordo  Caryophyllales
                             FamiliNyctaginaceae
                                 GenusBougainvillea
                                     Spesies Bougainvillea spectabilis    .

  1. B.     Deskripsi

Tanaman ini ditemukan di seluruh daerah tropic pada ketinggian 1-1.400 m dpl,      menyukai tanah gembur yang mengandung pasir, dan terkena cahaya Matahari langsung sepanjang hari.merupakantanaman hias populer. Bentuknya adalah pohon kecil yang sukar tumbuh tegak.Keindahannya berasal dari seludang bunganya yang berwarna cerah dan menarik perhatian karena tumbuh dengan rimbunnya.Seludang bunga ini kerap dianggap sebagai bagian bunga, walaupun bunganya yang benar adalah bunga kecil yang terlindung oleh seludang (Sunset, 1995:606–607 )

Bougainvillea disebut tanaman bunga kertas karena bentuk seludang bunganya yang tipis dan mempunyai ciri – ciri seperti kertas.Perawatannya pun mudah, tidak memerlukan waktu yang lama karena spesies tumbuhan ini sangat sesuai ditanam di kawasan beriklim tropis dan khatulistiwa seperti negara kita dan bisa tumbuh hingga 10 meter tingginya.Batang tanaman bunga ini agak keras, mempunyai duri yang tajam dan bercabang-cabang.Perdu memanjat, batang berkayu, memiliki duri yang berbentuk kait.Tinggi bisa mencapai 5-15 m, berwarna hijau saat masih muda dan hitam setelah tua, dengan ranting, daun, dan karangan bunga kerap berambut halus berwarna jingga. Daun tunggal, duduk berhadapan, bertangkai, bentuk bulat telur sampai elips, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang 4-10 cm, dan lebar 2-6 cm. Bunga majemuk bentuk malai, keluar dari ketiak daun atau di ujung ranting, dan setiap 1 tangkai bunga bisa terdapat 1-7 kelompok bunga. Bunganya kecil-kecil seperti terompet, tumbuh berkelompok tiga, masing-masing bunga memiliki 1 daun pelindung yang lebar dengan macam-macam warna, tergantung jenisnya.Ada merah, ungu, jingga, putih, atau kuning sehingga ketiga bunga tersebut membentuk satu kesatuan seperti sekuntum bunga. Buah kecil dan di Jawa tanaman ini jarang berbuah (Sunset, 1995:606–607 ).

Liana yang kokoh dengan duri ketiak yang menjauhi batang membengkok, dipelihara sebagai perdu.Ranting, daun dan karangan bunga, kerapkali berambut oranye.Daun tersebar sampai berhadapan, bertangkai, bulat telur, elliptis atau memanjamg, meruncing, kerapkali tepi rata. Bunga tersusun dalam anak paying yang bertangkai, diketiak, berjumlah 1-7 anak paying, masing-masing anak paying terdiri dari tiga bunga; anak paying terkumpul menjadi malai ujung yang berdaun. Daun pelindung duduk, bulat telur, bertulang daun, tidak rontok, merah batu, ungu atau karmin. Tenda bunga bentuk tabung, berambut; tabung berusuk 5, bersegi 5, hijau, bagian bawah agak melembung dan bagian ini tetap menyelubungi buah, bagian atas rontok; tepi melebar, terbentang, kuning dengan 10 taju, dimanaa 5 melekuk kedalam. Benang sari kebanyakan berjumlah 8 ( Steenis, 2006 ).

Struktur batang merupakan pohan berkayu keras penampangnya bulat bercabang dan beranting banyak.Sehingga bila tanaman ini dibiarkan tumbuh alami dapat mencapai ketinggian 15 m. Pada bagian batang cabang terdapat duri-duri (spina) yang bentuknya kait sebagai alat pemanjat.Daun-daun tumbuh rimbun serta tunggal bentuknya jantung, hati yang dasarnya agak bulat dengan warna hijau tua namun, ada pula yang belang-belang antara hijau dan putih bercampur kekuning- kuningan (Gembong, 1997).

Walaupun tanaman ini berukuran kecil dan berbentuk corong, namun memiliki banyak manfaat.Contohnya saja untuk dandanan rambut, campuran bunga untuk mandian pewangi, dan sebagai kegunaan di upacara pemakaman bagi kaum Cina dan India.Tarikan mempesona bunga ini menjadi perbincangan penduduk di negara kita karena terkesan dengan bentuknya dan warnanya yang menarik hati. Warna bunga ini terdiri dari berbagai macam warna, seperti jingga, merah menyala, merah jambu, merah pucat, kuning, ungu, putih, dan berbagai campuran warna (Rukmana,1995).

3.5 LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata Prain)

A. Gambar

             (cakmus.2009)

B.  Sistematika Takson
Kingdom   Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom  Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi  Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi  Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas  Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas  Liliidae
                         Ordo  Liliales
                             Famili Agavaceae
                                 GenusSansevieria
                                     SpesiesSansevieria trifasciata Prain.

C.Deskripsi :
C.1 Habitus

            Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam.Sanseviera tak hanya sebagai tanaman hias, tapi juga Dibanding tumbuhan lainSansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang ke atas dengan ukuran 50-75 cm dan jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar 3-6 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing seperti mata pedang, dan karena ini ada yang menyebut Sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan.Lidah mertua adalah marga tanaman hias  atau tanaman pagar yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari.Berasal dari Benua Afrika tropis, namun sekarang khususnya di Indonesia banyak ditemukan di dataran tanah 1 –1000 Meter diatas permukaan Laut.

C.2 Morfologi

Lidah mertuamempunyai akar rimpang yang menjalar.
Tanaman Lidah Mertua berdaun tunggal, dengan bentuknya yang kaku dan keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.permukaannya licin, tumbuh dan berkumpul sebagai roset akar maksudnya yaitu 2-6 helai daun tumbuh berkumpul dipangkal akar. Bentuk daunnya panjang menyempit dengan ujungnya yang runcing, pangkalnya menyempit dan berbentuk talang, warnanya hijau dengan panjang antara 30 – 120 cm, sedangkan lebarnya sekitar 2,5 – 8 cm. Pada kedua permukaan daun terdapat garis-garis bergelombang berwarna hijau tua yang letaknya melintang, dengan tepi daun berwarna hijau tua. Serat daunnya dapat digunakan untuk membuat tali.Bunga Lidah Mertua berbentuk bunga majemuk, menempel dalam tandan yang panjangnya sekitar 30-80 cm, warnanya hijau muda, baunya harum, dan baru mekar menjelang malam. Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap atau basah, sansiviera bisa tumbuhmemiliki  buah buni, sedangkan untuk perbanyakkan tanaman dapat dilakukan dengan memisahkan anak tanaman yang tumbuh didekat induk atau dengan stek daun.

D. Manfaat

Khasiat Lidah Mertua sebagai tanaman obat : Bagian yang berkhasiat adalah bagian daunnya. Sifatnya sejuk, rasanya masam, berkhasiat sebagai antibiotik, Tanaman yang banyak mengandung kandungan kimia Abamagenin ini banyak digunakan untuk pengobatan influenza, batuk, dan radang saluran pernapasan.Sedangkan sebagai obat luar banyak digunakan untuk pengobatan penyakit keseleo, luka terpukul, gigitan ular berbisa, borok, bisul, atau sebanyak penyubur rambut.Dan juga memiliki manfaat untuk menyuburkan rambut, mengobati diabetes, wasir, hingga kanker ganas.Sementara seratnya digunakan sebagai bahan pakaian. Di Jepang, Sanseviera digunakan untuk menghilangkan bau perabotan rumah di ruangan. , Sanseviera memiliki keistimewaan menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene.

Lidah mertua biasa dimanfaatkan sebagai pagar rumah juga.Negara Jepang telah memanfaatkan serat tanamannya sebagai bahan pembuat kain dan kreasi anyamanTanaman ini menghasilkan wewangian saat sore hari terlebih ketika berbunga.Lidah mertua digunakan sebagai bahan parfum di beberapa negara maju.

 

3.3  Bunga Melati (Jasminum sambac L,)

  1. A.    Gambar

 

            ( Cakmus, 2012)

 

 

 

B.  Sistematika Takson ( Cakmus, 2012):
Kingdom   Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom  Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi  Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi  Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas  Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas  Liliidae
                         Ordo      Lamiales 

  Famili  Oleaceae
                                 Genus  Jasminum
                                     Spesies  Jasminum sambac L.

 
 

C.Deskripsi :

C.1 Habitus

Melati putih atau Jasminum sambac (sinonimNyctanthes sambac) adalah spesies melati yang berasal dari Asia selatan (di India, Myanmar dan Sri Lanka. Penyebaranya dimulai dari Hindustan ke Indocina, lalu Kepulauan Melayu. Bunga ini menjadi satu dari tiga bunga nasional Indonesia (sebagai “Puspa Bangsa”). Bunga ini juga menjadi bunga nasional Filipina.Melati putih tumbuh di pekarangan dan dapat digunakan sebagai tanaman pagar. Ketinggiannya dapat mencapai 2 meter.Melati termasuk tanaman setahun yang berbentuk perdu tegak atau merambat. Melati dapat tumbuh sampai ketinggian 2,5 meter (Arisandi, 2008).

C.2 Morfologi

            Melati putih atau Jasminum sambacsistem perakaran serabut yang menyebar di dalam tanah. Bunga tumbuh di atas tunas, berbentuk tunggal atau berkelompok, dengan warna dan bentuk yang beraneka ragam.Setiap tangkai bunga terdiri atas 3 – 15 kuntum bunga bergantung jenis melatinya.Menurut jenis batangnya, tumbuhan ini dapat digolongkan sebagai semak, batangnya berkayu dengan tinggi kurang dari 5 meter. Batangnya sedikit berbulu halus dan jarang.Melati putih merupakan tumbuhan dengan daun majemuk menyirip (pinnatus), artinya daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan dan kiri ibu tangkai daun tersusun seperti sirip pada ikan. Kedudukan daun batang (filotaksis) berjenis apposite dengan setiap buku terdapat dua lembar daun yang berhadapan. Daunnya hanya memiliki tangkai dan helaian saja, berbentuk ovate, pangkal daun berbentuk setengah lingkaran sedangkan pada ujung daun sedikit meruncing, seperti daun-daun yang biasa digambarkan. Pinggir daun tidak rata dan sedikit bergelombang. Permukaan daun agak berkerut seperti daun jambu biji dengan pertulangan daun menyirip mengikuti bangun daun yang oval. Jadi terkesan pertulangan daunnya agak melengkung.

Bunga melati selalu berwarna putih. Meskipun mempunyai ukuran yang bias dikatakan kecil tapi mengeluarkan aroma terapi yang dapat dimanfaatkan dalam kesehatan, terutama dalam refleksi dan menghilangkan stress, Bunga Jasminum sambae punya andrecium (alat kelamin jantan) ditandai dengan adanya stamen yang terdiri dari kepala sari, tangkai sari, kotak sari, dan serbuk sari dan juga mempunyai alat kelamin betina yang terdiri dari kepala putik, tangkai putik dan bakal buah. Namun alat kelamin ini tidak produktif sehingga tidak menghasilkan buah. Posisi stamen berada dalam rongga tangkai bunga, tidak terlalu terlihat dan untuk mengamatinya harus membelah bunganya terlebih dahulu. Posisi kepala putik lebih pendek dibandingkan kepala sarinya. Bunga ini dapat mekar selama 2 hari kemudian mahkotanya berubah warna menjadi ungu kebiru-biruan, bunga majemuk memilki ibu tangkai bunga yang keluar dari ketiak daun. Susunan bunganya menyirip dan berhadapan. Bagian-bagian bunganya terdiri dari tangkai anak bunga yang di ujungnya terdapat daun pelindung berbentuk benang berjumlah 7 helai, disambung dengan tangkai bunga. Saat mekar bunga yang memilki 7 mahkota berlapis-lapis ini akan berbentuk datar sehingga pada bunga jenis ini tidak ditemukan kelopak bunga.

 

 

 

 

  1. D.    Manfaat :

Tanaman ini digunakan  sebagai bunga tabur, tanaman hias pekarangan dan pot, bunga taman, industri parfum, dan pengobatan tradisional.Bunga mengeluarkan aroma wangi, sehingga sering dijadikan bahan pewangi rambut, parfum atau minyak, yang diperoleh dengan cara penyulingan. Perbanyakan tanaman melati dapat dilakukan dengan cara stek, rundukan, atau cangkokan. Dengan ketiga cara ini, bibit akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru yang sifatnya sama dengan induknya. Tanaman melati mengandung zat-zat bensil, indol, dan livalilasetat. Oleh sebab itu tanaman melati dapat digunakan untuk beragam pengobatan,seperti melegakan sesak napas. .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

 

3.1              Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan dan didukung literatur dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

  1. Habitat tanaman beluntas, kembang sepatu, bunga soka, bunga bugenvil, lidah mertua dan bunga melati adalah di tanah yang agak tandus atau keringakan tetapi dekat dengan sumber air berupa selokan.
  2. Tanaman-tanaman tersebut dapat digunakan sebagai obat, bahan makanan, kecantikan serta sebagai tanaman pagar dan hias.

3.2              Saran

Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui secara rinci tanaman yang dibahas dan sebaiknya penjelasan dibuat lebih efektif dan efisien.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arisandi.Yohana. 2002. Khasiat Tanaman Obat. Jakarta: Pustaka Buku Murah

Cakmus.2012. Dunia Tumbuhan . (http:// www.plantamor.com)

Johani, Erman. 2008. Tanaman Pakarangan. Bandung : Karya Kita

Kartasapoetra, G.1996. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat :Jakarta: PT. Rineka Cipta

Komandoko. 2008. Aha! Aku Tahu Flora dan Fauna. Jakarta:

Rumana, Rahmat. 1995. Kembang Bugenvil. Yogyakarta: Kenesus

Rumana, Rahmat. 1995. Kembang Soka. Yogyakarta: Kenesus

Steenis, Dkk. 2006.Flora untuk Sekolah di Indonesia.Jakarta : Pradnya Paramitha

Sunset, Western.Plant Identification Terminology. 1995. London:  Garden Book

Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM University Press.

Http://tulisannugroho.wordpress.com

Http://www.plantamor.com

Http://luqmanmania.blogspot.com,2011

Meythree.multiply.com

 

tumbuhan dalam perspektif al-qur’an

LAPORAN PENGAMATAN

TUMBUHAN PAKU COBAN RONDO

 Disusun untuk Memenuhi Tugas Tentang Tanaman Paku

Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi

Dosen Pembimbing :

Drs. Sulisetijono

Ainun Nikmati Laili, M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 5 dan 6:

Kelompok 5:                                                         Kelompok 6:

Eva Lestari (10620078)                 Riftin Mazidah            (10620106)

Ikke Lutfi Mailina  (10620080)                 Ni’matur Rochmah     (10620109)

Lailatus Syafi’ah    (10620089)             Izzatul Muhimmah      (10620111)

Luluk Lugiati S.     (10620093)

 

 
   

 

 

 

 

 

 

JURUSAN BIOLOGI

 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

APRIL 2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Tumbuhan paku ( Pteridophyta ) dapat digolongkan ke sebagai tumbuhan tingkat rendah karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta memiliki sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiaknya yang utama adalah spora. Tumbuhan paku meskipun telah memiliki akar, batang dan daun tetapi untuk yang masih primitive daunnya masih sangat sederhana, belum mempunyai lamina dan masih dinamakan mikrofil ( Sulisetijono,2011).

Tumbuhan ini benar-benar telah berupa kormus, jadi telah jelas adanya akar, batang dan daun.Ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagi epifit.Paku menyukai tempat lembab (higrofit), tumbuhnya mulai dari pantai (paku laut) sampai sekitar kawah-kawah (paku kawah). Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku.Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain(Firman,2009).

Tumbuhan paku memiliki jumlah anggota yang banyak dan tersebar diseluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia. Indonesia memiliki berbagai jenis tumbuhan paku yang tersebar  di daerah-daerah di Indonesia, jenis tumbuhan tersebut tergantung pada daerah dan keadaan habitatnya, sehingga untuk mengetahui jenis tumbuhan paku dan ciri-cirinya berdasar tempat hidupnya dilakukan pengamatan tumbuhan paku di salah satu daerah Jawa yaitu Malang tepatnya di air terjun Coban Rondo Pujon kabupaten Malang. Diharapkan setelah pengamatan tumbuhan paku di Coban Rondo mahasiawa mampu mengenal tumbuhan paku dan dapat membedakannya.

 

1.2    Tujuan

Tujuan yang terdapat dalam laporan pengamatan ini adalah:

 

Mengetahui ciri-ciri beberapa tumbuhan paku yang ada di kawasan air terjun Coban Rondo Pujon Kabupaten Malang

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Semanggi ( Marsilea crenata Presl)

(Eva Lestari Nim: 10620078)

 

  1. 1.      Gambar

Foto Asli Spesimen

Literatur

 

 

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

( Pujon, 18 Maret 2012)

 

 

 

                 ( Cakmus, 2012)

 

 

  1. 2.      Lokasi Pengamatan

Pengamatan tumbuhan paku ini dilaksanakan di air terjun Coban Rondo yang terletak di desa Pandesari kecamatan Pujon kabupaten Malang dan menurut administrasi pengelolaan hutan Cobanrondo masuk wilayah KPH ( Kesatuan Pemangkuan Hutan ) Perum Perhutani Malang. Coban Rondo merupakan tempat wisata air terjun yang pertama kali digunakan sebagai objek wisata pada tahun 1980. Air Terjun ini memiliki ketinggian yaitu 84 meter, ketinggian dari permukaan air laut yaitu 1.135 meter. Suhu rata-rata ± 220C dan curah hujan rata-rata mencapai 1721 mm pertahun. Sumber air di air terjun ini berasal dari sumber mata air Cemoro Dudo. Debit air di air terjun pada musim hujan mencapai 150 liter/ detik dan pada musim kemarau mencapai 90 liter/detik. Air terjun Coban Rondo ini juga digunakan sebagai sumber PDAM dan digunakan  masyarakat kecamatan Pujon sebagai sumber air bersih.

Pengamatan tanaman paku ini salah satunya menemukan tanaman paku air yaitu semanggi ( Marsilea crenata ) yang ditemukan di sekitar batu yang terletak di tepi sungai. Keadaan tanah tempat semanggi ditemukan lembab.

 

 

 

  1. 3.      Sistematika Takson

Sistematika takson dari semanggi yaitu ( Cakmus, 2008):

 

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas: Pteridopsida
                 Ordo: Salviniales
                     Famili: Marsileaceae
                         Genus: Marsilea
                             Spesies: Marsilea crenata Presl

 

Nama umum : Semanggi, Semanggen, Paku Tapak Itik.

 

  1. 4.      Deskripsi

4.1    Habitus

Semanggi merupakan tanaman semak, menjalar, panjang ± 25 cm. Marga Marsilea ini merupakan tanaman paku air, mempunyai struktur yang berbeda dengan paku jenis lainnya. Anggotanya semuanya heterospor.Marga ini beranggotakan 50 jenis.Tumbuhan ini hidup di lingkungan berlumpur, tanah lembab atau tempat berair.Daunnya terdiri dari 4 anak daun dan tahan terhadap kekeringan. Sporokarpnya yang berbentuk seperti kacang merah akan tetap mampu tumbuh setelah penyimpanan kering selama 100 tahun. Biasanya semanggi dapat di temukan di sawah,selokan dan genangan air dangkal ( Sudarsono, 2005).

4.2    Rhizoma

Rhizoma pada Semanggi berupa akar dalam tanah jika berada di darat terbentuklah seperti umbi. Akar semanggi berupa akar serabut,berwarna putih buram atau abu-abu ( Tjitrosoepomo, 2009).

Setelah melakukan pengamatan terhadap penampakan rhizome semanggi didapat bahwa rhizomanya berupa akar serabut yang berada dalam tanah berwarna kecoklatan.

Anatomi akarnya  terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut. Bentuk jaringan epidermis pada akar cenderung tidak beraturan, yang disebabkan bentuk akar yang serabut. Jaringan pengangkut tersusun atas floem yang mengelilingi xilem, dengan ukuran xilem yang lebih besar(Sulistiono, 2009).

 

4.3    Stipe

Batangnya menyerupai rimpang yang merayap ke atas berupa stolon membentuk daun-daun ke bawah akar-akar. Batangnya lunak,dan berwarna hijau kecoklatan ( Tjitrosoepomo, 2009).

Pengamatan batang semanggi yang ditemukan lunak, menjalar, dan ujung batang berwarna hijau muda dan pangkal batang berwarna hijau kemerahan.

Secara histologi batang terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut.Jaringan parenkim yang menyusun korteks pada batang banyak terdapat pati (Sulistiono, 2009).

 

4.4    Fond

Daun bertangkai panjang berdaun majemukdan tegak panjangnya mencapai  2-30 cm. Daun pada jenis-jenis tertentu bersifat polimorf ( Tjitrosoepomo, 2009).

Bagian tangkai terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut.Jaringan epidermis tersusun lebih rapih dibandingkan pada daun.Ruang interseluler banyak terdapat pada tangkai.Rongga-rongga ini membut tangkai dapat mengapung di permukaan.Jaringan pengangkut tersusun atas floem yang mengelilingi xilem di tengah (Sulistiono, 2009).

 

 

4.5    Lamina

Anak daun menjari berbilang 4, tangkai daun panjang dan tegak, panjang 2-30 cm dan  menyilang, berhadapan, berbentuk baji bulat telur, gundul atau hampirgundul, dengan panjang 3-22 cm dan lebar 2-18 cm, urat daun rapat berbentukkipas, pada air yang tidak dalam muncul diatas air (Purwanti, 2011).

Setiap tangkai daun terdiri dari empat helai daun, yang berbentuk lonjong,memiliki tepi yang rata, ujungnya melengkung ke dalam dan berpangkal runcing, panjang ± 2 cm,lebar ± 1 cm, dan warna daunnya hijau (Sulistiono, 2009).

Secara histologis daunnya tersusun atas jaringan epidermis, palisade, bunga karang,parenkim, dan jaringan pengangkut. Jaringan epidermis pada daun bentuknyacenderung tidak beraturan dan terdiri dari satu lapis sel yang terletak di bagianterluar. Jaringan epidermis terdapat di kedua sisi. Stomata ditemukan padaepidermis atas. Jaringan pengangkut tersusun atas floem yangterletak di luarxilem dan mengelilingi kedua sisinya(Sulistiono, 2009).

Komposisi kimia dari daun dan tangkai semanggi meliputi kadar air, abu,protein, lemak, dan serat. Kadar air pada saat segar sebesar 89,02% setelahdikukus berubah menjadi 87,92%. Kadar abu pada saat segar 14,2% berubahmenjadi 4,38% setelah pengukusan. Kadar protein sebesar 39,63% berubahmenjadi 26,74% setelah pengukusan. Kadar lemak pada daun segar sebesar 2,62%berubah menjadi 2,48% setelah pengukusan. Kandungan serat saat segar sebesar20,77% berubah menjadi 9,27% setelah proses pengukusan.Seperti halnya kadar protein, air, abu, lemak dan serat, proses pengukusan jugamengakibatkan perubahan kandungan vitamin daun dan tangkai semanggi air.Kandungan Vitamin C daun dan tangkai semanggi air segar sebesar 66,58mg/100g berubah menjadi 55,29 mg/100g setelah proses pengukusan. β karotendaun dan tangkai semanggi air segar sebesar 3,3 μg/g berubah menjadi 2,08 μg/g,sedangkan total karoten semanggi air segar sebesar 73,78 μg/g berubah menjadi42,10 μg/g setelah proses pengukusan. Adapun untuk vitamin A, B, D, E, K tidak terdeteksi pada semanggi air (Sulistiono, 2009).

 

4.6    Sori

Sporangium pada pangkal tangkai daun, keluar sejumlah atau sepasang sporokarpium yang berbentuk bangun ginjal, bulat atau jorong dengan dinding yang kuat.Di dalam sporangium atau sporokarp terdapat banyak sorus yang mempunyai indusium dan di dalamnya terdapat spora mikro dan makrosporangium. Sporokarp yang masak pecah dengan dua katup  ( Tjitrosoepomo, 2009).

Menurut Sulistiono ( 2009), Sporocarpia terletak dekat pangkal tangkai daun,dalam keadaan  lepas atau berdiri sendiri,mempunyai  kelopak dua, memilki panjang 3-5 cm, berbentuk lonjong,dan dapat berwarna hijau atau ungu.

 

  1. 5.      Manfaat

Semanggi (Marsilea crenata), merupakan salah satu tumbuhan paku yang banyak dimanfaatkan sebagai sayur(Sulistiono, 2009).

Marsilea crenata Presl.yang dikenal oleh masyarakat sebagai semanggi masih belum banyak dikenal sebagai tanaman obat, tetapi semanggiadalah tanaman  yang memiliki khasiat sebagai peluruh air seni. Kandungan yang terdapat dalam semanggi antara lain saponin dan polifenol (Marlena,2004).

 

2.2 Asplenium adiantum-ningrum

(Eva Lestari Nim: 10620078)

  1. 1.      Gambar

 

Foto Asli Spesimen

Literatur

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

( Pujon, 18 Maret 2012)

 

 

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  ( Cakmus,2012)

 

 

 

  1. 2.      Sistematika Takson

Sistem takson tanaman paku ini adalah ( ITB,2012):

Kerajaan     Plantae

Divisi          Pteridophyta

Kelas            Filicopsida

Bangsa          Polypodiales

Suku               Aspleniaceae

Marga             Asplenium

Jenis Asplenium adiantum-ningrum

 

  1. 3.      Lokasi Pengamatan

Pengamatan tumbuhan paku ini dilaksanakan di air terjun Coban Rondo yang terletak di desa Pandesari kecamatan Pujon kabupaten Malang dan menurut administrasi pengelolaan hutan Cobanrondo masuk wilayah KPH ( Kesatuan Pemangkuan Hutan ) Perum Perhutani Malang.

Saat pengamatan tanaman paku, Asplenium adiantum-ningrum ini ditemukan menempel atau epift pada batu yang terletak di sekitar sungai dekat dengan pintu masuk ke air terjun Coban Rondo.

  1. 4.      Deskripsi

4.1  Habitus

Tanaman paku ini merupakan tanaman semak.

Pengamatan ini mendapat Asplenium Adiantum-ningrum yang menempel atau epifit ke batu-batuan.

Spleenwort ini memiliki tebal, pisau daun segitiga hingga 10 sentimeter panjang yang dibagi menjadi segmen-segmen dibagi beberapa.Hal ini ditanggung pada tangkai daun hijau kemerahan dan malai yang mengkilap dan sedikit berbulu.

 

4.2  Rhizoma

Pengamatan pada Asplenium adiantum-ningrum didapat bahwa rizhom atau batang bawah tanah tidak ada yang ada berupa akar serabut yang terbenam dalam tanah atau sebagai pelekat di batuan jika menempel atau epifit di batu.

Menurut Steenis (2006), tumbuhan ini memiliki akar rimpang yang pendek dan bersisik.

4.3  Stipe

Warga Asplenium umumnya  memilki stipe yang pendek bahkan tidak terlihat. Menurut Steenis (2006), daun duduk dan bertangkai sangat pendek. Tetapi tangkai daun memiliki ciri bewarna hijau kemerahan dan malai yang mengkilap dan sedikit berbulu.

4.4  Fond

Daun pada tanaman ini majemuk menyirip tunggal.Sedangkan menurut Steenis (2006), warga Asplenium ini memiliki daun tunggal, bertulang daun menyirip, tidak beruas dengan dengan akar rimpang, rapat berjejal, setelah mengering menggantung lemah.

4.5  Lamina

Helaian daun menurut Tjitrosoepomo (2009), tidak dapat lepas dari rimpang, menyirip, atau menyirip ganda, urat-urat daun bebas atau bersambungan dengan tulang tepi.

4.6  Sori

Sisi bawah daun setiap segmen memiliki satu atau lebih sori diatur dalam rantai, sedang menurut Tjitrosoeomo (2009), sorus pada warga Asplenium terletak di samping pada taju-taju daun serta memanjang dan memilkiki indusium.Sorus bangun garis atau sempit memanjang, terletak di samping tulang cabang, serong atau hamper tegak dengan ibu cabang.Indusium sesuai dengan sorusnya.

  1. Manfaat

Warga pada tanaman ini sering digunakan sebagai hiasan yang dapat ditempatkan di atas pohon, di  pot atau dapat ditempel ke batuan.

2.3 Belvisia spicata

( Ikke Lutfi Mailina Nim : 10620080)

  1. Gambar

 

 

  1. 1.    Lokasi Dan Waktu

            Pengamatan Belvisia spicata di laksanakan di Air terjun Coban rondo –Batu. Pada hari minggu 18 Maret 2012 pada pukul 08.00 pagi.

Tepatnya di sekeliling Air terjun coban rondo, karena di sekeliling air terjun coban rondo terdapat hutan. Hutan disekeliling air terjun coban rondo itu banyak di temukan tumbuhan paku. Dalam pengamatan tanaman paku ini dilaksanakan oleh dua kelompok yang saling berkerja sama  dan pada akhirnya menemukan 14 spesies tumbuhan paku yang kemudian di bagi oleh banyak nya anggota dari dua kelompok tersebut.

 

  1. 2.         Sistematika

Kingdom : plantae
              Phylum : pteridophyta

                     Class : filicopsida              

                             Sub class : polypodiidae

                                     Order: polypodiales

                                               Family : polypodiaceae

                                                         Sub family : pleopeltoideae

                                                                   Spesies : Belvisia  spicata

      

  1. Diskripsi
                            Habitus berupa tanaman herba, saat di temukan dalam   keadaan epifit yakni menempel pada batang tanaman lain. Entalnya berbentuk lonjong dann agak panjang, sedangkang lamina nya berupa lembaran. Tangkai daunnya sangat kecil sekali dan pendek.

                        Anggota dari jenis ini berukuran kecil, dan ukuran medium. Pakis epiphytic dengan sepenuhnya. Membatasi daun palem yang tegas merupakan paku yang subur dan tumbuhnya diujung. Mereka jarang di tanam tetapi biasanya tumbuh di rumah kaca atau dalam wilayah tropis, sedang untuk di luar rumah biasanya di keranjang pot. (Hoshizaki,2009: 214)

Karakteristik yang paling membedakan belvisia adalah daun-             daun sederhana dengan pembatas, sobekan subur seperti ekor. Rhizomanya pendek, merambat panjang, tidak bercabang dan ditutupi oleh warna hitam dan coklat kemerahan. Terdapat sori yang tersebar diatas permukaan yang lebih rendah seperti di ujungnya. Pada umumnya secara keseluruhan yang ditutup oleh sporangia pada atas permukaan yang lebih rendah kadang-kadang bagian dari vegetativedengan konstruksi (Smitinand,1989:519)

                  

                   System reproduksi:

                    1.    Spora

                               Menurut Sulisetjono (2009) divisi pterophyta, generasi sporofitnya lebih dominan dibandingkan dengan generasi gamet -ofitnya. Spora dihasilkan oleh sporangia yang berkembang diatas maupun dibawah permukaan atau dapat pula di tepi daun-daun yang melipat.Tidak semua daun fertile.Kumpulan dari sporangia disebut sori, dan strukturnya disebut indusium.Sporangium terbentuk dalam jumlah yang besar pada sisi bawah daun. Biasanya sporofil mempunyai bentuk yang sama dengan daun-daun yang steril, hanya pada beberapa jenis saja sporofil berbeda dengan trofofil. Pada dinding sporangium seringkali terdapat suatu cincin (anulus) , yang berfungsi untuk mengeluarkan spora dewasa.

                  2.    Gamet

                               Gametofit atau protalia.Pada Polidiaceae berukuran kecil, datar, hijau, berbentuk hati.Dengan akar pada permukaan bawahnya. Antheridia dan archegonia sama – sama tumbuh pada prothalus. Antheridia dibentuk ketika prothallus sangat muda dan disebarkan pada permukaan bawah, normalnya 32 sperma berkembang di setiap antheridium (Mclean. 1952).

                   Fertilisasi terjadi ketika terdapat air dan sperma berenang     menuju archegonium.Menghasilkan zigot (diploid) dan berkembang dengan cepat menjadi embrio sporofit yang terdiri atas, akar, batang dan daun.Embrio berkembang langsung menjadi sporofit muda tanpa masa dorman (Sulisetjono, 2009).

      

 

 

Siklus hidup:

 

1.    Rhizome-scales concolorous, clatharate, bergigi pada garis tepi

2.    Daun palem yang atas lebar 2,5 cm, constricted pada dasar bagian   apical   yang subur

3.    Rhizome-scales oblong-ovate, atas panjang 2 mm, panjang stipes lebih        dari 3 cm. daun palem secara berangsur-angsur membatasi bagian   apikal yang subur dengan bagian yang steril.

4.    Rhizome-scales bi-coloured, dengan bagian pusat yang gelap dan    pucat ferrugineous bagian marginal tanpa gigi.

Rhizome yang merambat, sekitar 3 mm diam., daun palem tegas melainkan lekat, bersisik; timbangan membatasi, secara berangsur-angsur membatasi dari dasar ke arah long-attenuate puncak kulminasi, diatas 5 sampai 1 mm, paling luas pada bagian fundamental, warna coklat gelap, clathrate, bergigi pada garis tepi. stipes pendek, tidak beda dari bagian midribs daun palem, sedikit bersayap, castaneous gelap, yang bersisik pada dasar. daun palem linear-lanceolate, secara berangsur-angsur membatasi ke arah akhir kedua-duanya, menipis pada puncak kulminasi kedua-duanya dan mendasar, keseluruhan atau suatu revoluted sedikit pada garis tepi, mulai 30 sampai 2,5 cm; subcoriaceous pembuluh yang susah kelihatan, secara berlimpah anastomosing; bagian daun palem yang subur pada puncak kulminasi, pada umumnya constricted pada simpangan dengan bagian steril, linier, mulai 7 sampai 0,3 cm, secara keseluruhan yang ditutup oleh sporangia kecuali seluruh garis tepi yang didaftar untuk melindungi sori yang muda  (smitinand,1989: 520)

Manfaat dari belvisia yaitu sebagai tanaman hias (Piggot.1988)

2.4  Equisetum scirpoides

( Ikke Lutfi Mailina Nim : 10620080)

  1. 1.      Gambar Asli

 

  1. 2.    Lokasi Dan Waktu

            Pengamatan Equisetum scirpoides di laksanakan di Air terjun Coban rondo –Batu. Pada hari minggu 18 Maret 2012 pada pukul 08.00 pagi.Tepatnya di sekeliling Air terjun coban rondo, karena di sekeliling air terjun coban rondo terdapat hutan. Hutan disekeliling air terjun coban rondo itu banyak di temukan tumbuhan paku. Dalam pengamatan tanaman paku ini dilaksanakan oleh dua kelompok yang saling berkerja sama  dan pada akhirnya menemukan 14 spesies tumbuhan paku yang kemudian di bagi oleh banyak nya anggota dari dua kelompok tersebut.

                                                                                    

  1. 3.                  Sistematika Takson

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
    Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
        Kelas: Equisetopsida
            Ordo: Equisetales
                Famili: Eqisetaceae
                    Genus: Equisetum

                    Spesies:Equisetum scirpoides

 

 

  1. 4.                  Diskripsi

            Paku Equisetum atau paku ekor kuda merupakan anggota dari divisi Sphenophyta. Paku ekor kuda adalah garis keturunan tumbuhan tak berbiji kuno lainnya yang beralih sampai ke radiasi tumbuhan vaskuler awal pada masa Devon. Kelompok tersebut mencapai masa kejayaannya selam masa Karboniferus, Ketika banyak spesiesnya tumbuh hingga setinggi 15 cm. Yang bertahan hidup dari divisi tumbuhan ini hanyalah sekitar 15 spesies dari genus tunggal yang tersebar sangat luas. Equisetum adalah yang paling umum ditemukan di Bumi Belahan Utara. Kata Equisetum berasal dari kata equus yang berarti kuda dan saeta yang berarti rambut tebal dalam bahasa Latin. Sehingga tumbuhan yang termasuk genus ini disebut juga paku ekor kuda. Spesies dari genus ini umumnya tumbuh di lingkungan yang basah seperti kolam dangkal, daerah pinggiran sungai, atau daerah rawa (Campbell, 2003:165).

            Menurut Stern (2003: 405) Eqiusetum biasanya tumbuh dengan tinggi kurang dari 1,3 meter (4 kaki), tetapi pada beberapa di daerah tropis dan pantai hutan tropis di California tingginya dapat melebihi 4,6 meter (15 kaki). Terdapat cabang, mereka biasanya di tumbuh secara berkala sepanjang mereka berhubungan dengan batang. Kedua cabang dan spesies yang tidak bercabang memiliki daun yang sangat kecil (mikroskopis). Daun ini melebur bersama di pangkalan mereka, membentuk leher. Warnanya hijau ketika mereka pertama kali muncul, tapi mereka akan segera layu dan memutih, dan hampir semua proses fotosintesis terjadi di batang.

            Menurut Holttum (1959: 581) menyatakan bahwa “marga Equisetum menuat kira-kira 25 jenis yang sebagiannya hidup di darat dan sebagian hidup di rawa-rawa”.

Batang:

Tumbuhan ini mempunyai batang merayap dalam tanah yaitu semacam rizom dengan cabang-cabang yang tegak, biasanya bercabang-cabang yang tegak itu berumur satu tahun saja. Di dalam           batang terdapat tiga macam saluran, yaitu (Dasuki, 1991: 170):

  1. Saluran pusat, merupakan saluran yang terletak di tengah-    tengah batang. Tetapi pada batang yang masih muda saluran ini          belum terdapat salurtan pusatnya, demikian juga pada batang          yang ada di dalam tanah.
  2. Saluran karnial, terletak di sebelah dalam dari ikatan pembuluh.       Saluran ini merupakn lingkaran dan pada tiap-tiap saluran           letaknya bertepatan denagn rigi-rigi pada permukaan batang.
  3. Saluran valekular, saluran ini letaknya di dalam korteks yaitu di       sebelah luar dan berseling dengan saluran karnial. Saluran           pusat dan karnial berfungsi untuk penyimpanan air, sedang saluran valekuler berfungsi untuk menyimpan udara.

                        Pada buku-buku batangnya terdapat karangan daun yang hanya      menyerupai sisik saja.

Daun:

Daunnya meruncing pada bagian ujungnya dengan satu berkas pengangkut yang kecil. Karangan daun kebawah berlekatan dengan suatu sarung yang menyelubungi batang. Banyaknya daun tergantung dari pada besarnya batang, tetapi karena daun-daun tersebut amat kecil maka yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis adalah batangnya yang berwarna hijau. Cabang-cabang batang tidak keluar dari ketiak daun melainkan keluar dari antara dun-daun. Ada jenis yang batangnya tidak bercabang dan baru bercabang apabila ujungnya dihilangkan. Jenis yang mempunyai percabangan banyak adalah jenis yang paling primitif, misalnya E.arvense, sebaliknya jenis yang tidak bercabang dianggap jenis yang sudah agak maju (Dasuki, 1991: 171).

Akar:

Akar dari Equisetum sangat kecil dan halus terdapat pada buku-buku dari rizome atau pada pangkal batang. Diantara anggota Equisetum terdapat beberapa jenis yang mempunyai semacam umbi untuk menghadapi kondisi yang buruk.

Sistem reproduksi pada Equisetum ialah sporangiumnya terdapat pada sporangiosfor yang tidak lain adalah sporofil. Karena pendeknya ruas-ruas pendukung sporofil maka rangkaian tersebut menyerupai suatu kerucut di ujung batang. Sporofil atau sporangiosfor berbentuk perisai dengan satu kaki di tengah dan beberapa sporangium (5-10) berbentuk kantung pada sisi bawah. Spoeangium berasal dari sebuah sel pada permukaan, karena pertumbuhan dari jaringan tengah sporangia terdesak ke bawah sehingga akhirnya terdapat pada sisi bawah dan mengelilingi tangkai (Mader, 2001: 565).

Spora mempunyai dinding yang terdiri atas endo dan eksosoprangium, dan disamping itu masih mempunyai perisporium yang berlapis-lapis. Lapisan perisporium yang paling luar terdiri atas dua pita sejajar yang dalam keadaan basah membalut spora. Pita itu ujungnya agak melebar meperti lidah. Jika spora menjadi kering, pita itu terlepas dari gulungannya, akan tetapi di tengah-tengahnya tetap melekat pada eksosporium. Dengan adanya pita atau yang dinamakan kepala kaptera yang memperlihatkan gerakan higioskopik itu (Dasuki, 1991:172).

Strobili biasanya panjangnya sekitar 2 sampai 4 cm (0,75 sampai 1,5 inci). Berbentuk heksagonal, seperti piring dovetailing pada permukaan srobilus yang memberikan tampilan dari permukaan berbentuk elips. Segi enam masing-masing menandai puncak sporangiospore yang memiliki pemanjangan 5 sampai 10 sporangia yang saling terhubung. Batang dari sporangiophores melekat pada poros tengah dari strobilus. Sporangia mengelilingi tangkai sporangiophore dan berada titik ke dalam. sporangia ini tersembunyi tidak terlihat sampai jatuh apabila sporangiophores terpisah sedikit. Spora ini akan dilepaskan (Stern, 2003: 407).

Siklus hidup dari Equisetum terdiri dari tahap sporofit dan gametofit. Pada tahap sporofit, tunas fertil yang didalamnya terdapat strobilus dan si dalam strobilus terdapat kantung-kantung sporangiospore yang nantinya akan mengeluarkan spora dari sporangium. Selanjutnya terjadi tahap meiosis untuk memproduksi spora dan berkembang menjadi Rhizoid. Pada Rhizoid nanti akan menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan (sperm) dihasilkan oleh Antheridium, sedangkan gamet betina (sel telur) dihasilkan oleh Archegonium. Pada tempat yang cocok keduanya akan bersatu ( fertilisasi) dan tumbuh menjadi zigot yang merupakan gametofit dan berkembang menjadi tunas yang vegetatif. Gambar dari silkus hidup Equisetum ialah sebagai berikut :

 

 

 

 

 

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. 5.      Manfaat

Daun-daun paku laut yang dikeringkan dipergunakan sebagai atap rumah. Pucuknya yang muda juga dimanfaatkan sebagai sayuran di beberapa daerah. Daun-daun yang tua dan juga akarnya digunakan sebagai bahan obat tradisional. Selain itu juga banyak digunakan sebagai tanaman hias (Mclean. 1952).

2.5 Davallia solida

( Lailatus syafi’ah Nim: 10620089)

1. Gambar spesies

 

                                                                            (  Cak mus, 2012)

 

 

  1. 1.    Lokasi

            Pengamatan tentang paku kali ini dilaksakan di air terjun Coban Rondo. Air terjun Coban Rondo menurut  administrasi pemerintah terletak di desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Coban Rondo digunakan pertama kali untuk obyek wisata pada tahun 1980. Air tejun berasal dari sumber mata air Cemoro Dudo. Ketinggian air terjun sekitar 84 meter, ketinggian 1.135 M diatas permukaan air laut. Suhu rata-rata 22 C, curah hujan rata-rata 1721 mm pertahun. Debit air terjun pada musim hujan sekitar 150 liter perdetik dan debit air pada musim kemarau sekitar 90 liter perdetik.

 

  1. 2.    Sistematika takson:

Kingdom:        Plantae

Division:          Pteridophyta

Class:               Filicinae

Order:              Davalliales

Family:            Polypodiceae

Genus:             Davallia

Spesies:  Davallia solida (cak mus, 2012)

 

 

 

Nama umum:

Indonesia: paku sepat atau paku kalici

 

  1. 3.      Deskripsi:

Pada Pengamatan yang dilakukan di air tejun Coban Rondo kali ini, mahasiswa banyak sekali menemukan jenis tumbuhan paku diantaranya yang berasal dari family Polypodiceae yaitu Davallia solida dan Cheilanthes sp. Davallia yang diamati mempunyai cirri-ciri hidupnya di daerah dataran rendah, batangnya kecil tetapi keras, letak cabang berhadapan, termasuk daun majemuk menyirip ganda dua,  daun berbentuk segitiga dan kaku, tepinya bergerigi, permukaan daun mengkilat. Terdapat sorus yang terletak di tepi daun. Rimpangnya merayap dengan ruas panjang.

               Suku polypodiaceae habitatnya macam-macam sekali, daun tunggal atau majemuk dengaan bentuk daan ukuran yang bermacam-macam pula. Tetapi yag banyak dijumpai ialah susunan daun yang majemuk menyirip. Rizom merayap mempunyai ruas-ruas yang panjang, jarang memperlihatkan batang yang nyata. Akar dan daun-daunnya sering kali bersisik atau berambut. Kebanyakan daun fertile sama dengan daun steril, tetapi juga dijumpai adanya dimorfisme. Sori bentuknya bermacam-macam. Letak sorus pada tepi atau dekat tepi daun, dapat pula pada urat-urat, berbentuk garis, memanjang, bulat. Sporangium kadang-kadang sampai menutupi seluruh permukaan bawah daun yang fertil. Sporangium bertangkai dengan annulus vertikal, tidak sempurna; jika masak, pecah dengan celah melintang. Indusium ada atau tidak, melekat pada satu sisi saja, kadang-kadang berbentuk ginjal atau perisai dengan tepi rata atau bertoreh. Rimpang merayap atau berdiri, mempunyai ruas-ruas yang panjang, jarang memperlihatkan batang yang nyata. Daun bermacam-macam, tunggal atau majemuk, dengan urat-urat yang bebas atau saling berdekatan. Akar dan daun seringkali bersisik (Sulisetjono, 2011: 188).

 

Habitat:

Davallia sp termasuk jenis paku yang umumnya menumpang pada tumbuhan lain. Paku ini dapat pula tumbuh pada tanah-tanah cadas, karang atau batu-batu.Biasanya banyak dijumpai tumbuh pada batang jenis palem.Tumbuh bersama-sama dengan paku cecerenean, paku sarang burung atau jenis-jenis paku lainnya.Penyebaran meliputi Asia tropika, Polinesia dan Australia.Tumbuh pada dataran rendah terutama pada daerah-daerah disekitar pantai (Imam.  2009).

Habitus

Davallia solida  memiliki perawakan herba. Tumbuhnya merumpun tetapi ukurannya kecil.

 

 

Ciri spesifik

Paku davallia solida mempunya ciri spesifik yaitu ciri-ciri yang tidak di miliki oleh paku lain cirinya stolen yang berambut coklat kemerahan merambat di pepohonan dan sori yang berupa cup di tepi daun , rimpangnya kuat,dan ketika masih muda tertutupi oleh sisik, serta daunnya berbentuk segitiga dan kaku, tepinya bergerigi, dan permukaanya mengkilat sehingga mudah dilihat. Daunnya berwarna hijau muda sampai hijau tua daun menyirip ganda dua atau lebih dengan urat-urat yang bebas.Rimpang merayap dengan ruas-ruas yang panjang, bersisik rapat. Sisik berwarna pirang ( Tjitrosoepomo, 2009:279).

Stipe

Stipe berwarna coklat, dengan panjang sekitar 15 cm. mempunyai ukuran daun yang berbentuk sub delta dengan panjang dan lebar kurang lebig 30 cm. daun mempunyai urat yang cukup jelas. Sori bearda di bagian ahir veinlets, pada segmen pinggir. indusial berbentuk cangkir, mempunyai panjang dua kali lebarnya dengan panjang mencapai15 cm (Sudarsono, 2005).

Frond ( daun )

 Daun berbentuk segitiga 60 – 100 kali 40 – 70, seperti kulit, menyirip rangkap, tangkai 15 – 60 cm, anak daun bulat telur memanjang, beringgit, bergerigi dengan urat-urat yang bebas. Helaian daun berbentuk segitiga dan tepi yang bergerigi atau beringgit serta daun yang kaku. Daun-daun ini kaku dan kuat. Permukaan daunnya licin mengkilat, sehingga mudah sekali terlihat dengan jelas. Warna daun hijau sampai hijau tua (Mustofa, 2009).

Batang

Davallia  solidamempunyai batang yang berbentuk rimpang. Tangkai atau batangnya berwarna coklat kehitaman taruntai halus dengan ukuran ± 0.2 cm dengan percabangan monopodial.Rimpangnya merayap dan memperlihatkan batang yang nyata.Spesiens ini merupakan epifit dan termasuk paku tanah yang isospor Rimpangnya kuat, berdaging kuat, berdaging dan agak menjalar.Bila tumbuhan ini masih muda, rimpang-rimpangnya ditutupi oleh sisik-sisik yang padat, warnanya coklat terang.Bila tumbuhan ini masi muda rimpangnya ditutupi sisik-sisik padat (Tjitrosoepomo, 2009).

Akar ( Rhizoma )

Davallia solida mempunyai ciri rimpang panjang – merayap, berdiameter 6-12 mm. seluruh permukaanya bersisik. Secara bertahap mengalami penyempitan menuju puncak dengan ukuran panjang 4-5 mm. Bagian apikal tipis, berwarna coklat muda, dengan sisik  padat sekitar 1 mm, caducous, pada bagian dasar berwarna coklat gelap hampir hitam. Pada rimpang yang sudah tua mempunyai ukuran kurang lebih 3 mm (Mustofa, 2009). 

Menurut Sastrapradja ( 1980 ) Davallia  ini merupakan tumbuhan epifit yang memilki nilai kerapatan relative terbesar diabanding tumbuhan paku lainnya yaitu 52,521 %. Banyaknya tumbuhan Davallia ini diebabkan Karena rhizome yang dimiliki jenis ini panjang dan menjalar pada tumbuhan yang ditumpanginya.

Ental

Selain batang dan daun, yang dapat dilihat secara nyata yaitu, tumbuhan ini mempunytai entalpi.Entalpi berbentuk panjang dan berjumbai serta menyirip.Pada tangkai entalpi ini berwarna coklat gelap dan mengkilap.Mempunyai indusial berbentuk corong, Panjang dan lebarnya ± 1 mm. Smith (1793:157) menyebutnya dengan indusial.Indusial ini berada pada bagian dasar dan berbentuk eperti cagkir.Perbanyakan melalui rimpang.Secara seksual spora dapat digunakan untuk memperbanyak diri.(Widhiastuti. 2006).

Spora

Davallia sp.memiliki sorus yang  bulat atau memanjang, dimana sorus ini  terletak pada sisi bawah daun, atau disepanjang tepi daun,  dan terpisah-pisah. Indisium dari Davallia ini terdapat pada pangkal dan kanan kiri spesies ini. Dimana indusium  berlekatan pada permukaan daun  sehingga bentuknya kurang lebih seperti piala dan terbuka pada arah ketepi daun (Mustofa, 2009). 

SISTEM REPRODUKSI

Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit.Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus tumbuahan paku.Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin).Pada tumbuhan paku, sporofit berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit.Oleh karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi dominan.Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan paku (Tjitrosoepomo. 2009).

SIKLUS  HIDUP

Davallia merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan baru (Sudarsono, 2005).

  1. Manfaat

Davallia mempunyai bentuk yang cukup menarik sehingga banyak diamnfaatkan sebagai tanaman hias, dapat digunakan sebagai unsur pendukung dalam karangan bunga. Selain itu tumbuhan ini dapat ditanam ditempat-tempat yang terlindung maupun tempat-tempat yang terbuka. Dalam suatu penelitian, telah diketahui bahwa tanaman ini mengandung asam hidrosianik.

 

 

 

 

2.6 Pteris vittata

( Lailatus Syafi’ah Nim : 10620089)

  1. 1.      Gambar

 

                                                                          ( cak mus, 2012)

  1. 2.      Lokasi:

Lokasi penelitian paku Pteris vittata juga dilakukan di air terjun Coban Rondo malang. Secara geografis letaknya sama dengan paku Davallia solida di atas tadi.

  1. 3.    Sistematika takson:

Kingdom  Plantae

Devisi  Pteridophyta

Class  Filicopsida

Orders  Polipodiales

Family  Pteridaceae    

Genus  Pteris

Spesies  Pteris vittata (cak mus, 2012)

  1. 4.      Deskripsi

Tanaman paku yang di ketahui pada saat pengamatan di Coban Rondo yaitu tanaman paku dengan ciri-ciri memiliki perakaran serabut, dan perawakan dari tanaman paku ini adalah herba, hidupnya di tanah, bentuk daunnya memanjang, termasuk daun majemuk menyirip warnanya hijau tua, batangnya panjang pada permukaanya terdapat rambut-rambut halus yang berwarna coklat. Sporanya terdapat pada sepanjang daun, dengan seperti seperti ini maka paku yang di temukan termasuk kedalam genus pteris dengan nama spesiesnya yaitu Pteris vittata.

 

Ciri spesifik :Pteris sp. termasuk dimorfisme yaitu, antara sporofil dan tropofil dalam satu individu berbeda bentuk atau ukuranya. Daun tropofil adalah daun yang berfungsi untuk proses fotosintesis sedangkan daun sporofil merupakan penghasil spora. akar berwarna coklat dan memiliki ciri pada saat masih muda kuncup daunnya menggulung.

 

Habitat

Pteris vittata termasuk paku tanah yaitu  paku-pakuan yang hidup di tanah, tembok, dan tebing terjal. Kebanyakan jenis paku ini banyak tumbuh pada batu-batu atau pada tebing sungai, yang menyukai kelembapan.Rimpangnya menjalar pada pemukaan batuan dan akar-akarnya masuk ke celah-celah batu. Tumbuh paku ini banyak ditemukan liar di bagian-bagian dari dunia, seperti Amerika tropis, Asia tropis, India, Negeri China, Jepang, Barat Indies, Afrika selatan, Australia Austria, Selandia Baru dan Eropa.

Habitus

Tumbuhan paku, hampir semunya berupa herba atau agak berkayu.Akan tetapi ada pula yang berupa pohon, misalnya anggota Cyatheaceae.Pteris vittata merupakan jenis herba.Daun tumbuhan paku mempunyai bentuk khas yaitu berupa ental (frond).

Daun

Daunnya sporofil (daun fertile) yaitu daun yang berfungsi menghasilkan spora.Biasanya hampir semua sporofil berfungsi sebagai organ fotosintesis. Venansi tumbuhan paku ini bergulung atau daun muda yang menggulung dan akan membuka jika telah dewasa. Pada umumnya daun tumbuhan paku berwarna hijau.Bentuk daunnya mememanjang, tepinya rata, ujung daunnya setengah meruncing, daunnya berhadapan bersilang, teksturnya selaput berupa helaian, dan permukaan daunnya kasar.

Jenis daunPteris vittata adalah majemuk menyirip, tepi daunya halus atau tidak bergerigi, tepi daunnya rata.Terdapat ental, pada kelompok paku-pakuan mempunyai bentuk yang khas yang berbeda dengan daun tumbuh-tumbuhan lainya, sehingga biasa disebut ental (frond). Bentuk daunya memanjang, berukuran ±3,5 cm, daun paku-pakuan sangat bervariasi ukurannya dari yang berukuran beberapa milimeter (mm) sampai berukuran centimeter (cm). Daun Pteris sp. tergolong anisofil yaitu daunya terdiri dari dua ukuran yaitu yang satu lebih besar dari yang lainnya (Moertolo,  2004).

Warna daun pada Pteris sp. adalah hijau tua, peruratan (vernasi) menyirip, ujung-ujungnya bergabung dengan urat lain sehingga memperlihatkan garis yang dekat dengan tepi.
Tekstur daun adalah helaian atau seperti selaput (tekstur daun tumbuhan paku bervariasi seperti selaput atau helaian atau seperti selaput tebal atau kulit).Permukaan daunnya halus atau gundul. Tangkai daun berukuran ±28cm..

Batang

Semua batang paku-pakuan berupa rimpang karena pada umumnya arah tumbuhnya menjalar atau memanjat, meskipun ada yang tegak.Bentuk batang tumbuhan paku ini panjang, ramping, dan sirkuler linier.Permukaannya kasar dan ditumbuhi rambut-rambut halus.Berwarana coklat sampai coklat kehitaman dan bercabang.Mempunyai ramenta yang berbentuk lanset atau bercabang seperti bintang. Ramentanya mudah lepas sehingga pada massa tua tidak terdapat sama sekali.

Batang Pterisvittata berbentuk bulat beralur secara longitudinal, beruas-ruas panjang dan kaku, permukaan pada batangnya halus tetapi perlu diketahui bahwa batang paku-pakuan tidak selalu halus, tetapi kadang-kadang dihiasi dengan bentukan seperti rambut atau sisik berwarna hitam atau coklat, lapisan lilin dan sisa-sisa tangkai. Pada batangnya tidak di terdapat rambut, ukuran batangnya biasanya sekitar  ± 40 cm, dan diameternya adalah  ± 25cm. Ukurang batang pada paku-pakuan sangat bervariasi dari beberapa millimeter (mm) sampai beberapa centimeter (cm), warna batang Pterisvittata hijau kecoklatan. Dan bentuk percabangannya adalah percabangan

Akar

Pada umumnya akar paku-pakuan adalah serabut yang bercabang-cabang secara dikotom, tetapi ada pula yang bercabang monopodial atau tidak bercabang.Namun tidak semua paku-pakuan mempunyai akar, misalnya pada bangsa Psilotales fungsi akarnya digantikan oleh rhizoid.Letak akar Pteris vittata yaitu pada pangkal rimpang yang tegak dan bentuk akarnya tipis, kasar, dan warnanya coklat tua.

Spora

Sporangium umumnya dibentuk pada permukaan bawah atau tepi daun fertile (sporofil), yang berwarna coklat.Sorusnya dilindungi oleh indusium dengan bentuk ginjal dan dilindungi oleh indisium palsu yaitu pelindung yang terjadi karena pelipatan tepi daun.Permukaan bawah daun Pteris vittata terdapat sori (bentuk tunggal dari sorus), setiap sori berisi kelompok sporangia (penghasil spora). Sori tidak selalu dibagian bawah daun paku yang mempertunjukkan sori, sori ini berisi suatu kelompok sporangia ( penghasil spora)

Siklus Hidup

Tumbuhan paku ini berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan generative dimulai dengan pembentukan spora yang dihasilkan oleh sporangium.Spora yang dihasilkan oleh sporangium merupakan hasil meiosis meiospora. Jika spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh dan berkembang menjadi protalus (protalium).

SISTEM REPRODUKSI


Sporofil

Susunan sporofil pada sporofit bervariasi, mulai dari yang tidak berkelompok sampai yang berkelompok. Sporofil yang berkelompok ada yang tersusun antara lain longgar dan tidak longgar.

Kumpulan sporangium (sorus) berada pada bagian tepi bawah daun, sorus berwarna coklat dan terletak berjejer.Sporangium merupakan kapsul yang berbentuk kanta dwicembung. Dinding sporangium terdiri satu atau beberapa lapisan sel , kecuali pada bagian tepinya terdapat suatu lapisan sel berdinding tebal yang mengelilingi sebagian kapsul yang dinamakan anulus. Pada bagian ujung lingkaran terdapat satu kumpulan sel yang pipih yang dikenali sebagai stomium. Apabila sporangium masak sel stomium akan pecah dan membebaskan spora yang terdapat didalamnya. Sporangium pada Pterisvittata  berbentuk seperti jantung atau agak bulat atau oval. Indisiumnya berbentuk menyerupai cangkir.

Sorus merupakan satu untaian (nama khasnya spika) seperti yang ditemui pada Ophioglossum, atau berbentuk garis panjang seperti pada genus Pteris atau yang bulat seperti genus Phymatodes. Kedudukan dan susunan sorus amat penting karena ia akan menentukan genus dan spesis paku – pakis.

Pteris merupakan pakis homospor yang mempunyai tipe gametofit yaitu tipe jantung, tipe gametofit ini yang paling umum.Protaliumnya berbentuk pipih, alat kelamin (gametangium) terletak pada permukaan ventral (bawah), arkegonium biasanya terletak didekat takik, anteridium umumnya terletak di antara rizoid.
Tidak semua daun pada Pteris memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan daun fertil yang disebut daun sporofil, jika daun sporofil (daun fertil) diletakkan di atas permukaan kertas polos, maka bentuk spora akan terlihat seperti serbuk bedak berwarna hitam, ciklat, kemerahan, kuning atau hijau tergantung jenis tumbuhan pakunya. Masing-masing spora akan tumbuh menjadi paku dewasa melalui proses yang kompleks, dan daun paku yang tidak memiliki sorus disebut daun steril.

Biasanya hampir semua sporofil juga berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis dan merupakan daun monomorfik, berkumpul atau berdekatan, berukuran 1-20 dm.Sorus dilindungi oleh indusium palsu yaitu pelindung yang terjadi karena pelipatan tepi daun.Sorinya tersebar dipermukaan daunnya, sepanjang uratnya dan membentuk barisan yang tidak tertutup.Pada jenis Pteris tertentu sorinya berwarna kuning emas, dan karena hampir seluruh permukaan bawah tertutup oleh sori, maka warnannya menjadi kuning emas.Warna dari sporanya bermacam-macam tergantung jenisnya diantaranya yaitu cokelat, trilete, tetrahedral, rugate dan tuberculate, biasanya dengan tonjolan yang mengarah ke pinggir.Sporangia intramarginal, sori biasanya saling bersinambungan atau saling melekat satu sama lain kecuali pada segmen pinna atau puncak dan sinus, terdapat paraphyses.

  1. MANFAAT

Dari segi keindahan jenis ini cukup berpotensi untuk tanaman hias.Pemeliharaannya pun tidak terlalu sukar.Sebenarnya jenis ini berasal dari Amerika tropis, dan didatangkan untuk tanaman hias.Jenis paku ini pun lebih banyak digunakan sebagai tanaman ground cover apabila ditanam secara bergerombol, karena mempunyai perawakan yang kecil dan pendek.

2.7 Adiantum hispidulum

( Luluk Lugiati Sholihah Nim: 10620093)

  1. 1.        Gambar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Gambar pengamatan)                           (Cakmus, 2012)

 

 

  1. 2.        Lokasi

Identifikasi terhadap tumbuhan paku ini dilaksanakan di Coban Rondo. Pada hari Minggu, tanggal 18 Maret 2012.

 

  1. 3.        Sistematika

Kingdom : Plantae

Divisi : Pteridophyta

Kelas : Pteridopsida

Ordo : Polypodiales

Famili : Pteridaceae

Genus : Adiantum

Spesies : Adiantum hispidulum (Cakmus, 2012)

 

  1. 4.        Deskripsi

Dari hasil pengamatan terhadap Adiantum hispidulum dapat diketahui bahwa paku ini dapat ditemukan ditempa-tempat yang lembab diantara batu-batuan. Habitus dari paku ini adalah perdu.Akar berupa rimpang pendek mengelompok  berwarna gelap. Stipe halus, tanpa rambut, berbentuk bulat silindris dengan diameter ± 0,1 berwarna  hitan gelap pnjangnya sekitar 15 cm. Percabangan dikotomis terbagi.Daun berbentuk bulat panjang yang sempit, yang masing-masing terbagi lagi menjadi lebih kecil sekitar empat persegi panjang, seperti berlian, atau berbentuk kipas. peruratanya jelas dan teksturnya kasar. Daun berwarna hiaju tua dengan tepi berombak. Pada masing-masing ental memiliki 1 hingga 20 sori yang berada dibawah permukaan bawah daun sebalah pinggir. Sori berwana coklat tua.

Hasil ini sesuai dengan literatur, dalam jurnal botani dijelaskan bahwa Rimpang pendek merayap, tertutup oleh sisik coklat tua; rootlets kurang bulbils. Daun 5-70 cm, palmately atau dikotomus dibagi, segmen utama untuk asimetris dan simetris sangat lama mengintai; segmen 5-13 mm, tangguh, pucat sampai hijau tua; segmen utama dari daun puber atau jarang gundul; hitam Stipe, gemuk, agak kasar untuk scabrous; Stipe dan rachises jarang berbulu. Sori kecil, 1-20 per segmen, berdekatan bersama margin luar dan bagian atas. Spora menjadi 32 per sporangium, coklat, garis besar dalam pandangan kutub segitiga untuk cembung-segitiga; spora dibatalkan biasanya banyak, menyerpihkan halus perine, longgar mengikuti exine (Large, 1993).

 

 

  1. 5.        Manfaat

Adiantum hispidulum biasanya digunakan sebagai tanaman hias. Selain itu paku ini juga mengandung bhan organi yang baik untuk menjaga kelembaban tanah. Dapat juga mencegah kekeringan (Latifah, 2004).

 

 

2.8 Nephrolepis falcata

( Luluk Lugiati Sholihah Nim: 10620093)

  1. 1.      Gambar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. 2.      Lokasi

Identifikasi terhadap tumbuhan paku ini dilaksanakan di Coban Rondo. Pada hari Minggu, tanggal 18 Maret 2012.

 

 

  1. 3.      Sistematika

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas: Pteridopsida
                 Sub Kelas: Polypoditae
                     Ordo: Polypodiales
                         Famili: Dryopteridaceae
                             Genus: Nephrolepis
                                 Spesies: Nephrolepis falcata (Cakmus,2012).

 

  1. 4.         Deskripsi

     Berdasarkan pengamatan terhadap Tanaman paku dapat diketahui bahwa paku ini merupakan tanaman herba.  stipes berbentuk bulat, silindris panjang 10-25 cm. Daun tunggal,menyirip yang luas berbentuk  lanset panjang 35-120 cm dan 9-11 cm lebar dan kemiringan ke arah atas tapi sedikit menuju pangkal. Daun berwarna hijau dengan ujung meruncing, tepi daun bergerigi. Memiliki rimpang tegak pendek yang ditutupi dengan sisik coklat tua, memproduksi stolons benang panjang dari tanaman muda yang muncul sepanjang panjangnya. Sori, berbentuk bulat, terletak di permukaan bawah dau.

            Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Dalam jurnal biologi  dijelaskan bahwa Nephrolepis falcata (Cav.) C.Chr. Enthal tunggal, tersusun menyirip, warna hijau; ujungruncing; tepi bergerigi. Sori berbentuk bulat, berupa bintik-bintik kecil di tepi enthal, terdapat dipermukaan bawah enthal (Aththorick,2007).

Umumnya hidup di tanah tetapi ada juga yang hidup epifit. Disebut sebagai paku pedang karena entalnya memanjang berbentuk pedang. Mudah beradaptasi karena bersifat epipit dan memiliki kumpang yang tahan kering yang menjalar kemana-mana (Muspiroh,2010).

     Tergolong kromofita sejati karena sudah menyerupai tumbuhan tinggi. Batang berbentuik bulat, berwarna kecoklatan.Memiliki akar serabut, memiliki akar yang dibawah permukaan tanah. berfungsi menyerap air dan nutrisi dari tanah.Terdapat percabangan pada tulang daun, pada ujung urat daun terdapat sporangium yng tertata dengan rapi disepanjang tepi daun (Muspiroh,2010).

     Sedangkan secara anatomi mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis.Sorus merupakan kumpulan dari spora.Indusium adalah suatu lapisan pelindung untuk melindungi sporangium terutama yang masih muda. Spora adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku – pakis. Spora berbentuk bulat, menempel pada permukaan bawah daun. Silinder pusat terdiri dari xilem dan floem. Fase sporofit menghasilkan spora haploid melalui pembelahan meiosi. Spora tumbuh melalui bagian selnya menjadi gametofit. Gametofit menghasilkan gamet melalui pembelahan mitosis (Prawiro,2007).

 

  1. 5.      Manfaat

Nephrolepis falcata memiliki penggunaan gizi di mana daun tersebut direbus dan dimakan sebagai sayuran dan akar ditumbuk untuk tepung. Selain itu, beberapa bagian pakis dimanfaatkan sebagai obat tradisional di daerah tertentu untuk pengobatan bisul, luka, luka dan luka. Tanaman penyerap paling efektif untuk formaldehid. Sebagai bahan pembuat obat cacing. Dapat mengobati kanker perut (Muspiroh,2010).

 

2.9 Asplenium nidus

( Riftin Mazidah Nim: 10620106)

  1. 1.      Gambar:

 

 

Http://www.sci.muni.cz

 

 

  1. 2.      Sistematika Takson

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas: Pteridopsida
                 Sub Kelas: Polypoditae
                     Ordo: Polypodiales
                         Famili: Aspleniaceae
                             Genus: Asplenium
                                 Spesies: Asplenium nidus Linn.   (http://www.plantamor.com)

  1. 3.      Deskripsi

Habitus :

            Termasuk tumbuhan herba.

Habitat:

            Terestrial, paku epifit pada pohon tinggi, Tumbuh tersebar di seluruh kawasan yang diamati mulai 1.060-1.240 m dpl. Tumbuh epifit di batang pohon yang telah ditebang sampai di ranting pohon besar. Secara umum tumbuhan ini banyak ditemukan baik di dataran rendah maupun daerah pegunungan sampai ketinggian 2.500 m dpl., sering menumpang di batang pohon tinggi, dan menyukai daerah yang agak lembab dan tahan terhadap sinar matahari langsung. Tanaman ini tersebar di seluruh daerah tropis.Paku Sarang Burung atau nama saintifiknya Asplenium nidus adalah spesies epifit yang biasanya ditemui di kawasan tanah pamah, kawasan pergunungan dan kawasan hutan sekunder. Bahagian tengah spesies ini mampu mengumpul daun-daun kering daripada pokok sokongan melalui struktur berbentuk bakul dan mereputkannya untuk mendapatkan nutrien dan bahagian ini juga menyerap air hujan dan menyimpannya sehingga hujan yang seterusnya. Paku sarang burung merupakan jenis tumbuhan paku populer sebagai tanaman hias halaman. Orang Sunda menyebutnya kadaka, sementara dalam bahasa Jawa dikenal dengan kedakah. Penyebaran alaminya adalah di sabuk tropis Dunia Lama (Afrika Timur, India tropis, Indocina, Malesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik.Di daerah Pasundan paku ini dikenal dengan nama kadaka. Orang Jawa menyebutnya simbar merah, di Kalimantan disebut lokot dan di Maluku disebut tato hukung. Di ujung Pandang oleh orang Bugis menyebut bunga minta doa. Umumnya masyarakat menyebut paku sarang burungPakis Sarang burung berasal dari Malaya, kini tersebar luas di seluruh daerah tropika. Dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 2.500 m dpl. Orang bugis mempercayai bila tanaman ini tumbuh subur bertanda kehidupan dalam keluarga rukun dan makmur begitu pula sebaliknya bila merana mendapat kesulitan (Sastrapraja, dkk. 1979). Asplenium nidus L. di Bali sering digunakan sebagai tanaman hias untuk menata taman, merangkai bunga dan akarnya dicincang alus dapat digunakan untuk media mencangkok tanaman (Darma, 2006). Di Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti Asplenium nidus. L tumbuh pada pohon-pohon yang besar terutama pada pohon di tepi sungai.

Daun:

 Daun tunggal tersusun pada batang sangat pendek melingkar membentuk keranjang. Daun yang kecil berukuran panjang 7 -150 cm, lebar 3 – 30 cm. perlahan-lahan menyempit sampai bagian ujung. Ujung meruncing atau membulat, tepi rata dengan permukaan yang berombak dan mengkilat. Daun bagian bawah warnanya lebih pucat dengan garis-garis coklat sepanjang anak tulang, daun bentuk lanset, tersusun melingkar, ujung meruncing, warna daun bagian atas hijau terang, bagian bawah hijau pucat. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung..Tangkai daun kokoh, hitam, panjang sekitar 5 cm. Tulang daun menonjol di permukaan atas daun, biasanya hampir rata ke bawah, berwarna coklat tua pada daun tua. Urat daun bercabang tunggal, kadang bercabang dua, cabang pertama dekat bagian tengah sampai ±0, 5 mm dari tepi daun. Tekstur daun seperti kertas.Daun-daun terbentuk dari tengah pokok dan kemudian bersusun-susun membentuk roset yang diselaputi sisik berwarna coklat tua di pangkalnya.Paku ini mudah dikenal karena tajuknya yang besar, entalnya dapat mencapai panjang 150cm dan lebar 20cm, menyerupai daun pisang. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung.Dikenal juga sebagai paku sarang burung. Bentuk daunnya lebar secara visual serupa dengan daun pisang, panjangnya bisa mencapai 50-150cm dan lebar 10-20 cm. Warna daun hijau muda, berkerut, dan pelepah berwarna hitam. 

Batang:

Rhizome yang pendek ditutupi oleh sisik yang halus dan lebat, sisik berwarna coklat.

Akar:

Paku epifit dengan akar rimpang kokoh, tegak, bagian ujung mendukung daun-daun yang tersusun roset, di bagian bawahnya terdapat kumpulan akar yang besar dan rambut berwarna coklat, bagian ujung ditutupi sisik-sisik sepanjang sampai 2 cm, berwarna coklat hitam. Akar tumbuh di sepanjang batang pendek untuk mengukuhkan struktur Paku Sarang Burung ini.

Sorus/sori:

Sorus terletak di permukaan bawah daun, tersusun mengikuti venasi atau tulang daun, bentuk garis, warna coklat tua. Sori sempit, terdapat di atas tiap urat daun dan cabang-cabangnya mulai dari dekat bagian tengah daun sampai bagian tepi, hanya sampai bagian tengah lebar daun. dengan sori tertutup semacam kantung memanjang (biasa pada Aspleniaceae). Sorus berbentuk garis, tersusun rapat di permukaan bawah daun fertil dekat ibu tulang daun, berwarna coklat. Spora terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun, entalnya dapat mencapai panjang 150cm dan lebar 20cm, menyerupai daun pisang. Ental-ental yang mengering akan membentuk semacam “sarang” yang menumpang pada cabang-cabang pohon. “Sarang” ini bersifat menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan epifit lainnya. . Spora terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun, dengan sori tertutup semacam kantung memanjang (biasa pada Aspleniaceae).

 

Siklus hidup:

 

  1. 4.      Manfaat:

Manfaat Obat penyubur rambut (Boon, 1999), demam, sakit kepala (Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 2000), kontrasepsi, gigitan atau sengatan hewan berbisa (Baltrushes, 2006). Daunnya ditumbuk dan dicampur dengan parutan kelapa kemudian dioleskan pada rambut (Boon, 1999). Anti radang dan pelancar peredaran darah.Jenis ini sudah umum untuk tanaman hias, selain itu juga dapat digunakan sebagai obat tradisional seperti sebagai penyubur rambut, obat demam, obat kontrasepsi, depuratif, dan sedative,obat bengkak; daun paku sarang burung segar sebanyak segar sebanyak 15 gram, dicuci, ditumbuk halus dan ditambah sedikit anggur kemudian diborehkan ke bagian yang sakit,obat luka memar: daun paku sarang burung segar sebanyak 15 gram, dicuci dan direbus dengan 200 nil air sanipai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan saring. Hasil saringan diminum sekaligus dan lakukan pengobatan sebanyak 2 kali sehari, pagi dan sore.

2.10     Cyathea cooperi

( Riftin Mazidah Nim: 10620106)

  1. 1.      Gambar:

 

www.taxateca.com/ordencyatheales.html

  1. 2.      Sistematika Takson

Kingdom: Plantae

        Division: Pteridophyta

                 Class: Pteridopsida

                       Order: Cyatheales

                             Family: Cyatheaceae

                                     Genus: Cyathea

                                              Species: Cyathea cooperi(Braggins, 2004).

  1. 3.      Deskripsi:

Habitus:

Termasuk tumbuhan paku pohon.

Habitat:

            Anggota dari suku ini, banyak dijumpai didaerah tropika dan sub tropika. Cyathea cooperi sering ditemukan tumbuh di Australia juga dan tampaknya diimpor ke negara itu. Spesies ini tumbuh di kondisi pertumbuhan sangat basah di Selandia Baru termasuk rawa dan Boggs. Ini biasanya tumbuh di sepanjang pantai Queensland dan New South Wales di negara Australia. Pohon pakis bisa mencapai 30 kaki (hampir 10 meter) di habitat aslinya, tapi jarang terlihat dalam budidaya lebih besar dari 8 (2,5 meter) kaki. Para daun dari Cyathea cooperi juga bisa menjadi 8 kaki (2,5 meter) tapi selalu akan lebih kecil bila ditanam dalam sebuah wadah. C. cooperi membutuhkan tanah yang sangat baik dikeringkan dan dalam kebanyakan kasus cahaya disaring cerah. Australia pohon juga dikenal sebagai Cyathea cooperi, Cooper pohon pakis, pakis pohon bersisik dan berenda pohon pakis. Ini adalah pilihan populer pemilik rumah sebagai tanaman hias. Meskipun asli Australia, itu adalah ditemukan di seluruh dunia, khususnya di daerah tropis dan subtropis. Bentuk mahkota yang dibentuk oleh susunan daun daun, memberikan pohon menyenangkan. Hutan hujan dan selokan adalah habitat alami yang asli untuk Australia pohon pakis. Oleh karena itu, iklim yang paling cocok untuk Australia pohon pakis adalah lingkungan yang lembab. Bahkan kering iklim ini cocok untuk pohon, asalkan tanah tetap basah sepanjang waktu. Mereka tidak bisa mentolerir terlalu banyak sinar matahari dan karenanya harus ditempatkan di daerah-daerah teduh atau sebagian berbayang. Pohon adalah cepat tumbuh dan tanaman asli uproots pohon dengan membentuk tebal berdiri. Hal ini karena pohon menyebar spora dengan kecepatan sangat cepat dengan bantuan dari angin dan pohon-pohon tumbuh segera dalam seminggu atau lebih.

Daun:

            Daun besar dan panjangnya dapat sampai beberapa meter, biasanya berupa daun majemuk menyirip ganda. Merupakan paku tiang dengan bekas daun yang jelas di batang.  Daun tersusun sebagai roset batang, menyirip ganda (Bepinnate),  daun yang masih muda tegak atau serong, akhirnya mendatar dan  yang telah kering menggantung . Bentuk mahkota yang dibentuk oleh susunan daun daun, memberikan pohon menyenangkan. Susunan spiral daunnya memberikan tampilan yang elegan. Dedaunan pohon cemara di semua musim dan tidak mengubah di falls.

Batang:

            Paku ini mempunyai batang yang kuat. Tinggi batang dapat mencapai 15 meter dengan diameter antara 25-50 cm. Pohon tumbuh hingga ketinggian hampir 15 kaki. Pohon memiliki tinggi satu batang yang sekitar satu kaki dalam diameter. Pohon diliputi dengan pola bersisik oval dipangkas. Mereka sebagian besar pakis terestrial, biasanya dengan batang tinggi tunggal. Jarang, bagasi dapat bercabang atau merayap. Bagian tengah batang (anatomi batang )dikelilingi oleh bagian yang  berkayu, merupakan berkas-berkas pengangkut yang dikelilingi  oleh lapisan-lapisan sklerenkim . Batang pada sebagian besar paku tidak terlihat karena berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang. Akan tetapi, ada pula yang memiliki batang di permukaan tanah yang bercabang, seperti pada Cyathea.

Akar:

            Banyak spesies juga mengembangkan massa fibrosa akar di dasar bagasi. Akar pada paku bersifat seperti serabut yang ujungnya dilindungi oleh kaliptra (tudung akar).

Sorus/sori:

            Sori cangkir berbentuk pada bagian bawah daun. Sorus mengandung banyak sporangium yang terletak di bagian bawah daun, sorus bentuk bola. Indusium bisa ada atau tidak, jika ada berbentuk bola, piala atau  mangkok. Sorus agak jauh dari tepi daun, yang muda diliputi oleh indusium berbentuk bola,. Indusium akhirnya robek, hingga bentuk seperti piala atau cawan, daun menyirip ganda. Spora ini tumbuh di bawah daun pohon.

Siklus hidup:

 

  1. 4.      Manfaat:

            Cyathea cooperi adalah pilihan populer pemilik rumah sebagai tanaman hias. Pohon tumbuh hingga ketinggian hampir 15 kaki dan digunakan sebagai indoor houseplant maupun outdoor tanaman untuk berkebun.

2.11     Adiantum  sp.

( Ni’matur Rochmah Nim: 10620109)

  1. 1.      Gambar

 

                                    (Cakmus, 2012)

  1. 2.      Sistematika Takson (Cakmus, 2012):

Kingdom   Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom  Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Divisi   Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas  Pteridopsida
                 Sub Kelas  Polypoditae
                     Ordo  Polypodiales
                         Famili   Adiantaceae
                             Genus  Adiantum
                                 Spesies  Adiantum sp.

  1. 3.      Lokasi

Pengamatan tumbuhan paku ini dilaksanakan di air terjun Coban Rondo yang terletak di desa Pandesari kecamatan Pujon kabupaten Malang dan menurut administrasi pengelolaan hutan Cobanrondo masuk wilayah KPH ( Kesatuan Pemangkuan Hutan ) Perum Perhutani Malang. Coban Rondo merupakan tempat wisata air terjun yang pertama kali digunakan sebagai objek wisata pada tahun 1980. Air Terjun ini memiliki ketinggian yaitu 84 meter, ketinggian dari permukaan air laut yaitu 1.135 meter. Suhu rata-rata ± 220C dan curah hujan rata-rata mencapai 1721 mm pertahun. Sumber air di air terjun ini berasal dari sumber mata air Cemoro Dudo.

  1. 4.      Deskripsi

Suplir adalah sebutan awam bagi segolongan tumbuhan yang termasuk dalam genusAdiantum, familiAdiantaceae. Sebagai tumbuhan paku-pakuan, suplir tidak menghasilkan bunga dalam daur hidupnya. Perbanyakan generatif suplir dilakukan dengan spora yang terletak pada sisi bawah daun bagian tepi tanaman yang sudah dewasa.

Genus Adiantum memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis paku-pakuan lain. Daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi cenderung membulat. Sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi. Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium. Tangkai entalnya khas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan lain, daun tumbuh dari rizoma dalam bentuk melingkar ke dalam (bahasa Jawa mlungker) seperti tangkai biola (disebut circinate vernation) dan perlahan-lahan membuka. Akarnya serabut dan tumbuh dari rizoma.

Adiantum Sp hidup di tanah, hampir  semua paku-pakuan adalah herba atau agak berkayu. Letak akar tumbuhan paku bermacam-macam, pada Adiantum Sp akarnya serabut, tumbuh dari rizoma yang pakalnya rimpang, tegak dan berwarna coklat. Semua batang paku-pakuan kerap berupa rimpang karena umumnya arah tumbuhnya menjalau atau memanjat, bentuk batangnya bulat panjang, permukaan batangya halus, ukuraya berdiameter 1 mm, warna coklat dan percabangan monopodial.

Jenis daun pada Adiantum Sp ini adalah majemuk, tulang daunnya menyirip atau sporofil (daun fertil) yang fungsi utamanya adalah menghasilkan sporangium.Biasanya hampir semua sporofil juga berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis.

Adiantum memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis paku-pakuan lain. daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi cenderung membulat. Sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi.Spora.terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indisium.Tangkai entalnya khas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan lain.

Daun paku-pakuan mempunyai bentuk yang khas yang bebeda dengan daun tumbuh-tumbuhan lain sehingga biasa disebut ental.Ental pada Adiantum Sp bergulung melingkar, dimana pinula (anak daun) terdapat sorus dan pinna (menyirip) bergerigi, bentuk bangun memanjang, bentuk ujungnya tumpul dan tepinya bergerigi.

Pada beberapa paku-pakuan Adiantum Sp selain ciri-ciri umum juga mempunyai cirri-ciri khusus, antara lain:

a.   Terdapat vernasi bergelung

b.   Tidak ada dimorfisme

c.   Tidak ada daun tereduksi

d.   Tidak ada daun sarang

e.   Tidak ada ligula

f.    Tidak ada daun daun penumpu (stipula)

Sporangium pada Adiantum Sp terletak dibawah permukaan daun (dipinggir) teratur.Sorus berada dibawah permukaan daun letaknya tersebar atau teratur dimana dalam satu daun terdapat 4-6 sorus.Warna sporangiumnya yang muda berwarna putih dan yang tua berwarna coklat.Indisium yaitu membran penutup yang merupakan perkembangan dari epidermis bawah daun.Pada daun Adiantum Sp bentuk indisiumnya memanjang.

2.12     Asplenium scandicinum

( Ni’matur Rochmah Nim: 10620109)

  1. 1.      Gambar

 

                                                                                    ( Cakmus, 2012)

  1. 2.      Sistematika Takson (Cakmus, 2012):

Kingdom  Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom  Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Divisi  Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas  Pteridopsida
                 Sub Kelas  Polypoditae
                     Ordo  Polypodiales
                         Famili  Aspleniaceae
                             Genus  Asplenium sp.

                                                          

       3.  Deskripsi Morfologi

       

Jenis paku ini sering disebut dengan nama paku kenying, dan sekarang masih banyak ditemukan dimana-mana di hutan yang masih lebat. Tumbuhnya bias secara epifit, tetapi juga dapat tumbuh di batu-batuan atau tanah liat yang keras. Tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian mencapai antara 1.000-2.200 m dpl, terutama di tempat-tempat yang terlindung dan agak basah atau lembab.

Family Aspleniaceae memiliki ciri-ciri morfologi Akar rizoma yang pendek, kebanyakan batang merunduk, terdapat tangkai majemuk yang sederhana, tulang daun yang menyebar, tulang daunnya bebas, dari ujung akan menyatu membentuk suatu submarginal tulang daun. Sori memanjang sepanjang tulang daun, dangkal (superficial), indusial yang sama panjang, spora bilateral dengan perispora (Tagawa, 1988).

Daun tunggal tersusun pada batang sangat pendek melingkar membentuk keranjang. Daun yang kecil berukuran panjang 7 – 150 cm, lebar 3 – 30 cm. Ujung meruncing atau membulat, tepi rata dengan permukaan yang berombak dan mengkilat. Daun bagian bawah warnanya lebih pucat dengan garis-garis coklat sepanjang anak tulang daun. Hidup didaerah tropika. Dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 2.500 m dpl.

Daun  Family ini mempunyai bentuk yang disebut ental. Tangkai entalnya untuk ml membedakan dari tangkai yang lain. Bagian pipih ental sering disebut lamina yang bisa berbentuk tunggal atau terbagi-bagi menjadi beberapa atau banyak anak daun yang menyirip. Tiap anak daun dari daun yang menyirip disebut sirip (pinna) dan poros tempat sirip berada disebut rakis, jika tiap sirip bersirip lagi, seluruh ental disebut bersirip ganda dan setiap anak daun terkecil disebut pinulla. Tepi anak daun yang terbagi oleh tulang daun di sisi yang menuju ental disebut akroskopi, yang menuju pangkal ental disebut basiskopi.

Batang : berupa rimpang karena arah tumbuhnya menjalar atau memanjat, meskipun ada yang tegak. Disamping itu juga mempunyai cabang dengan arah tumbuh tegak atau menggantung. Permukaan batang tidak selalu halus.Ukuran batang sangat bervariasi dari beberapa millimeter sampai beberapa meter, diameter juga bervariasi dari beberapa millimeter sampai sentimeter.

Akar : serabut yang bercabang-cabang secara dikotom, letak akar di sepanjang bagian bawah rimpang yang menjalar pada seluruh permukaan rimpang. Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel – sel yang dapat dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri.

 Menurut Abdurrahim (2006) Ciri-ciri dari paku ini, sebagai berikut: berlimpang pendek, ujung tunasnya bersisik, berwarna coklat dan sisik tersebut dapat mencapai panjang 1 cm. jumlah entalnya dalam tiap pohon cukup banyak. Ental-ental tersebut menyirip dan tumbuhnya tegak, panjang tiap ental mencapai 100 cm lebih dan tiap ental terdiri atas anak-anak daun yang letaknya berpasangan. Anak daunnya tidak bertangkai, bercuping dangkal dan tipenya bergigi. Pangkal anak daunnya besar sebelah, sedangkan ujungnya lancip di permukaan atas daunnya berwarna hijau gelap, mengkilap.

 

2.13 Adiantum tenerum

(Izzatul Muhimmah Nim:10620111)

1. Gambar

 

 

(  Foto sendiri.2012)                                              (Cakmus. 2010)

2. Sistematika Taksonomi

 

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas: Pteridopsida
                 Sub Kelas: Polypoditae
                     Ordo: Polypodiales
                         Famili: Adiantaceae
                             Genus: Adiantum
                                 Spesies: Adiantum tenerum Sw.(Cakmus.2010)

 

3. Deskripsi

Suplir( Adiantum Tenerum)  adalah sebutan awam bagi segolongantumbuhanyang termasukdalam genus   Adiantum  famili Polipodiaceae.  Sebagai tumbuhan paku-pakuan,suplir tidak menghasilkan bunga dalamdaur hidupnya. Perbanyakan generatif  suplir dilakukan dengan spora yang terletak pada sisi bawahdaun  bagian tepi tanaman yang sudah dewasa. Suplir memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis paku-pakuan lain. Daunnya tidak berbentuk memanjang,tetapi cenderung membulat.Sorusmerupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi. Spora terlindungi olehsporangiumyang dilindungi olehindusium. Tangkaientalnyakhas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang  bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan lain, daun tumbuh dari rizoma dalam bentuk melingkar ke dalam (bahasa Jawamlungker  ) seperti tangkai biola (disebut circinate vernation ) dan perlahan-lahan membuka.Akarnya serabut dan tumbuh dari rizoma.Tanaman ini tidak memliliki nilai ekonomi penting. Fungsinya yang utama adalah sebagai tanaman hiasyang bisa ditanam di dalam ruang atau di luar ruang. Suplir sangat suka tanah yang gembur, kaya bahan organik (humus).Pemupukan dengan kadar nitrogenlebih tinggi disukainya. Pembentukan spora memerlukan tambahan fosfor  dan kalium.

Paku tanah, tinggi 0,25 -1,30 m. Akar rimpang tegak semakin menaik, atau memanjat, berdaun rapat dan pendek. Tangkai daun gundul,   10-40 cm. Daun majemuk, yang   besar menyirip ranngkap 3-4 tegak atau melengkung menggantung, panjang 15-90 cm.  Anak daun penempatannya berseling sepanjang poros sirip; gundul, sepanjang tepi  atas bercangap, bulat telur, oval atau bulat telur terbalik, dengan pangkal berbentuk baji atau tumpul, 1-3 kali 0,5-2,8 cm. Tangkai anak daun pada  ujungnya menebal dan di  sana berruas  dengan anak daun (sehingga   tangkai daun tertinggal setelah daun rontok), gundul.  Sori pada sisi bawah daun di bawah tepi taju daun yang menggulung tepi daun tersebut juga berfungsi menjadi selaput penutup, melintang memanjang sampai pendek berbentuk garis, lurus atau bengkok. 

Berasal dari India Barat.Dari dataran rendah sampai cukup tinggi di pegunungan; sangat banyak dipelihara menjadi tanaman perhiasan.Pada tembok tua dan dinding tanah kadang-kadang menjadi liar.

Tumbuhan suplir merupakan tumbuh-tumbuhan yang berkembang biak dengan sporaTumbuhan Suplir dimasukkan dalam golongan tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta)Tumbuhan ini masuk kedalam kelaompok Pterudophyta karena sudah dapat dibedakan antara batang, daun, dan akar.Pada umumnya hidup di atas tanah dengan cara bergerombol dan mempunyai akar serabut yang ujung akarnya dilindungi kaliptra.Kebanyakan hidup di tempat-tempat yang terlindung (sahdefern).Paku tanah atau suplir telah memiliki organ tubuh yang sesungguhnya seperti akar, batang dan daun.Daun pada tumbuhan paku suplir beraneka ragam.

Berdasarkan fungsi daun pada tumbuhan paku suplir ini ada dua macam jenis daun yaitu: Daun tropophyl (daun untuk fotosintesis saja / Daun steril )Daun sporophyl (daun penghasil spora/ daun fertil ).dan Berdasarkan ukurannya tumbuhan paku suplir ada dua macam jenis daun yaitu: Daun Makrophyl dan Daun Mikrophyl.

Daun :

Daun Makrophyl berukurannya lebih besar, Menyirip ganda sampai beberapa kali dengan urat-urat yang bebas, rapat, dan pendek, Daun yang makrofil (berdaun besar) dengan posisi yang berseling-seling serta daun yang menyerupai kipas, Bentuk daunnya bulat telur (membulat), persegi panjang, delta, jajar genjang, dan belah ketupat, Susunan daun tumpang tindih ,bersirip tunggal, bersirip ganda, ada juga susunan daunnya pada bagian bawah besar sedang pada bagian ujungnya mengecil sehingga mirip ekor, Tekstur daun biasanya lembut dan tipis, tetapi ada juga yang keras dan kaku, dan umumnya berwarna hijau mengkilap., Pada bagian daun terdapat tulang daun dan telah mempunyai mesofil (daging daun),Tangkai daun gundul sekitar 10-20 cm, Anak daun penempatannya bersaing sepanjang poros sirip, Daun memiliki mesofil (daging buah), jaringan bunga karang, jaringan tiang dan jaringan daun.

Akar :

Akar dari tumbuhan ini merupakan rimpang tegak, yang akar sejatinya semakin menaik atau memanjat,Akar berupa rhizome beruas pendek yang muncul akar-akar berupa serabut.Pada ujung akar dilindungi oleh kaliptra atau tudung akar.Di belakang kaliptra terdapat titik tumbuh berupa sebuah sel yang berbentuk bidang empat, yang kearah luar membentuk sel-sel kaliptra, sedangkan jika menuju kearah dalam membentuk sel-sel akar.

Batang :

Batang tanaman suplir hitam mengkilat berduri tegak atau semi tegak dan dijumpai sisik-sisik yang lunak atau keras.Batang bercabang-cabang dan berupa tongkat (rhizome) yang terdapat banyak daun dengan tingginya sekitar 0,25-1,3 m.Susunan anatomi batang terdiri dari epidermis, korteks dan stele. Pada ujung batang terdapat jaringan meristematik yang membentuk akar dan batang.

 

SPORA:

Terbentuk di dalam kotak spora atau sporangium sebagai alat reproduksinya yang terkumpul dalam sorus.,Sorus yang bentuknya bermacam-macam dan dilindungi selaput yang disebut insidium yang terletak pada tepi daun yang terlipat ke bawah dan mempunyai annulus sebagai mekanisme pengeluaran spora, Sorus yang masih muda terlindung oleh selaput indusium, Paku suplir mempunyai sorus bangun ginjal, jorong atau bangun garis, terletak pada tepi daun yang terlipat ke bawah berfungsi sebagai indisium.

 

METAGENESIS :

Siklus hidup tanaman suplir dimulai dari tanaman yang sudah dewasa yaitu ditandai dengan jatuhnya spora yang telah matang atau melompat ke luar dari kotak spora.Apabila spora tersebut jatuh di tempat yang cocok (tanah yang subur), maka spora itu akan tumbuh menjadi suatu badan/lembaran hijau yang disebut prothallium (prothallus), Prothallus ini biasanya berklorofil, sehingga bisa berasimilasi, Sedang untuk mengambil makanannya dari dalam tanah prothallus ini akan menggunakan rhizoidnya, Pada prothallus ini akan terbentuk gametangium yakni berupa antheridia yang menghasilkan spermatozoid dan archogenium menghasilkan sel telur, Selanjutnya dengan perantaraan medium air yang ada disekitar prothallus, spermatozoid akan bergerak menuju archogonium, Pertemuan dua sel kelamin ini akan menghasilkan zigot, Kemudian zigot ini akan terus berkembang membelah diri dan akhirnya terbentuklah sporophit muda, Sporophit muda inilah yang akan tumbuh terus menjadi tumbuhan paku yang kemudian akan menghasilkan spora kembali.

3. Manfaat

Tanaman suplir (Adiantum tenerum Sw.) ialah tanaman hias daun yangperlu mendapat perhatian untuk dikembangkan di Indonesia agar tidak punah.Tanaman suplir memiliki nilai ekonomis karena bentuk daunnya yang sangatmenarik dan artistik.Tanaman suplir dapat diperbanyak melalui perbanyakan secarageneratif maupun vegetatif.Perbanyakan secara generatif menggunakan spora,sedangkan perbanyakan vegetatif menggunakan pemisahan rumpun atau anakan.Pada perbanyakan tanaman suplir dengan menggunakan pemisahan rumpun, factor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman suplir ialah media tanam. Permasalahanyang sering terjadi pada media tanam suplir ialah drainase dan aerasi yang tidak baiksehingga rumpun suplir akan mengalami kelayuan daun, akar rusak (membusuk)sehingga akhirnya suplir mati. Media tanam yang ideal bagi tanaman suplir ialahmedia tanam yang cukup lembab (RH 50 % – 80 %), memiliki porositas yang baik,sehingga drainase dan aerasinya bagus (Rukmana, 2003).

2.14 Dryopteris filix-mas

Izzatul Muhimmah (10620111)

1. Gambar

 

 (foto sendiri.2012)                                                 (Andik.2010)

2. Sistematika Takson

Kingdom: Plantae

           Division: Pteridophyta

                     Class: Pteridopsida

                           Order: Polypodiales

                                Family: Dryopteridaceae

                                      Genus: Dryopteris

                                          Species: Dryopteris filix-mas.(Cakmus.2010).

 

3. Deskripsi

Dryopterisfilix-mas (commonFernFernatauMale) adalah salah satupakisyang paling umum daribelahan bumi utarasedang,terjadidi sebagian besar Eropa, Asia, dan Amerika Utara.Ininikmatdaerah yang diarsirlembabdan umumdiunderstorydarihutan, tetapi juga ditemukandi tempat-tempatteduhdihedgebank, batu, danscrees. Hal ini jauh lebihberlimpahdi Amerika Utaradaripada di Eropa.

Setengah hijau daun memiliki kebiasaan tegak dan mencapai panjang maksimum 1,5 m, dengan mahkota tunggal pada batang bawah masing-masing. Daun bipinnate terdiri dari 20-35 pinnae pada setiap sisi dari malai. Daun lancip pada kedua ujungnya, dengan pinnae basal sekitar setengah panjang pinnae tengah. Para pinules agak tumpul dan sama-sama lobed di sekitar. Batang ditutupi dengan oranye-coklat skala. Di permukaan abaxial dari pisau matang 5 sampai 6 sori berkembang dalam dua baris. Ketika spora matang pada bulan Agustus hingga November, indusium mulai mengerut, menyebabkan pelepasan spora.Jenis ini hybridises mudah dengan Dryopteris affinis (Scaly Fern Laki-laki) dan Dryopteris oreades (Mountain Pria Fern).

Habitat :

D. filix-mas tumbuh di tempat dapm, berlempung atau berpasir sub-tanah di kanopi dari campuran, pohon gugur. Kebanyakan situs berada di sisi sungai kecil-lembah di ketinggian antara 120 dan 165 juta dan di hutan lebih dari 150 tahun.

Batang, Akar, Daun:

Rimpang: tegak, kokoh, bercabang, ditutupi dengan basis Stipe tua.
Frond: 120 cm tinggi 25 cm dengan lebar daun, monomorfik, tegak untuk agak melengkung rasio, pisau / Stipe: 2:01-3:01.Stipe: beralur, jerami-coklat, sisik pucat coklat, bundel vaskuler: 5 atau 7 dalam pola berbentuk c.Blade: menyirip-pinnatifid, hampir 2-menyirip, jarang lebih, bulat telur-lanset, terluas di herba, menengah agak kasar, pertengahan, sisik hijau tipis di sepanjang malai hijau.Pinnae: 16 sampai 24 pasangan, lanset, lurus ke atas sedikit melengkung; basal pinnae bulat telur-lanset, banyak dikurangi; pinnules pinnules basal ± panjang yang sama dengan pinnules berdekatan, pinnule rendah basal dan pinnule atas dasar sama, melekat pada costa sepanjang dasar ; costae beralur di atas, terus menerus dari malai untuk costae; margin bergerigi; urat bebas, bercabang.
Sori:

Bulat, dalam 1 baris antara pelepah dan margin, pada bagian atas daun palem itu, indusium: reniform, hijau pucat pada awalnya, kemudian keputihan, lalu kelam abu-abu, coklat kemudian berkarat, kemudian mengerut, pada sinus, sporangia: hitam atau coklat gelap.

Tangkai daun: Kurang dari ¼ panjang pisau; ScaleY terutama di pangkalan; sisik coklat, dan tersebar dari dua jenis satu yang luas, satu filamen.MenggunakanRimpang pakis Pria memiliki tindakan beracun kuat pada cacing pita, yang membunuh dan mengusir. Dalam dosis besar itu adalah racun iritan.

Sori: Bulat, dalam 1 baris antara pelepah dan margin, pada bagian atas daun palem itu, indusium: reniform, hijau pucat pada awalnya, kemudian keputihan, lalu kelam abu-abu, coklat kemudian berkarat, kemudian mengerut, pada sinus, sporangia: hitam atau coklat tua, jatuh akhir musim panas ke musim gugur pertengahan.

Budaya Habitat: Utara timur berbagai Amerika hanya muncul pada tanah berkapur, yang, Eropa Asia, dan Amerika Utara barat berbagai paling mana saja. Distribusi: Amerika Utara, Eropa, Asia. Hardy ke -30 ° C, USDA Zona 4.

 

Frond:

120 cm tinggi 25 cm dengan lebar daun, monomorfik, tegak untuk agak melengkung rasio, pisau / Stipe: 2:01-3:01.Stipe: beralur, jerami-coklat, sisik pucat coklat, bundel vaskuler: 5 atau 7 dalam pola berbentuk c.

 

Blade:

Menyirip-pinnatifid, hampir 2-menyirip, jarang lebih, bulat telur-lanset, terluas di herba, menengah agak kasar, pertengahan, sisik hijau tipis di sepanjang malai hijau.

Pinnae: 16 sampai 24 pasangan, lanset, lurus ke atas sedikit melengkung; basal pinnae bulat telur-lanset, banyak dikurangi; pinnules pinnules basal ± panjang yang sama dengan pinnules berdekatan, pinnule rendah basal dan pinnule atas dasar sama, melekat pada costa sepanjang dasar ; costae beralur di atas, terus menerus dari malai untuk costae; margin bergerigi; urat bebas, bercabang.
Para pakis laki-laki, Dryopteris Filix-mas, Schott (NO Filicineoe), adalah melimpah. Ini menghasilkan seberkas melingkar daun mencapai satu meter dengan tinggi dan timbul dari rimpang gemuk. Lamina ini dibagi pinnately, dan dikenakan pada di bawah permukaan, padahal buah, berbentuk ginjal atau kadang-kadang hampir peltate sori. Tangkai daun ini dikenakan banyak coklat, sisik scarious, terutama di bagian bawah.Meskipun laki-laki adalah pakis pakis Inggris umum, ada beberapa orang lain yang sangat mirip dan mungkin berkumpul di tempatnya. Dari jumlah tersebut yang paling penting adalah A. Filix-foemina, Roth, wanita pakis, dan D. spinulosa, O. Kuntze, perisai pakis.

Rimpang A. Filix-foemina dapat dengan mudah dibedakan dengan jumlah bundel di dasar daun, untuk sementara pakis pria memiliki 7-9 wanita pakis hanya memiliki dua yang besar. Selain itu, wanita pakis tidak menghasilkan sel mensekresi dalam parenkim rimpang atau tangkai daun. Telah memutuskan sifat antelmintik, dan mengandung asam filicic dan mungkin filmarone juga. Hal ini jarang, jika pernah, ditemukan dalam obat komersial.Beberapa ancaman ada untuk kelangsungan hidup Dryopteris-mas filix. Ini termasuk kompetisi spesies, faktor iklim termasuk kekeringan, hilangnya pak salju pelindung selama musim dingin, musim tanam pendek, rusa herbivora, dan perubahan penutupan kanopi atau habitat perubahan (karena kegiatan pemanenan kayu atau blowdowns alam).

Bandingkan dengan affinis Dryopteris yang memiliki bercak gelap di dasar costa, dan kekuningan-hijau, pisau lebih kasar, lebih stipes bersisik, sisik emas, dan ukuran biasanya lebih kecil.Orang tua Dryopteris oreades dan D. caucasica.Ini lebih besar dari orang tua pertama. Hal ini dibedakan dari kedua dengan warna yang lebih gelap untuk margin pisau bergerigi dan hanya-satu segmen daripada margin ganda-bergerigi D. caucasica.

 

4.  MANFAAT

Akar digunakan, sampai beberapa kali, sebagai obat cacing untuk mengusir cacing pita, tetapi telah diganti dengan obat yang kurang beracun dan lebih efektif. Aktivitas anthelmintik telah diklaim akibat asam flavaspidic, turunan phloroglucinol. Tanaman ini kadang-kadang disebut dalam sastra kuno sebagai Worm Fern. Hal ini juga ditanam sebagai pakis hias di kebun.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1              Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan dan didukung literatur dapat disimpulkan bahwa beberapa tumbuhan paku yang hidup di Coban Rondo memiliki ciri- ciri yang  khusus sesuai khateristik dari paku tersebut.

Marsilea crenata berciri-ciri yaitu paku air, herba dan berdaun belah empat, sorus berupa sporokarp.Asplenium adiantum-ningrumberciri-ciri paku darat atau epifit, daun majemuk, spora berada di bawah permukaan daun.Belvia spicata berciri-ciri epifit pohon, daun memanjang kecil, spora di bawah permukaan daun dan Equisetum scirpoidesmemiliki ciri-ciri batang tak berdaun hanya berupa mikrofil, spora terletak di ujung batang sebagai strobilus.

Davallia solida memiliki ciri-ciri memiliki rimpang, entalnya berjumbai, sedangkan batang Pteris sp. berbentuk bulat beralur secara longitudinal, beruas-ruas panjang dan kaku, permukaan pada batangnya halus. Warna daun pada Pteris sp. adalah hijau tua, peruratan (vernasi) menyirip, ujung-ujungnya bergabung dengan urat lain.

Adiantum hispidulum memiliki ciri-ciri habitus perdu, akar berupa rimpang pendek mengelompok  berwarna gelapdaun berbentuk bulat panjang yang sempit,seperti berlian, atau berbentuk kipas. peruratanya jelas dan teksturnya kasar. 20 sori yang berada dibawah permukaan bawah daun sebalah pinggir. Sori berwana coklat tua.Nephrolepis falcata (Cav.) C.Chr hidup epifit, sori berbentuk bulat, daun enthal panjang meruncing.

Asplenium nidus merupakan tumbuhan herba, terestrial, paku epifit pada pohon tinggi, Sorus terletak di permukaan bawah daun sedang Cyathea cooperi pohon, Daun berupa  roset batang, menyirip ganda (Bepinnate),  daun yang masih muda tegak atau serong.

Asplenium scandicinum batang  berupa rimpang,akar serabut bercabang dikotom, entalnya tersusun pada batang sangat pendek melingkar membentuk keranjang sedangkan akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah memiliki berkas  pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.

 

3.2              Saran

Saran yang terdapat dalam adalah:

  1. 1.      Untuk mengetahui manfaat dari tumbuhan paku tersebut perlu penelitian yang harus di lakukan terlebihdahulu.
  2. 2.      Membekali diri dengan pengetahuan dasar sebebelum terjun ke penagamata

DAFTAR PUSTAKA

 

Abdurrahim, Dudun. 2006. Tugas Tanaman dan Sistem Ruang Terbuka Hijau: Paku-pakuan. Bandung: IPB.

Alvyanto. 2009 (http://alvyanto.blogspot.com davallia_) diakses tanggal 01 April 2012.

Aththorick , Alief. 2007. Kekayaan Jenis Makroepifit di Hutan Telaga Taman Nasional Gunung leuser (tngl) Kabupaten Langkat. Jurnal Biologi Sumatera. Vol. 2, No. 1.

 

Braggins, John E.2004. Tree Ferns.America. Timber Press

Cakmus, 2008.Dunia Tumbuhan .(http:// www.plantamor.com)

Cakmus, 2012.Dunia Tumbuhan .(http:// www.plantamor.com)

Campbell, 2003. Biologi. UGM:Bandung

Frohne, Dietrich, janji, Hans Juergen (2004), tanaman beracun, Stuttgart: Wissenschaftliche Verlagsgesellschaft

Hertwig (1938), Kesehatan Melalui Herbal, Berlin: Koch

Hoshizaki,Barbara joe.2009. Fern Grower’s.Amsterdam

ITB.2012. Taksonomi Tumbuhan.(http:// www.sithitb.com)

Iwatsuki, dkk. 1985. Flora Of Thailand volume three part two. Bangkok : TEM STIMINAND

Johns. 2005.Asplenium section Thamnopteris (Aspleniaceae) – new information leading to a better taxonomy of the section. Japan:Symposium Abstract

Large.M.F.1993.A Morphological Assessment of Adiantum hispidulum Swartzand A. pubescens Schkuhr (Adiantaceae: Filicales) in New Zealand. New Zealand Journal of Botany.Vol. 31: 403^17.

Latifah, Eva.2004.Biologi 2. Bandung: Remaja Ros Dakarya.

Muspiroh, Noviyanti, dkk.2010.Buku Panduan Praktikum Taksonomi Tumbuhan 1.Cirebon: Pusat Laboratorium IAIN Syakh Nurjati.

 

Lubis, Siti Rahma. 2009. Keanegaraman dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku di    Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. Tesis: Provinsi Utara.

Marlena, Beni.2004. Ringkasan Penetapan Parameter Standar Umum Ekstrak Etanol 96% Daum Semanggi (  Marsilea CrenataPreshl.).Surabaya: Unair University

Mclean, D.C, dkk. 1952. Teks Books Of Practial Botany. Edinburgh:                                             Darien press

Murakami. 2008.Recognition of biological species in Asplenium nidus complex using molecular data and crossing experiments.Jakarta:  Malesiana

Mustofa, Imam.  2009. Petunjuk praktikum Botani Phanerogamae. Bandung: FPMIPA UPI

Piggot, A.G.1988. Botany an Introduction Science. Library of                                            Congress. USA.

Prawiro, Hartono. 2007. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.                 

Purwanti, Maya. 2011.Masilea crenata. Malang: UMM University

Rätsch, Christian (1998), Ensiklopedi Tanaman psikoaktif, Aarau: AT Verlag

Rätsch, Christian (2003), Schamanenpflanze Tabak II, Solothurn: Nightshade penerbit

Sastrapradja, S., J. J. Afriastini, D. Darnaedi dan Elizabeth. 1980. Jenis Paku  Indonesia. Lembaga Biologi Nasional, Bogor. hlm. 7

Schimpfky, Richard (1893), TanamanObat dalam gambar dan kata kami, Gera-Untermhaus: Kohler

Small, james. 1954. Quantitative Evolution X1X The Numerical                                           Composition of Copelands Filicales: vol.17, hal 362

Smitinand, Tem. 1989. Flora of Thailand. Bangkok. Vol.3 no.4 hal. 519-                            522

Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sulisetiono, Widi.(2009).Analisis mikroskopis dan vitamin semanggi air (Marsilea crenata presl.) (marsileaceae). Bogor: IPB

Steenis, Van. 2006. Flora Untuk Sekolah Indonesia. Jakarta: PT Pradnya Paramitha

Sulisetjono.2009. Taksonomi Tumbuhan Tinggi.Malang : UM

Sulisetjono. 2011. Bahan Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang:Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang

Tagawa,M. 1988. Flora of  Thailand. Bangkok: Auspices of  Danida at The

             Chutima press.   

Tjitrosoepomo. 1989. Taksonomi Tumbuhan : Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Jakarta: UGM Press.

Tjitrosoepomo,Gembong. 2009.Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta :                                   UGM.

Widhiastuti, retno. Dkk. 2006. Struktur dan komposisi tumbuhan paku-                     pakuan di kawasan gunung sinabung kabupaten karo. Vol. 13 no. 8

Http://neta.wordpress.com/2009/12/13/asplenium-nidus-l

Http://www.sci.muni.cz/bot_zahr/fotografie/skleniky/kapradiny/Asplenium

Http://www.taxateca.com/ordencyatheales.html

 

 

 

 

.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                             

                  Lampiran Gambar Asli

 

       
     
   
 

 

                  

 

 

 

 

 

Marselia crenata PreslAsplenium adiantum-ningrum   Belvisia spicata

 

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

    Equisetum scirpoides              Davallia solida                     Pteris vittata

 

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Adiantum hispidulum                  Nephrolepis falcate           Asplenium nidus

 

Cyeathea cooperi                  Adiantum sp.                  Asplenium scandicinum

 

 

Adiantum tenerum             Dryopteris filix-mas

 

 

tumbuhan dalam perspektif al-qur’an

MAKALAH

TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI

BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Dosen Pengampu :

Drs. Sulisetjono, M.Si

Ainun Nikmati Layli, M.Si

 

Disusun Oleh:

                                                          Nama   : Riftin Mazidah

                                                               NIM      : 10620106

 

                                                              Kelas    : Biologi C               

 

 

 

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2012

KATA PENGANTAR

 

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Taksonomi Tumbuhan Tinggi ini dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir  mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi.

Laporan ini disusun dengan mendapatkan arahan-arahan ataupun penjelasan dari pembimbing. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Drs, Sulisetjono, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi
  2. Ainun Nikmati Layli, M.Si selaku dosen pembimbing praktikum Taksonomi Tumbuhan Tinggi

atas arahan dan bimbingan yang bermanfaat hingga terwujudnya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan dalam penulisan makalah yang akan datang. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin-min Ya Robbal’alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

 

 

 

                      Malang, 01 Juni 2012

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Al-Qur`an menyebutkan sejumlah buah-buahan yang oleh ilmu pengetahuan modern ditegaskan memiliki khasiat untuk mencegah beberapa jenis penyakit. Buah-buahan yang memberikan manfaat pada tubuh manusia dalam berbagai cara, juga enak rasanya. Di dalam ayat-ayat Al-Qur`an, Allah menyuruh manusia supaya memperhatikan keberagaman dan keindahan disertai seruan agar merenungkan ciptaan-ciptaan-Nya yang amat menakjubkan.

uqèdur ü“Ï%©!$# tAt“Rr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $oYô_t÷zr’sù ¾ÏmÎ/ |N$t7tR Èe@ä. &äóÓx« $oYô_t÷zr’sù çm÷YÏB #ZŽÅØyz ßl̍øƒU çm÷YÏB ${6ym $Y6Å2#uŽtI•B z`ÏBur È@÷‚¨Z9$# `ÏB $ygÏèù=sÛ ×b#uq÷ZÏ% ×puŠÏR#yŠ ;M»¨Yy_ur ô`ÏiB 5>$oYôãr& tbqçG÷ƒ¨“9$#ur tb$¨B”9$#ur $YgÎ6oKô±ãB uŽöxîur >mÎ7»t±tFãB 3 (#ÿrãÝàR$# 4’n<Î) ÿ¾Ín̍yJrO !#sŒÎ) tyJøOr& ÿ¾ÏmÏè÷Ztƒur 4 ¨bÎ) ’Îû öNä3Ï9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sムÇÒÒÈ

.”dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman (Q.S Al-An’am:99).

Al-Qur`an menyebutkan begitu banyak jenis buah-buahan, yang akan tersedia bagi orang-orang beriman di dalam surga. Pada penggalan ini, secara singkat, kita akan memperbincangkan hikmah dan manfaat dari buah-buahan yang disebutkan di dalam Al-Qur`an, seperti kurma atau tamr. Diriwayatkan dengan shahih dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda :         “Barangsiapa yang mengkonsumsi tujuh butir kurma dipagi hari ,pagi hari itu ia tidak akan terganggu olehracun ataupun sihir”.

Wasiat yamg amat mahal ini dari Rasulullah SAW mencangkup makanan sekaligus obat untuk menjaga umatnya agar tidak terkena bahaya. Sehingga seseorang dapat hidup jauh dari segala hal yang membahayakan dirinya.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa ada keajaiban dari buah kurma atau tamr (Phoenix dactylifera), sehingga makalah ini mengupas tuntas tentang kurma baik dalam perspektif islam maupun dalam perspektif sains.

1.1  Rumusan Masalah

  1. Bagaimana buah kurma (Phoenix dactylifera) menurut perspektif islam?
  2. Bagaimana buah kurma (Phoenix dactylifera) menurut perspektif sains?
  3. Apa manfaat dan kandunagn dari buah kurma (Phoenix dactylifera)?

 

1.2  Tujuan

  1. Mengetahui tentang buah kurma (Phoenix dactylifera) menurut perspektif islam
  2. Mengetahui tentang buah kurma (Phoenix dactylifera) menurut perspektif sains
  3. Mengetahui manfaat dan kandungan dari buah kurma (Phoenix dactylifera)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kurma (Phoenix dactylifera) Menurut Perspektif Islam

Allah Subhanahu wa Ta‘ala telah melebihkan kurma dari buah-buahan yang lain, Alloh Subhanahu wa Ta‘ala  menyebutnya di 20 tempat yang berbeda di dalam Al-Qur’an dengan memakai lafadz pohon kurma : an – Nakhl,an-Nakhiil atau an-Nakhlah.

Dalam Al-Qur’an terdapat banyak surat yang meenjelaskan tentang kurma atu tamr,diantaranya yaitu: Ar-Rahman: 11, Al-Qaf:10, Yaasiin: 67, Ar-Ra’du: 4, Maryam: 25-26 (Dalam menjelaskan ayat ini Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan ‘Amr bin Maimun di dalam tafsirnya : ‘Tiada sesuatu yang lebih baik dari perempuan nifas kecuali kurma kering dan kurma basah’.), Maryam :23, Al-Baqarah: 266, Al-An’am: 99, Al-An’am: 141, An-Nahl: 11, An-Nahl: 67, Al-Isra’: 91, Al-Kahfi:32, At-Taha: 71,Al-Mu’minun: 19, Yaasiin: 34, Qamar: 20, Ar-Rahman: 68, Al-Haaqah: 7 dan ‘Abasa: 29.

Dalam Shahih Buhari dan Muslim, diriwayatan oleh Saad bin Abi Waqash, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  beliau bersabda ‘Barangsiapa mengkonsumsi kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun atau sihir’.

Ajwah merupakan salah satu jenis kurma yang berasal dari Madinah, dikenal sebagai kurma Hijaz yang terbaik dari seluruh jenisnya. Bentuknya bagus, padat dan agak keras, namun termasuk kurma yang paling lezat, harum dan empuk. Biasanya kalau anda survey ke pasar, dia memiliki harga yang paling tinggi diantara yang lain.

Dengan demikian, kurma ‘ajwa atau jenis kurma lainnya, teteplah merupakan obat yang manjur dan makanan yang bergizi komplit, dapat mencegah berbagai macam penyakit dan memberikan khasiat yang banyak pula untuk tubuh manusia.

Allah berfirman dalam Q.S.Maryam:25-26

ü“Ìh“èdur Å7ø‹s9Î) Æíõ‹Åg¿2 Ï’s#÷‚¨Z9$# ñÝÉ)»|¡è@ Å7ø‹n=tæ $Y7sÛ①$wŠÏZy_ ÇËÎÈ   ’Í?ä3sù ’Î1uŽõ°$#ur “Ìhs%ur $YZøŠtã ( $¨BÎ*sù ¨ûÉïts? z`ÏB Ύ|³u;ø9$# #Y‰tnr& þ’Í<qà)sù ’ÎoTÎ) ßNö‘x‹tR Ç`»uH÷q§=Ï9 $YBöq|¹ ô`n=sù zNÏk=Ÿ2é& uQöqu‹ø9$# $|‹Å¡SÎ) ÇËÏÈ  

“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu jika kamu melihat seorang manusia, Maka katakanlah:”Sesungguhnya Aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, Maka Aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”.(QS.Maryam:25-26)

Q.S.asy-Syuara:148

 

“Dan tanam-tanaman dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut”.(QS. Asy-Syuara:148)

Memilih makanan yang sehat dan bermanfaat merupakan tuntutan dalam syariat. Syaikh as-Sa’di (Bahjah Qulubi 1-Abror) menjelaskan tentang manfaat dan faedah memilih makanan,”kesehatan, udara segar, makanan sehat dan menggunakan berbagai hal yang dapat memperkuat tubuh termasuk penyebab panjangnya usia,demikian juga dengan memelihara silaturahim”.

Shobri al-Qubbani menjelaskan “Sesungguhnya ilmu pengetahuan menggelari kurma sebagai biji-bijian yang kaya dengan zat-zat besi dan sejenisnya, itu belum termasuk berbagai khasiat lain yang menjadikan kurma sebagai makanan sempurna dalam arti yang sesungguhnya. Meskipun harganya murah dan selalu ada di pasar-pasar. Buku-buku kedokteran ala Nabi SAW dan kitab-kitab hadits amat syarat dengan nash-nash yang menunjukkan keutamaan kurma, dan anjuran untuk mengkonsumsinya.

Kurma adalah makanan sekaligus obat.Allah SWT memberi petunjuk kepada umat Muhammad SAW dan membimbing mereka untuk mengkonsumsinya, serta menjadikannya sebagai keutamaan bagi mereka. Setelah itu, berbagai bangsa ikut menikmati manfaatnya, karena mereka mengetahui manfaat secara medis dan kesehatan dari kurma tersebut, melalui petunjuk Nabi SAW. Saat ini kita menyantapnya sebagai makanan, kita juga menyantapnya dalam rangka beribadah dan melakukan ketaatan. Kurma berguna sebagai makanan berbuka untuk orang yang berpuasa, untuk bersantap sahur, juga untuk mentahnik bayi yang baru lahi, ykni dibiarkan bercampur dengan air liurnya, seperti yang disebutkan dalam sunnah Nabi SAW. Mentahnik adalah mengunyah buah kurma dan menggosokkanya dilangit-langit mulut bayi, juga meletakkannya dibagian mulut bayi kemudian menggerakannya kekanan dan kekiri dengan gerakan yang halus, sehingga seluruh bagian mulut bayi terolesi dengan kurma yang telah dikunya itu.

Jenis kurma amat banyak sekali, konon mencapai dua ribuan. Di jazirah Arab sendiri sekarang ini ada kira-kira sekitar 400 jenis kurma. Sementara di Irak terdapat sekitar 600 jenis. Munculnya perbedaan jenis kurma itu bisa dikarenakan banyak factor, bisa pada cirri khas dari masing-masing kurma tersebut, bisa juga pada negeri tempat asal kurma tersebut, bisa juga diberi nama mengikuti nama penemunya, atau berdasarkan karakter-karakter lain. Contoh jenis kurma yang diberi nama sesuai dengan cirri khas masing-masing kurma tersebut yaitu al-Khodhrowi (kurma sayura), al-Anbari (kurma ikan paus), al-Muwasysyam (kurma cap) dan yang lainnya. Nama kurma yang berdasarkan penemunya yaitu kurma Daqol Musa, kurma Daqol Abbas, kurma Syaqro Mubarok, kurma Syqro Al-Qoshim dan yang lainnya. Nama kurma yang didasarkan pada negeri asalnya yaitu Hasawi, Hijazi, Najdi, Baghdadi, Bashrowi, dan lain-lain. Seiring dengan banyaknya jenis kurma, banyak pula sebutan dari kurma-kurma tersebut.

Kurma identik sebagai makanan manis untuk berbuka puasa. Tak hanya manis rasanya, tetapi memiliki gizi yang baik dibanding  manisan buah kering lainnya. Kebiasaan mengkonsumsi makanan manis saat berbuka puasa juga merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan para nabi. Bahkan kebiasaan itu telah menjadi sunah rasul. Rasa manis buah kurma tidak seperti buah kering lainnya. Rasa manis dan masyirnya yang mudah meleleh dilidah memiliki manfaat bagi kesehatan, terutama saat dikonsumsi untuk berbuka puasa.

 

2.2 Manfaat Kurma Menurut Rasulullah

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sering menjelaskan manfaat kurma, antara lain :

  •  Memakan 7 buah kurma dapat menangkal racun dan sihir.

Dalam Shahih Buhari dan Muslim, diriwayatan oleh Saad bin Abi Waqash, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  beliau bersabda ‘Barangsiapa mengkonsumsi kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari  itu ia tidak akan terkena racun atau sihir’.

Ajwah merupakan salah satu jenis kurma yang berasal dari Madinah, dikenal sebagai kurma Hijaz yang terbaik dari seluruh jenisnya. Bentuknya bagus, padat dan agak keras, namun termasuk kurma yang paling lezat, harum dan empuk. Biasanya kalau anda survey ke pasar, dia memiliki harga yang paling tinggi diantara yang lain.

  • Kurma Ajwa berasal dari surga dan dapat mengobati racun

Sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  : “Kurma ‘Ajwah itu berasal dari Surga, ia adalah obat dari racun”. HR. Ibnu Majah dengan sanad yang shahih.

  • Kurma mencegah pemiliknya dari kelaparan

Rumah yang tidak ada tamr (kurma kering) didalamnya, akan membikin lapar penghuninya (HR. Muslim no. 2046).

Rumah yang tidak ada tamr (kurma kering didalamnya, seperti rumah yang tidak ada makanan didalamnya (HR. Ibnu Majah no. 3328).

  • Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  memberikan contoh dengan kurma ketika memerintahkan umat ini untuk bersedekah

Dari Sahabat Adiy bin Hatim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  bersabda “Barangsiapa dari kalian yang mampu berlindung diri dari api neraka walaupun hanya dengan sebutir tamr, maka lakukanlah”. (HR. Muslim no.1016, HR. Bukhari no.6023, dan HR At-Tirmizdi no.2415).

  • Cara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  memakan kurma :
  1. Mencampur dengan keju, dalam HR. Abu Dawud no.3837 dan Ibnu Majah no.3343 Imam ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa zubdah(keju) dapat berfungsi melunakan tinja, melemaskan syaraf dan pembengkakan empedu dan kerongkongan. Jika dioleskan gusi bayi, akan mempercepat pertumbuhan gigi.
  2. Mencampur dengan mentimun, HR. Muslim no.2043, HR. Bukhari no.5440. Rasa panas yang ada pada kurma dapat menyeimbangkan rasa dingin pada mentimun, karena mentimun agak sulit dicerna di lambung , dingin dan kadang berbahaya. Sungguh pelajaran yang agung dari Rasul kita.
  3. Memakan kurma dengan semangka, HR. Abu Dawud no. 3836.
  4. Menganjurkan berbuka puasa dengan kurma basah (ruthab), kalau tidak ada dengan kurma kering, kalau tidak ada dengan meminum air seteguk demi seteguk. HR Abu Dawud no.2356.

Hadits ini mengandung hikmah agung secara kesehatan,yang diperlukan oleh orang yang berpuasa adalah zat gula yang mudah diserap oleh darah, lambung dan usus. Zat gula (glukosa dan fruktosa) memerlukan waktu 5-10 menit untuk diserap dalam usus manusia ketika dalam keadaan kosong. Sehingga waktu tersebut dapat digunakan sementara untuk menjalankan sholat maghrib.

  1. Melarang memakan kurma bagi orang yang baru sembuh dari sakit,HR. Abu Dawud no.3856.
  2. Boleh memakan kurma meskipun sakit mata, HR. Ibnu Majah no.3343.
  3. Memerintahkan jangan membuang kurma yang di dalamnya terdapat ulat, namun membersihkannya, HR. Abu Dawud no.3832.
  • Kurma sangat baik untuk menjadi bekal, bahkan pada waktu perang. HR. Muslim no.1910.
  •  Kurma untuk mentahnik bayi, HR. Al Bukhari no. 5467,3909,5469,5470 dan Muslim no. 2145,2146

Tahnik adalah mengunyah sesuatu kemudian meletakkannya di langit-langit mulut si bayi. Imam Nawawy rahimahullah dalam kitab syarah Muslim menjelaskan bahwa:

  1. Anjuran mentahnik bayi yang baru dilahirkan adalah sunnah, berdasarkan ijama’
  2. Hendaknya yang meantahnik adalah orang yang shalih, baik laki-laki maupun permpuan.
  3. Lebih utama mentahnik dengan  kurma
  4. Memberikan kesempatan kepada orang yang shalih untuk memberi nama.
  • Disunahkan memakan kurma sebelum berangkat untuk Idul Fitri dalam jumlah ganjil, HR Bukhari no.953 dan Ibnu Majah no. 1354.
  • Sebagian dari Kurma dapat dijadikan arak, dimana ia telah diharamkan dalam Islam, HR Bukhari no.2431 dan HR. Muslim no. 1071.

 Pada dua tulisan yang lalu,kita telah mengetahui apa itu kurma dan penjelasannya di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Untuk melengkapi pengetahuan kita tentang kurma, kali ini kita lihat manfaat kurma dari tinjauan medis modern :

  1. Tamr (kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan membantu melancarkan saluran kencing(dengan cara merebusnya), karena mengandung serabut-serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim tatkala melahirkan.
  2. Kurma basah (ruthab) juga mencegah terjadinya pendarahan pada wanita saat melahirkan dan mempercepat pengembalian posisi rahim seperti semula. Hal ini disebabkan adanya hormone oxytocine.
  3. Dapat menenangkan sel-sel syaraf melalui pengaruhnya terhadap kelenjar gondok.
  4. Buah kurma dapat mencegah stroke, karena mengandung unsur kalium yang tinggi yang dibutuhkan untuk mengatur denyut nadi jantung, mengaktifkan kontraksi otot dan membantu mengatur tekanan darah.
  5. Kurma juga mengandung salisilat yang dikenal sebagai bahan baku aspirin, obat pengurang rasa sakit dan demam, dan dapat mempengaruhi prostate gland (kelompok asam lemak hidroksida yang merangsang kontraksi otot, menurunkan tekanan darah).
  6. Buah kurma mengandung banyak zat garam mineral yang menetralisasi asam, seperti kalsium dan potassium. Ia meninggalkan sisa yang mampu menetralisasi asam setelah dikunyah dan dicerna yang timbul akibat mengonsumsi protein seperti ikan dan telur.
  7. Buah kurma mengandung vitamin A yang baik dimana ia dapat memelihara kelembaban dan kejelian mata, menguatkan penglihatan, pertumbuhan tulang, metabolism lemak, kekebalan terhadap infeksi, kesehatan kulit dan menenangkan sel-sel syaraf.

2.3 Kurma (Phoenix dactylifera) Menurut Perspektif Sains

  1. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas: Arecidae
                         Ordo: Arecales
                             Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan)
                                 Genus: Phoenix
                                     Spesies: Phoenix dactylifera L.

  1. Deskripsi Tumbuhan

Kurma , (Arab: تمر‎, Tamr; nama latin Phoenix dactylifera) adalah tanaman palma (Arecaceae) dalam genus Phoenix, buahnya dapat dimakan. Walaupun tempat asalnya tidak diketahui karena telah sejak lama dibudidayakan, kemungkinan tanaman ini berasal dari tanah sekitar Teluk Persia. Pohonnya berukuran sedang dengan tinggi sekitar 15-25 m, tumbuh secara tunggal atau membentuk rumpun pada sejumlah batang dari sebuah sistem akar tunggal. Daunnya memiliki panjang 3-5 m, dengan duri pada tangkai daun, menyirip dan mempunyai sekitar 150 pucuk daun muda; daun mudanya berukuran dengan panjang 30 cm dan lebar 2 cm. Rentangan penuh mahkotanya berkisar dari 6-10 m. Buah yang dihasilkan oleh pohon kurma dikenal sebagai buah kurma. Bentuk buahnya lonjong-silinder dengan panjang 3-7 cm, berdiameter 2-3 cm dan ketika masih muda warnanya merah cerah ke kuning terang, tergantung dari jenisnya. Kurma memiliki biji tunggal yang ukuran panjangnya sekitar 2-2,5 cm dan tebalnya 6-8 mm. Buah kurma dikelompokan menjadi tiga golongan utama yaitu: lunak (contohnya ‘Barhee’, ‘Halaw’, ‘Khadrawy’, ‘Medjool’), semi-kering (contohnya ‘Dayri’, ‘Deglet Noor’, ‘Zahidi’) dan kering (contohnya ‘Thoory’). Jenis buah ini tergantung pada kandungan glukosa, fruktosa dan sukrosa.

Pohon kurma merupakan tanaman jenis dioecious, yaitu memiliki tanaman jantan dan betina yang hidup secara terpisah. Mereka dapat tumbuh dengan mudah dari bakal biji, tetapi hanya 50% tanaman betina yang ditanam secara pembibitan akan berbuah, dan menghasilkan buah yang kecil serta berkualitas rendah. Sebagian besar perkebunan menggunakan perkembangbiakan stek pada tanaman, terutama pada kultivar ‘Medjool’ karena bisa menghasilkan panen yang banyak serta buah yang manis dan besar. Tanaman yang tumbuh dari cara stek akan berbuah 2-3 tahun lebih awal daripada tanaman yang menggunakan bibit. Pembuahan dengan serbuk sari pada pohon kurma dilakukan secara alami oleh angin tetapi pada perkebunan oasis tradisional dan perkebunan modern, penyerbukan dilakukan secara manual. Penyerbukan alami pada tanaman jantan dan betina, dapat terjadi dengan jumlah yang sama antara kedua tanaman. Namun, bila dilakukan dengan bantuan, satu tanaman jantan bisa menyerbuki hingga 100 tanaman betina. Tanaman jantan yang merupakan sebagai penyerbuk, memungkinkan para petani menggunakan sumber daya mereka untuk memproduksi lebih banyak buah pada tanaman betina.

Beberapa petani bahkan tidak memelihara tanaman jantan, yang mana sebagai bunga jantan, untuk menyediakannya di pasar lokal pada saat waktu penyerbukan. Penyerbukan manual dikerjakan oleh pekerja terampil dengan menggunakan bantuan tangga untuk naik ke atas pohon. Di beberapa daerah seperti Irak, para pekerja memanjat pohon dengan menggunakan alat pemanjat khusus, dimana alat tersebut mengitari batang pohon dan pendaki membuatnya tetap melekat pada bagasi saat mendaki. Jarang serbuk sari dapat diterbangkan ke bunga betina dengan angin. Kurma matang dibagi menjadi empat golongan, yang mana dikenal di seluruh dunia dengan menggunakan penamaan Arab yaitu, kimri (muda), khalal (berukuran penuh), rutab (matang, lembut), tamr (matang, dikeringkan dengan bantuan matahari). Setiap 100 gram kurma segar dapat mengandung sumber vitamin C dan energi sebesar 230 kcal (960 kJ). Air yang terkandung dalam kurma relatif sedikit dan hal ini tidak menjadikannya jauh lebih pekat pada saat proses pengeringan berlangsung, meskipun vitamin C-nya akan hilang.

Kurma merupakan tanaman tradisional yang penting di Turki, Iraq, Arab, Afrika Utara sampai ke Maroko. Di negara-negara Islam, kurma dan yogurt atau susu adalah makanan tradisional yang utama untuk berbuka puasa pada saat bulan Ramadan. Kurma (terutama Medjool dan Deglet Noor) juga dibudidayakan di Amerika Serikat pada bagian selatan California, Arizona dan bagian selatan Florida. Pohon kurma dapat berbuah setelah ditanam selama 4 sampai 7 tahun dan bisa dipanen ketika telah berusia 7 sampai 10 tahun. Pohon kurma yang telah dewasa bisa menghasilkan 80-120 kg (176-264 lb) buah kurma pada setiap musim panennya. Agar mendapatkan buah yang berkualitas untuk bisa dipasarkan, tandan kurma harus ditipiskan dan dibungkus atau ditutup sebelum matang supaya buahnya bisa tumbuh menjadi lebih besar dan terlindungi dari cuaca dan hama, seperti burung.

Kurma (Phoenix dactylifera) adalah sejenis tanaman palma yang banyak ditanam di Timur Tengah dan Afrika Utara karena buahnya dapat dimakan. Karena sejarah pembudidayaannya untuk diambil buahnya sudah lama sekali, asal usulnya yang tidak lagi diketahui, namun kemungkinana besar pohon ini berasal di oasis padang pasir di Afrika Utara, dan barangkali juga di Asia Barat Daya. Pohonya berukuran sedang, tingginya sekitar 15-25 meter, seringkalitumbuh bergerombol dengan beberapa batang pohon yang muncul dari satu akar yang sama, namun bisa juga tumbuh sendiri-sendiri.

 

2.4 Komposisi dan Kandungan Gizi Kurma

            Kandungan karbohidratnya berkisar sekitar 60% pada ruthab(kurma basah) – dan 70% pada tamr (kurma kering), 20% protein,3% lemak dan sisanya merupakan zat garam mineral dan besi.. Kebanyakan varietas kurma mengandung gula glukosa (jenis gula dalam darah) dan fruktosa (jenis gula yang terdapat dalam sebagian besar buah-buahan). Dalam setiap 100 gr kurma kering terkandung vitamin A 90 IU, tiamin 93 mg, riboflavin 114 mg, niasin 2 mg dan kalium 667 mg. Zat-zat gizi itu berfungsi membantu melepaskan energy, menjaga kulit dan syaraf agar tetap sehat serta penting untuk fungsi jantung.

Tabel selengkapnya nilai nutrisi buah kurma kering (dalam 100 gr)

Unsur

Kadar

Unsur

Kadar

Kalsium

52 mg

Protein

2,35 gms

Lemak

0,43 gms

Karbohidrat

75 g

Fiber/serat

2,4 g

Vitamin A

90 UI

Thiamin (Vitamin B1)

93 mg

Riboflavine (Vitamin B2)

144 mg

Asam Nikotinat

2,2 mg

Kalium (potassium)

667 mg

Magnesium

50 mg

Besi

1,2 mg

Copper/tembaga

2,4 mg

Biotin

4,4 mikrog

Zinc

1,2 mg

Asam folic

5,4 mikrog

 Sulfur

14,7 mg

Asam Askorbat

6,1 mg

Sodium

13 mg

Niasin

2 mg

Khlorida

271 mg

Kobalt

1,9 mg

Glukosa

38,5 gms

Fruktosa

35,5 gms

Fosfor

63 mg

Unsur gula lain

3,4 gms

Energi

323 kal

   

Kandungan gizi yang terdapat dalam kurma antara lain karbohidrat, mineral, dan vitamin.

  • Karbohidrat

Karbohidrat dalam kurma terkandung dalam bentuk glukosa, sukrosa, fruktosa dan sejumlah kecil poliskadarida. Salah satu alasan kurma dianggap sebagai buah yang baik dikonsumsi adalah karena banyaknya karbohidrat yang terkandung di dalamnya. Hampir 50-60% dari seluruh kandungan buah ini merupakan gula. Persentase ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan buah lain yang hanya mengandung 20-40% gula dalam kandungan buahnya.Gula yang terkandung dalam kurma diserap tubuh selama 45-60 menit. Ini jauh lebih lama dibanding dengan segelas air yang mengandung gula. Hal ini bisa membuat seseorang mampu menahan lapar saat berpuasa. Dalam karbohidrat yang dimiliki kurma ini juga terkandung serat-serat kasar yang bermanfaat dalam pencegahan kesulitan buang air besar. Selain mengandung karbohidrat, kurma juga mengandung banyak sekali jenis mineral di dalamnya. Antara lain kalium atau potasium, kalsium, fosfor, besi, dan lain-lain.

Kalium/Potasium
Telah diketahui bahwa kalium mampu mencegah stroke. Dari penelitian tentang pola makan pada 859 orang pria dan wanita berusia di atas 50 tahun di California Utara, AS, didapatkan bahwa mereka yang mengonsumsi makanan dengan asupan kalium tinggi (3500 mg per hari) hampir tak ada yang menderita stroke. Sementara mereka yang mengonsumsi sedikit kalium (1950 mg per hari) memiliki risiko terserang stroke lebih besar. Berdasarkan penelitian itu, diambil kesimpulan bahwa dengan mengonsumsi satu porsi ekstra makanan kaya kalium (minimal 400 mg setiap hari) risiko fatal stroke dapat berkurang hingga 40 persen. Untungnya dalam 100 gram kurma terdapat 666 mg kalium. Selain mengurangi risiko terserangnya stroke, kalium juga bermanfaat dalam menjaga kestabilan tekanan darah dan melindungi pembuluh darah dari kejadian aterosklerosis atau timbulnya plak-plak yang dapat menyumbat pembuluh darah. Hal ini sangat menguntungkan para penderita hipertensi tentunya. Karena kalium ini mampu menurunkan tekanan darah yang tinggi. Selain itu, kalium juga diperlukan untuk fungsi saraf dan kontrol otak. Kalium mampu membantu pergerakan saraf untuk mengendalikan aliran cairan dari otot dan sel-sel tubuh. Kekurangan kadar kalium mampu mengakibatkan kram otot dan detak jantung tidak teratur.

Kalsium
Dari sekian banyak mineral, kalsium merupakan mineral terbanyak dalam tubuh. Sekitar 99% kalsium terdapat dalam tulang dan gigi. Sedangkan 1% kalsium terdapat dalam darah dan jaringan lunak. Untuk memenuhi kebutuhan 1% kalsium ini, tubuh mengambilnya dari makanan yang kita makan atau dari tulang. Jika asupan kalsium yang kita makan tidak mencukupi maka, tubuh akan mengambilnya dari tulang.  Kurma sangat bermanfaat bagi wanita hamil karena kalsium yang terdapat di dalamnya berperan dalam pembentukan tulang dan gigi pada janin, bahkan juga bermanfaat untuk tulang dan gigi bagi wanita itu sendiri. Dalam sehari, orang dewasa membutuhkan 800 mg per hari. Untuk wanita hamil justru harus lebih. Sementara kurma hanya menyumbang 52 mg dalam 100 gram buahnya. Tapi tidak masalah, karena kita sendiri juga sudah mengonsumsi kalsium yang cukup dari sayur-sayuran.

Magnesium
Magnesium dalam tubuh kita dapat kita temukan pada sel darah merah, gigi dan tulang. Dan magnesium merupakan salah satu mineral yang penting. Mineral ini berperan dalam menjaga kestabilan tekanan darah, mengurangi risiko serangan jantung dan stroke, menghindari pembekuan darah, mencegah komplikasi penyakit diabetes, dan membantu memelihara kekuatan tulang. Selain itu, magnesium juga menjadi salah satu mineral yang dibutuhkan tubuh dalam memproduksi energi, membentuk protein, membentuk DNA, dan membantu menghantarkan pesan atau informasi ke saraf. Banyaknya magnesium dalam 100 gram kurma ternyata hampir sama dengan kadar kalsium dalam kurma, yaitu 50 mg. Tubuh kita membutuhkan magnesium sekitar 400 – 1000 mg per hari. Tetapi bukan berarti Anda harus memakan minimal delapan buah kurma setiap harinya. Asupan magnesium bisa juga kita dapatkan dari nasi merah, sayur-sayuran dan kacang-kacangan.

Fosfor
Fosfor merupakan mineral terbanyak nomor dua dalam tubuh setelah kalsium. Mineral ini ada dalam tubuh kita dalam bentuk kristal kalsium fosfat. Kira-kira 80% berada dalam tulang dan gigi. Fungsi utama fosfor ini adalah sebagai pemberi energi, pembentukan DNA, membantu penyerapan kalsium, dan menunjang kesehatan tulang dan gigi. Bagi anak-anak fosfor bisa berguna sebagai pendukung pertumbuhannya. Anak di bawah satu tahun membutuhkan sekitar 100 – 300 mg per hari, sedangkan anak-anak 1 – 10 membutuhkan 700 – 1000 mg per hari. Sementara orang dewasa 1000 – 1300 mg per hari. Dalam 100 gram kurma, terdapat 63 mg fosfor.

  • Mineral
    Mineral-mineral lain yang terkandung dalam kurma antara lain besi, natrium atau sodium, tembaga, mangan, kobalt, dan yodium. Tentunya masing-masing mineral ini memiliki manfaat-manfaat tersendiri. Misalnya besi dalam pembentukan hemoglobin. Menariknya kandungan besi dalam 100 gram kurma dapat memenuhi kebutuhan besi dalam satu hari. Terkadang buah kurma lebih dipilih dibanding tablet suplemen zat besi, mengingat banyaknya efek samping akibat konsumsi tablet suplemen zat besi seperti mual, sakit kepala dan hilang nafsu makan.
  • Vitamin

Vitamin-vitamin yang terkandung dalam buah kurma antara lain vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niacin), biotin, asam folat, vitamin C (asam askorbat), pro-vitamin A (beta-carotene), nicotinamide, retinol equivalent, asam pantotenat, dan vitamin B6. Vitamin A dalam 100 mg ada sekitar 90 IU (international unit) bermanfaat untuk kesehatan mata, pertumbuhan dan perkembangan janin, dan kesehatan sel reproduksi. Mengingat kita membutuhkan vitamin A sekitar 5000 IU per hari, maka tidak ada salahnya jika memilih kurma sebagai salah satu sumber vitamin A kita saat berpuasa. Selain vitamin A, vitamin yang diandalkan dari buah kurma adalah vitamin B1, B2, dan C. Vitamin B1 berfungsi untuk mencegah kerusakan saraf, membantu sel untuk membentuk energi dan lain-lain. Sementara vitamin B2 berperan dalam mempertahankan kesehatan kulit dan rambut, dan sangat dibutuhkan saat proses metabolisme tubuh. Vitamin C bersifat sebagai antioksidan. Tubuh membutuhkan paling sedikit 60-90 mg per hari. Jika kita mengonsumsi vitamin C secara berlebih maka sisanya akan dibuang melalui air urin. Manfaat vitamin C bagi tubuh sangat banyak. Bahkan vitamin C memiliki lebih dari 300 fungsi metabolik dalam tubuh. Beberapa manfaat penting dari vitamin C antara lain meningkatkan kekebalan tubuh, memperbaiki sel dan jaringan tubuh yang rusak akibat radikal bebas, merawat kulit dan lain-lain.

                                                       

          Pohon Kurma (Phoenix dactylifera)                  Tandan Kurma

                                   

                                     Buah Kurma (Phoenix dactylifera)                            

 

 

 

 

 

2.5 Sejarah Kurma (Phoenix dactylifera)                            

Kurma telah menjadi makanan pokok di Timur Tengah selama ribuan tahun lamanya. Pohon Kurma diyakini berasal dari sekitar Teluk Persia dan telah dibudidayakan sejak zaman kuno dari Mesopotamia ke prasejarah Mesir, kemungkinan pada awal 4000 SM. Bangsa Mesir Kuno menggunakan buahnya untuk dibuat menjadi anggur kurma dan memakannya pada saat panen. Ada bukti arkeologi budidaya kurma di bagian Arab timur pada tahun 6000 SM. (Alvarez-Mon 2006). Pada zaman selanjutnya, orang Arab menyebarkanluaskan kurma di sekitar Selatan dan Barat Daya Asia, bagian utara Afrika, Spanyol dan Italia. Kurma diperkenalkan di Mexico dan California, disekitar Mission San Ignacio, oleh bangsa Spanyol pada tahun 1765.

2.6 Khasiat dan Manfaat Kurma (Phoenix dactylifera)  

Kurma memiliki sejuta manfaat yang beragam. Itu semua berkat kandungan yang ada dalam buah kurma. Kurma sering dikonsumsi saat bulan puasa sebagai hidangan pembuka. Alasannya karena kandungan gula yang dimiliki sangatlah tinggi, sehingga bisa dijadikan penyuplai energi yang sudah hilang saat berpuasa. Menurut ahli gizi IPB, Dr Hardinsyah MS, Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB, buah kurma memiliki kandungan gizi yang hampir lengkap. Dia juga berpendapat kurma dapat memulihkan stamina saat berpuasa karena kandungan fruktosa dan glukosa di dalamnya.

Berbagai khasiat buah kurma menurut kalangan ahli medis modern dan ahli medis klasik adalah:

  • Memperkuat otot polos dan saraf
  • Memperlambat proses penuaan tubuh
  • Berkhasiat bagi mereka yang terkena anemia
  • Bisa menambah berat badan anak-anak
  • Menjaga kelembaban mata dan cairan mata
  • Memperkuat saraf telinga
  • Bisa menenangkan saraf, mengusir kegelisahan psikologis, menyebarkan rasa tentram dan ketenangan jiwa
  • Merangsang kerja kelenjar adrenalin
  • Memperkuat saraf daan limpa
  • Melembabakan usus dan menjaganya agar tidak lemah atau mengalami peradangan
  • Memperkuat sel-sel otak dan otot
  • Mengatasi pusing-pusing atau pandangan nanar
  • Sangat efektif membangkitkan vitalitas tubuh
  • Memperlancar buang air kecil, membersihkan lever (hati) dan mencuci ginjal
  • Berkhasiat aktif untuk kekuatan seks
  • Obat flu dan radang tenggorokan
  • Mengatasi mabuk
  • Meningkatkan trombosit pada penderita demam berdarah
  • Untuk bahan makanan,sabun dan kosmetik

Berbagai khasiat melimpah yang dihasilkan dari buah kurma ini merupakan anugerah Allah yang Maha Suci ynag telah mengenalkan buah itu kepada para hamba-Nya, sebelum kalangan medis mengetahui berbagai khasiat buah tersebut dan menyingkap rahasia dari buah tersebut, sejak beberapa ratus tahun sebelumya. Disamping semua khasiat itu, masih ada pula pahala dan ganjaran besar disisi Allah SWT. Bagi siapa saja yang menyantapnya demi mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW, niscaya ia akan memperoleh ganjarannya.Karena sesuatu yang mubah bisa berubah menjadi sunah, sebagaimana sabda beliau:

“Sesungguhnya amalan itu dinilai bila disertai dengan niat.Dan sesunggunya masing-masing orang hanya mendapatkan apa yang ia niatkan”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Allah Subhanahu wa Ta‘ala telah melebihkan kurma dari buah-buahan yang lain, Alloh Subhanahu wa Ta‘ala  menyebutnya di 20 tempat yang berbeda di dalam Al-Qur’an. Kurma adalah makanan sekaligus obat.Allah SWT memberi petunjuk kepada umat Muhammad SAW dan membimbing mereka untuk mengkonsumsinya, serta menjadikannya sebagai keutamaan bagi mereka. Setelah itu, berbagai bangsa ikut menikmati manfaatnya, karena mereka mengetahui manfaat secara medis dan kesehatan dari kurma tersebut, melalui petunjuk Nabi SAW. Saat ini kita menyantapnya sebagai makanan, kita juga menyantapnya dalam rangka beribadah dan melakukan ketaatan.

Menurut Sains menyatakanbahwa kurma (Phenix dactylifera) mengandung beberapa unsure penting diantaranya, kandungan karbohidratnya berkisar sekitar 60% pada ruthab(kurma basah) – dan 70% pada tamr (kurma kering), 20% protein,3% lemak dan sisanya merupakan zat garam mineral dan besi.. Kebanyakan varietas kurma mengandung gula glukosa (jenis gula dalam darah) dan fruktosa (jenis gula yang terdapat dalam sebagian besar buah-buahan). Dalam setiap 100 gr kurma kering terkandung vitamin A 90 IU, tiamin 93 mg, riboflavin 114 mg, niasin 2 mg dan kalium 667 mg. Zat-zat gizi itu berfungsi membantu melepaskan energy, menjaga kulit dan syaraf agar tetap sehat serta penting untuk fungsi jantung.

Kurma memiliki sejuta manfaat yang beragam. Itu semua berkat kandungan yang ada dalam buah kurma. Kurma sering dikonsumsi saat bulan puasa sebagai hidangan pembuka. Alasannya karena kandungan gula yang dimiliki sangatlah tinggi, sehingga bisa dijadikan penyuplai energi yang sudah hilang saat berpuasa.

3.2Saran

Sebagai muslim yang mengikuti sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW, seharusnya mengetahui keajaiban buah kurma sehinnga banyak manfaat yang dikandungnya dan pahala-pahala bagi yang menyantapnya.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Fattah, Aiman bin.2004. Pengobatan dan Penyembuhan Menurut Wahyu Nabi.Jakarta: As-sabil

Basyir,Hikmat.2011.Tafsir Al- Miyassar Jihad.Solo: Asy-Syuara

Hasbi, Muhammad Tengku.2003.Tafsir Al-Qur’anul Majid An-nuur.Semarang:Rizki putra

Quth,Sayyid.1992. Fi Dzilalil Qur’an Terjamah As’ad Yasin.Depo:Gema Insani

Rohdiana.2007.Kurma.www.thibunnabawi.com.Diakses tanggal 05 Juni 2012

Savitri, Evika Sandi.2008.Rahasia Tumbuhan Berkhasiat obat Perspektif Islam.Malang.UIN Press

Shihab,Quraish.2002.Tafsir Al-Mishbah:Pesan,Kesan dan Keserasian Al-Qur’an.Jakarta:Lentera Hati

Yasin, As’ad.2008.Tafsir Fi Dzilalil Qur’an.Jakarta:Gema Insani

 

 

 

                                         

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAPORAN PENGAMA…

Ke samping

LAPORAN PENGAMATAN

TUMBUHAN PAKU COBAN RONDO

 Disusun untuk Memenuhi Tugas Tentang Tanaman Paku

Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi

Dosen Pembimbing :

Drs. Sulisetijono

Ainun Nikmati Laili, M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 5 dan 6:

Kelompok 5:                                                       Kelompok 6:

Eva Lestari           (10620078)                                Riftin Mazidah            (10620106)

Ikke Lutfi Mailina           (10620080)                        Ni’matur Rochmah     (10620109)

Lailatus Syafi’ah (10620089)                                   Izzatul Muhimmah      (10620111)

Luluk Lugiati S.   (10620093)

Image

JURUSAN BIOLOGI

 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

   APRIL 2012

 


BAB I

 

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Tumbuhan paku ( Pteridophyta ) dapat digolongkan ke sebagai tumbuhan tingkat rendah karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta memiliki sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiaknya yang utama adalah spora. Tumbuhan paku meskipun telah memiliki akar, batang dan daun tetapi untuk yang masih primitive daunnya masih sangat sederhana, belum mempunyai lamina dan masih dinamakan mikrofil ( Sulisetijono,2011).

Tumbuhan ini benar-benar telah berupa kormus, jadi telah jelas adanya akar, batang dan daun.Ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagi epifit.Paku menyukai tempat lembab (higrofit), tumbuhnya mulai dari pantai (paku laut) sampai sekitar kawah-kawah (paku kawah). Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku.Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain(Firman,2009).

Tumbuhan paku memiliki jumlah anggota yang banyak dan tersebar diseluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia. Indonesia memiliki berbagai jenis tumbuhan paku yang tersebar  di daerah-daerah di Indonesia, jenis tumbuhan tersebut tergantung pada daerah dan keadaan habitatnya, sehingga untuk mengetahui jenis tumbuhan paku dan ciri-cirinya berdasar tempat hidupnya dilakukan pengamatan tumbuhan paku di salah satu daerah Jawa yaitu Malang tepatnya di air terjun Coban Rondo Pujon kabupaten Malang. Diharapkan setelah pengamatan tumbuhan paku di Coban Rondo mahasiawa mampu mengenal tumbuhan paku dan dapat membedakannya.

1.2   Tujuan

Tujuan yang terdapat dalam laporan pengamatan ini adalah:

Mengetahui ciri-ciri beberapa tumbuhan paku yang ada di kawasan air terjun Coban Rondo Pujon Kabupaten Malang

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Semanggi ( Marsilea crenata Presl)

(Eva Lestari Nim: 10620078)

 

  1. 1.    Gambar

Foto Asli Spesimen

Literatur

 Image
   

( Pujon, 18 Maret 2012)

               Image

  ( Cakmus, 2012)

  1. 2.    Lokasi Pengamatan

Pengamatan tumbuhan paku ini dilaksanakan di air terjun Coban Rondo yang terletak di desa Pandesari kecamatan Pujon kabupaten Malang dan menurut administrasi pengelolaan hutan Cobanrondo masuk wilayah KPH ( Kesatuan Pemangkuan Hutan ) Perum Perhutani Malang. Coban Rondo merupakan tempat wisata air terjun yang pertama kali digunakan sebagai objek wisata pada tahun 1980. Air Terjun ini memiliki ketinggian yaitu 84 meter, ketinggian dari permukaan air laut yaitu 1.135 meter. Suhu rata-rata ± 220C dan curah hujan rata-rata mencapai 1721 mm pertahun. Sumber air di air terjun ini berasal dari sumber mata air Cemoro Dudo. Debit air di air terjun pada musim hujan mencapai 150 liter/ detik dan pada musim kemarau mencapai 90 liter/detik. Air terjun Coban Rondo ini juga digunakan sebagai sumber PDAM dan digunakan  masyarakat kecamatan Pujon sebagai sumber air bersih.

Pengamatan tanaman paku ini salah satunya menemukan tanaman paku air yaitu semanggi ( Marsilea crenata ) yang ditemukan di sekitar batu yang terletak di tepi sungai. Keadaan tanah tempat semanggi ditemukan lembab.

  1. 3.    Sistematika Takson

Sistematika takson dari semanggi yaitu ( Cakmus, 2008):

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas: Pteridopsida
                 Ordo: Salviniales
                     Famili: Marsileaceae
                         Genus: Marsilea
                             Spesies: Marsilea crenata Presl

Nama umum : Semanggi, Semanggen, Paku Tapak Itik.

  1. 4.    Deskripsi

4.1   Habitus

Semanggi merupakan tanaman semak, menjalar, panjang ± 25 cm. Marga Marsilea ini merupakan tanaman paku air, mempunyai struktur yang berbeda dengan paku jenis lainnya. Anggotanya semuanya heterospor.Marga ini beranggotakan 50 jenis.Tumbuhan ini hidup di lingkungan berlumpur, tanah lembab atau tempat berair.Daunnya terdiri dari 4 anak daun dan tahan terhadap kekeringan. Sporokarpnya yang berbentuk seperti kacang merah akan tetap mampu tumbuh setelah penyimpanan kering selama 100 tahun. Biasanya semanggi dapat di temukan di sawah,selokan dan genangan air dangkal ( Sudarsono, 2005).

4.2   Rhizoma

Rhizoma pada Semanggi berupa akar dalam tanah jika berada di darat terbentuklah seperti umbi. Akar semanggi berupa akar serabut,berwarna putih buram atau abu-abu ( Tjitrosoepomo, 2009).

Setelah melakukan pengamatan terhadap penampakan rhizome semanggi didapat bahwa rhizomanya berupa akar serabut yang berada dalam tanah berwarna kecoklatan.

Anatomi akarnya  terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut. Bentuk jaringan epidermis pada akar cenderung tidak beraturan, yang disebabkan bentuk akar yang serabut. Jaringan pengangkut tersusun atas floem yang mengelilingi xilem, dengan ukuran xilem yang lebih besar(Sulistiono, 2009).

4.3   Stipe

Batangnya menyerupai rimpang yang merayap ke atas berupa stolon membentuk daun-daun ke bawah akar-akar. Batangnya lunak,dan berwarna hijau kecoklatan ( Tjitrosoepomo, 2009).

Pengamatan batang semanggi yang ditemukan lunak, menjalar, dan ujung batang berwarna hijau muda dan pangkal batang berwarna hijau kemerahan.

Secara histologi batang terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut.Jaringan parenkim yang menyusun korteks pada batang banyak terdapat pati (Sulistiono, 2009).

4.4   Fond

Daun bertangkai panjang berdaun majemukdan tegak panjangnya mencapai  2-30 cm. Daun pada jenis-jenis tertentu bersifat polimorf ( Tjitrosoepomo, 2009).

Bagian tangkai terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut.Jaringan epidermis tersusun lebih rapih dibandingkan pada daun.Ruang interseluler banyak terdapat pada tangkai.Rongga-rongga ini membut tangkai dapat mengapung di permukaan.Jaringan pengangkut tersusun atas floem yang mengelilingi xilem di tengah (Sulistiono, 2009).

4.5   Lamina

Anak daun menjari berbilang 4, tangkai daun panjang dan tegak, panjang 2-30 cm dan  menyilang, berhadapan, berbentuk baji bulat telur, gundul atau hampirgundul, dengan panjang 3-22 cm dan lebar 2-18 cm, urat daun rapat berbentukkipas, pada air yang tidak dalam muncul diatas air (Purwanti, 2011).

Setiap tangkai daun terdiri dari empat helai daun, yang berbentuk lonjong,memiliki tepi yang rata, ujungnya melengkung ke dalam dan berpangkal runcing, panjang ± 2 cm,lebar ± 1 cm, dan warna daunnya hijau (Sulistiono, 2009).

Secara histologis daunnya tersusun atas jaringan epidermis, palisade, bunga karang,parenkim, dan jaringan pengangkut. Jaringan epidermis pada daun bentuknyacenderung tidak beraturan dan terdiri dari satu lapis sel yang terletak di bagianterluar. Jaringan epidermis terdapat di kedua sisi. Stomata ditemukan padaepidermis atas. Jaringan pengangkut tersusun atas floem yangterletak di luarxilem dan mengelilingi kedua sisinya(Sulistiono, 2009).

Komposisi kimia dari daun dan tangkai semanggi meliputi kadar air, abu,protein, lemak, dan serat. Kadar air pada saat segar sebesar 89,02% setelahdikukus berubah menjadi 87,92%. Kadar abu pada saat segar 14,2% berubahmenjadi 4,38% setelah pengukusan. Kadar protein sebesar 39,63% berubahmenjadi 26,74% setelah pengukusan. Kadar lemak pada daun segar sebesar 2,62%berubah menjadi 2,48% setelah pengukusan. Kandungan serat saat segar sebesar20,77% berubah menjadi 9,27% setelah proses pengukusan.Seperti halnya kadar protein, air, abu, lemak dan serat, proses pengukusan jugamengakibatkan perubahan kandungan vitamin daun dan tangkai semanggi air.Kandungan Vitamin C daun dan tangkai semanggi air segar sebesar 66,58mg/100g berubah menjadi 55,29 mg/100g setelah proses pengukusan. β karotendaun dan tangkai semanggi air segar sebesar 3,3 μg/g berubah menjadi 2,08 μg/g,sedangkan total karoten semanggi air segar sebesar 73,78 μg/g berubah menjadi42,10 μg/g setelah proses pengukusan. Adapun untuk vitamin A, B, D, E, K tidak terdeteksi pada semanggi air (Sulistiono, 2009).

4.6   Sori

Sporangium pada pangkal tangkai daun, keluar sejumlah atau sepasang sporokarpium yang berbentuk bangun ginjal, bulat atau jorong dengan dinding yang kuat.Di dalam sporangium atau sporokarp terdapat banyak sorus yang mempunyai indusium dan di dalamnya terdapat spora mikro dan makrosporangium. Sporokarp yang masak pecah dengan dua katup  ( Tjitrosoepomo, 2009).

Menurut Sulistiono ( 2009), Sporocarpia terletak dekat pangkal tangkai daun,dalam keadaan  lepas atau berdiri sendiri,mempunyai  kelopak dua, memilki panjang 3-5 cm, berbentuk lonjong,dan dapat berwarna hijau atau ungu.

 

  1. 5.    Manfaat

Semanggi (Marsilea crenata), merupakan salah satu tumbuhan paku yang banyak dimanfaatkan sebagai sayur(Sulistiono, 2009).

Marsilea crenata Presl.yang dikenal oleh masyarakat sebagai semanggi masih belum banyak dikenal sebagai tanaman obat, tetapi semanggiadalah tanaman  yang memiliki khasiat sebagai peluruh air seni. Kandungan yang terdapat dalam semanggi antara lain saponin dan polifenol (Marlena,2004).

2.2 Asplenium adiantum-ningrum

(Eva Lestari Nim: 10620078)

  1. 1.    Gambar

Foto Asli Spesimen

Literatur

Image 

 

 

 ( Pujon, 18 Maret 2012)

Image 

( Cakmus,2012)

  1. 2.    Sistematika Takson

Sistem takson tanaman paku ini adalah ( ITB,2012):

Kerajaan     Plantae

Divisi           Pteridophyta

Kelas            Filicopsida

Bangsa          Polypodiales

Suku               Aspleniaceae

Marga             Asplenium

Jenis       Asplenium adiantum-ningrum

  1. 3.    Lokasi Pengamatan

Pengamatan tumbuhan paku ini dilaksanakan di air terjun Coban Rondo yang terletak di desa Pandesari kecamatan Pujon kabupaten Malang dan menurut administrasi pengelolaan hutan Cobanrondo masuk wilayah KPH ( Kesatuan Pemangkuan Hutan ) Perum Perhutani Malang.

Saat pengamatan tanaman paku, Asplenium adiantum-ningrum ini ditemukan menempel atau epift pada batu yang terletak di sekitar sungai dekat dengan pintu masuk ke air terjun Coban Rondo.

  1. 4.    Deskripsi

4.1  Habitus

Tanaman paku ini merupakan tanaman semak.

Pengamatan ini mendapat Asplenium Adiantum-ningrum yang menempel atau epifit ke batu-batuan.

Spleenwort ini memiliki tebal, pisau daun segitiga hingga 10 sentimeter panjang yang dibagi menjadi segmen-segmen dibagi beberapa.Hal ini ditanggung pada tangkai daun hijau kemerahan dan malai yang mengkilap dan sedikit berbulu.

4.2  Rhizoma

Pengamatan pada Asplenium adiantum-ningrum didapat bahwa rizhom atau batang bawah tanah tidak ada yang ada berupa akar serabut yang terbenam dalam tanah atau sebagai pelekat di batuan jika menempel atau epifit di batu.

Menurut Steenis (2006), tumbuhan ini memiliki akar rimpang yang pendek dan bersisik.

4.3  Stipe

Warga Asplenium umumnya  memilki stipe yang pendek bahkan tidak terlihat. Menurut Steenis (2006), daun duduk dan bertangkai sangat pendek. Tetapi tangkai daun memiliki ciri bewarna hijau kemerahan dan malai yang mengkilap dan sedikit berbulu.

4.4  Fond

Daun pada tanaman ini majemuk menyirip tunggal.Sedangkan menurut Steenis (2006), warga Asplenium ini memiliki daun tunggal, bertulang daun menyirip, tidak beruas dengan dengan akar rimpang, rapat berjejal, setelah mengering menggantung lemah.

4.5  Lamina

Helaian daun menurut Tjitrosoepomo (2009), tidak dapat lepas dari rimpang, menyirip, atau menyirip ganda, urat-urat daun bebas atau bersambungan dengan tulang tepi.

4.6  Sori

Sisi bawah daun setiap segmen memiliki satu atau lebih sori diatur dalam rantai, sedang menurut Tjitrosoeomo (2009), sorus pada warga Asplenium terletak di samping pada taju-taju daun serta memanjang dan memilkiki indusium.Sorus bangun garis atau sempit memanjang, terletak di samping tulang cabang, serong atau hamper tegak dengan ibu cabang.Indusium sesuai dengan sorusnya.

  1. Manfaat

Warga pada tanaman ini sering digunakan sebagai hiasan yang dapat ditempatkan di atas pohon, di  pot atau dapat ditempel ke batuan.

2.3  Belvisia spicata

( Ikke Lutfi Mailina Nim : 10620080)

  1. Gambar                                                                                                                                     Image 
 

            Pengamatan Belvisia spicata di laksanakan di Air terjun Coban rondo –Batu. Pada hari minggu 18 Maret 2012 pada pukul 08.00 pagi.

Tepatnya di sekeliling Air terjun coban rondo, karena di sekeliling air terjun coban rondo terdapat hutan. Hutan disekeliling air terjun coban rondo itu banyak di temukan tumbuhan paku. Dalam pengamatan tanaman paku ini dilaksanakan oleh dua kelompok yang saling berkerja sama  dan pada akhirnya menemukan 14 spesies tumbuhan paku yang kemudian di bagi oleh banyak nya anggota dari dua kelompok tersebut.

  1. 2.      Sistematika

Kingdom : plantae
              Phylum : pteridophyta

                     Class : filicopsida              

                             Sub class : polypodiidae

                                     Order: polypodiales

                                               Family : polypodiaceae

                                                         Sub family : pleopeltoideae

                                                                   Spesies : Belvisia  spicata

      

  1. Diskripsi
                            Habitus berupa tanaman herba, saat di temukan dalam   keadaan epifit yakni menempel pada batang tanaman lain. Entalnya berbentuk lonjong dann agak panjang, sedangkang lamina nya berupa lembaran. Tangkai daunnya sangat kecil sekali dan pendek.

                        Anggota dari jenis ini berukuran kecil, dan ukuran medium. Pakis epiphytic dengan sepenuhnya. Membatasi daun palem yang tegas merupakan paku yang subur dan tumbuhnya diujung. Mereka jarang di tanam tetapi biasanya tumbuh di rumah kaca atau dalam wilayah tropis, sedang untuk di luar rumah biasanya di keranjang pot. (Hoshizaki,2009: 214)

Karakteristik yang paling membedakan belvisia adalah daun-            daun sederhana dengan pembatas, sobekan subur seperti ekor. Rhizomanya pendek, merambat panjang, tidak bercabang dan ditutupi oleh warna hitam dan coklat kemerahan. Terdapat sori yang tersebar diatas permukaan yang lebih rendah seperti di ujungnya. Pada umumnya secara keseluruhan yang ditutup oleh sporangia pada atas permukaan yang lebih rendah kadang-kadang bagian dari vegetativedengan konstruksi (Smitinand,1989:519)

                   System reproduksi:

                    1.    Spora

                               Menurut Sulisetjono (2009) divisi pterophyta, generasi sporofitnya lebih dominan dibandingkan dengan generasi gamet -ofitnya. Spora dihasilkan oleh sporangia yang berkembang diatas maupun dibawah permukaan atau dapat pula di tepi daun-daun yang melipat.Tidak semua daun fertile.Kumpulan dari sporangia disebut sori, dan strukturnya disebut indusium.Sporangium terbentuk dalam jumlah yang besar pada sisi bawah daun. Biasanya sporofil mempunyai bentuk yang sama dengan daun-daun yang steril, hanya pada beberapa jenis saja sporofil berbeda dengan trofofil. Pada dinding sporangium seringkali terdapat suatu cincin (anulus) , yang berfungsi untuk mengeluarkan spora dewasa.

                  2.    Gamet

                               Gametofit atau protalia.Pada Polidiaceae berukuran kecil, datar, hijau, berbentuk hati.Dengan akar pada permukaan bawahnya. Antheridia dan archegonia sama – sama tumbuh pada prothalus. Antheridia dibentuk ketika prothallus sangat muda dan disebarkan pada permukaan bawah, normalnya 32 sperma berkembang di setiap antheridium (Mclean. 1952).

                   Fertilisasi terjadi ketika terdapat air dan sperma berenang    menuju archegonium.Menghasilkan zigot (diploid) dan berkembang dengan cepat menjadi embrio sporofit yang terdiri atas, akar, batang dan daun.Embrio berkembang langsung menjadi sporofit muda tanpa masa dorman (Sulisetjono, 2009).

       Siklus hidup:

Image

1.    Rhizome-scales concolorous, clatharate, bergigi pada garis tepi

2.    Daun palem yang atas lebar 2,5 cm, constricted pada dasar bagian            apical   yang subur

3.    Rhizome-scales oblong-ovate, atas panjang 2 mm, panjang stipes lebih      dari 3 cm. daun palem secara berangsur-angsur membatasi bagian             apikal yang subur dengan bagian yang steril.

4.    Rhizome-scales bi-coloured, dengan bagian pusat yang gelap dan pucat ferrugineous bagian marginal tanpa gigi.

Rhizome yang merambat, sekitar 3 mm diam., daun palem tegas melainkan lekat, bersisik; timbangan membatasi, secara berangsur-angsur membatasi dari dasar ke arah long-attenuate puncak kulminasi, diatas 5 sampai 1 mm, paling luas pada bagian fundamental, warna coklat gelap, clathrate, bergigi pada garis tepi. stipes pendek, tidak beda dari bagian midribs daun palem, sedikit bersayap, castaneous gelap, yang bersisik pada dasar. daun palem linear-lanceolate, secara berangsur-angsur membatasi ke arah akhir kedua-duanya, menipis pada puncak kulminasi kedua-duanya dan mendasar, keseluruhan atau suatu revoluted sedikit pada garis tepi, mulai 30 sampai 2,5 cm; subcoriaceous pembuluh yang susah kelihatan, secara berlimpah anastomosing; bagian daun palem yang subur pada puncak kulminasi, pada umumnya constricted pada simpangan dengan bagian steril, linier, mulai 7 sampai 0,3 cm, secara keseluruhan yang ditutup oleh sporangia kecuali seluruh garis tepi yang didaftar untuk melindungi sori yang muda  (smitinand,1989: 520)

       Manfaat dari belvisia yaitu sebagai tanaman hias (Piggot.1988)

2.4   Equisetum scirpoides

( Ikke Lutfi Mailina Nim : 10620080)

  1. 1.    Gambar Asli
  2. Image Image
  1. 2.   Lokasi Dan Waktu

            Pengamatan Equisetum scirpoides di laksanakan di Air terjun Coban rondo –Batu. Pada hari minggu 18 Maret 2012 pada pukul 08.00 pagi.Tepatnya di sekeliling Air terjun coban rondo, karena di sekeliling air terjun coban rondo terdapat hutan. Hutan disekeliling air terjun coban rondo itu banyak di temukan tumbuhan paku. Dalam pengamatan tanaman paku ini dilaksanakan oleh dua kelompok yang saling berkerja sama  dan pada akhirnya menemukan 14 spesies tumbuhan paku yang kemudian di bagi oleh banyak nya anggota dari dua kelompok tersebut.

  1. 3.            Sistematika Takson

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
    Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
        Kelas: Equisetopsida
            Ordo: Equisetales
                Famili: Eqisetaceae
                    Genus: Equisetum

                    Spesies:Equisetum scirpoides

  1. 4.            Diskripsi

            Paku Equisetum atau paku ekor kuda merupakan anggota dari divisi Sphenophyta. Paku ekor kuda adalah garis keturunan tumbuhan tak berbiji kuno lainnya yang beralih sampai ke radiasi tumbuhan vaskuler awal pada masa Devon. Kelompok tersebut mencapai masa kejayaannya selam masa Karboniferus, Ketika banyak spesiesnya tumbuh hingga setinggi 15 cm. Yang bertahan hidup dari divisi tumbuhan ini hanyalah sekitar 15 spesies dari genus tunggal yang tersebar sangat luas. Equisetum adalah yang paling umum ditemukan di Bumi Belahan Utara. Kata Equisetum berasal dari kata equus yang berarti kuda dan saeta yang berarti rambut tebal dalam bahasa Latin. Sehingga tumbuhan yang termasuk genus ini disebut juga paku ekor kuda. Spesies dari genus ini umumnya tumbuh di lingkungan yang basah seperti kolam dangkal, daerah pinggiran sungai, atau daerah rawa (Campbell, 2003:165).

            Menurut Stern (2003: 405) Eqiusetum biasanya tumbuh dengan tinggi kurang dari 1,3 meter (4 kaki), tetapi pada beberapa di daerah tropis dan pantai hutan tropis di California tingginya dapat melebihi 4,6 meter (15 kaki). Terdapat cabang, mereka biasanya di tumbuh secara berkala sepanjang mereka berhubungan dengan batang. Kedua cabang dan spesies yang tidak bercabang memiliki daun yang sangat kecil (mikroskopis). Daun ini melebur bersama di pangkalan mereka, membentuk leher. Warnanya hijau ketika mereka pertama kali muncul, tapi mereka akan segera layu dan memutih, dan hampir semua proses fotosintesis terjadi di batang.

            Menurut Holttum (1959: 581) menyatakan bahwa “marga Equisetum menuat kira-kira 25 jenis yang sebagiannya hidup di darat dan sebagian hidup di rawa-rawa”.

Batang:

Tumbuhan ini mempunyai batang merayap dalam tanah yaitu semacam rizom dengan cabang-cabang yang tegak, biasanya bercabang-cabang yang tegak itu berumur satu tahun saja. Di dalam       batang terdapat tiga macam saluran, yaitu (Dasuki, 1991: 170):

  1. Saluran pusat, merupakan saluran yang terletak di tengah-  tengah batang. Tetapi pada batang yang masih muda saluran ini          belum terdapat salurtan pusatnya, demikian juga pada batang         yang ada di dalam tanah.
  2. Saluran karnial, terletak di sebelah dalam dari ikatan pembuluh.      Saluran ini merupakn lingkaran dan pada tiap-tiap saluran           letaknya bertepatan denagn rigi-rigi pada permukaan batang.
  3. Saluran valekular, saluran ini letaknya di dalam korteks yaitu di       sebelah luar dan berseling dengan saluran karnial. Saluran          pusat dan karnial berfungsi untuk penyimpanan air, sedang             saluran valekuler berfungsi untuk menyimpan udara.

                        Pada buku-buku batangnya terdapat karangan daun yang hanya    menyerupai sisik saja.

Daun:

Daunnya meruncing pada bagian ujungnya dengan satu berkas pengangkut yang kecil. Karangan daun kebawah berlekatan dengan suatu sarung yang menyelubungi batang. Banyaknya daun tergantung dari pada besarnya batang, tetapi karena daun-daun tersebut amat kecil maka yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis adalah batangnya yang berwarna hijau. Cabang-cabang batang tidak keluar dari ketiak daun melainkan keluar dari antara dun-daun. Ada jenis yang batangnya tidak bercabang dan baru bercabang apabila ujungnya dihilangkan. Jenis yang mempunyai percabangan banyak adalah jenis yang paling primitif, misalnya E.arvense, sebaliknya jenis yang tidak bercabang dianggap jenis yang sudah agak maju (Dasuki, 1991: 171).

Akar:

Akar dari Equisetum sangat kecil dan halus terdapat pada buku-buku dari rizome atau pada pangkal batang. Diantara anggota Equisetum terdapat beberapa jenis yang mempunyai semacam umbi untuk menghadapi kondisi yang buruk.

Sistem reproduksi pada Equisetum ialah sporangiumnya terdapat pada sporangiosfor yang tidak lain adalah sporofil. Karena pendeknya ruas-ruas pendukung sporofil maka rangkaian tersebut menyerupai suatu kerucut di ujung batang. Sporofil atau sporangiosfor berbentuk perisai dengan satu kaki di tengah dan beberapa sporangium (5-10) berbentuk kantung pada sisi bawah. Spoeangium berasal dari sebuah sel pada permukaan, karena pertumbuhan dari jaringan tengah sporangia terdesak ke bawah sehingga akhirnya terdapat pada sisi bawah dan mengelilingi tangkai (Mader, 2001: 565).

Spora mempunyai dinding yang terdiri atas endo dan eksosoprangium, dan disamping itu masih mempunyai perisporium yang berlapis-lapis. Lapisan perisporium yang paling luar terdiri atas dua pita sejajar yang dalam keadaan basah membalut spora. Pita itu ujungnya agak melebar meperti lidah. Jika spora menjadi kering, pita itu terlepas dari gulungannya, akan tetapi di tengah-tengahnya tetap melekat pada eksosporium. Dengan adanya pita atau yang dinamakan kepala kaptera yang memperlihatkan gerakan higioskopik itu (Dasuki, 1991:172).

Strobili biasanya panjangnya sekitar 2 sampai 4 cm (0,75 sampai 1,5 inci). Berbentuk heksagonal, seperti piring dovetailing pada permukaan srobilus yang memberikan tampilan dari permukaan berbentuk elips. Segi enam masing-masing menandai puncak sporangiospore yang memiliki pemanjangan 5 sampai 10 sporangia yang saling terhubung. Batang dari sporangiophores melekat pada poros tengah dari strobilus. Sporangia mengelilingi tangkai sporangiophore dan berada titik ke dalam. sporangia ini tersembunyi tidak terlihat sampai jatuh apabila sporangiophores terpisah sedikit. Spora ini akan dilepaskan (Stern, 2003: 407).

Siklus hidup dari Equisetum terdiri dari tahap sporofit dan gametofit. Pada tahap sporofit, tunas fertil yang didalamnya terdapat strobilus dan si dalam strobilus terdapat kantung-kantung sporangiospore yang nantinya akan mengeluarkan spora dari sporangium. Selanjutnya terjadi tahap meiosis untuk memproduksi spora dan berkembang menjadi Rhizoid. Pada Rhizoid nanti akan menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan (sperm) dihasilkan oleh Antheridium, sedangkan gamet betina (sel telur) dihasilkan oleh Archegonium. Pada tempat yang cocok keduanya akan bersatu ( fertilisasi) dan tumbuh menjadi zigot yang merupakan gametofit dan berkembang menjadi tunas yang vegetatif. Gambar dari silkus hidup Equisetum ialah sebagai berikut :

Image

 
   

 

  1. 5.    Manfaat

Daun-daun paku laut yang dikeringkan dipergunakan sebagai atap rumah. Pucuknya yang muda juga dimanfaatkan sebagai sayuran di beberapa daerah. Daun-daun yang tua dan juga akarnya digunakan sebagai bahan obat tradisional. Selain itu juga banyak digunakan sebagai tanaman hias (Mclean. 1952).

2.5  Davallia solida

( Lailatus syafi’ah Nim: 10620089)

1. Gambar spesies

    Image   Image(  Cak mus, 2012)

  1. 1.   Lokasi

            Pengamatan tentang paku kali ini dilaksakan di air terjun Coban Rondo. Air terjun Coban Rondo menurut  administrasi pemerintah terletak di desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Coban Rondo digunakan pertama kali untuk obyek wisata pada tahun 1980. Air tejun berasal dari sumber mata air Cemoro Dudo. Ketinggian air terjun sekitar 84 meter, ketinggian 1.135 M diatas permukaan air laut. Suhu rata-rata 22 C, curah hujan rata-rata 1721 mm pertahun. Debit air terjun pada musim hujan sekitar 150 liter perdetik dan debit air pada musim kemarau sekitar 90 liter perdetik.

  1. 2.   Sistematika takson:

Kingdom:        Plantae

Division:          Pteridophyta

Class:               Filicinae

Order:              Davalliales

Family:            Polypodiceae

Genus:             Davallia

Spesies: Davallia solida (cak mus, 2012)

Nama umum:

Indonesia: paku sepat atau paku kalici

  1. 3.    Deskripsi:

Pada Pengamatan yang dilakukan di air tejun Coban Rondo kali ini, mahasiswa banyak sekali menemukan jenis tumbuhan paku diantaranya yang berasal dari family Polypodiceae yaitu Davallia solida dan Cheilanthes sp. Davallia yang diamati mempunyai cirri-ciri hidupnya di daerah dataran rendah, batangnya kecil tetapi keras, letak cabang berhadapan, termasuk daun majemuk menyirip ganda dua,  daun berbentuk segitiga dan kaku, tepinya bergerigi, permukaan daun mengkilat. Terdapat sorus yang terletak di tepi daun. Rimpangnya merayap dengan ruas panjang.

               Suku polypodiaceae habitatnya macam-macam sekali, daun tunggal atau majemuk dengaan bentuk daan ukuran yang bermacam-macam pula. Tetapi yag banyak dijumpai ialah susunan daun yang majemuk menyirip. Rizom merayap mempunyai ruas-ruas yang panjang, jarang memperlihatkan batang yang nyata. Akar dan daun-daunnya sering kali bersisik atau berambut. Kebanyakan daun fertile sama dengan daun steril, tetapi juga dijumpai adanya dimorfisme. Sori bentuknya bermacam-macam. Letak sorus pada tepi atau dekat tepi daun, dapat pula pada urat-urat, berbentuk garis, memanjang, bulat. Sporangium kadang-kadang sampai menutupi seluruh permukaan bawah daun yang fertil. Sporangium bertangkai dengan annulus vertikal, tidak sempurna; jika masak, pecah dengan celah melintang. Indusium ada atau tidak, melekat pada satu sisi saja, kadang-kadang berbentuk ginjal atau perisai dengan tepi rata atau bertoreh. Rimpang merayap atau berdiri, mempunyai ruas-ruas yang panjang, jarang memperlihatkan batang yang nyata. Daun bermacam-macam, tunggal atau majemuk, dengan urat-urat yang bebas atau saling berdekatan. Akar dan daun seringkali bersisik (Sulisetjono, 2011: 188).

 

Habitat:

Davallia sp termasuk jenis paku yang umumnya menumpang pada tumbuhan lain. Paku ini dapat pula tumbuh pada tanah-tanah cadas, karang atau batu-batu.Biasanya banyak dijumpai tumbuh pada batang jenis palem.Tumbuh bersama-sama dengan paku cecerenean, paku sarang burung atau jenis-jenis paku lainnya.Penyebaran meliputi Asia tropika, Polinesia dan Australia.Tumbuh pada dataran rendah terutama pada daerah-daerah disekitar pantai (Imam.  2009).

Habitus

Davallia solida  memiliki perawakan herba. Tumbuhnya merumpun tetapi ukurannya kecil.

Ciri spesifik

Paku davallia solida mempunya ciri spesifik yaitu ciri-ciri yang tidak di miliki oleh paku lain cirinya stolen yang berambut coklat kemerahan merambat di pepohonan dan sori yang berupa cup di tepi daun , rimpangnya kuat,dan ketika masih muda tertutupi oleh sisik, serta daunnya berbentuk segitiga dan kaku, tepinya bergerigi, dan permukaanya mengkilat sehingga mudah dilihat. Daunnya berwarna hijau muda sampai hijau tua daun menyirip ganda dua atau lebih dengan urat-urat yang bebas.Rimpang merayap dengan ruas-ruas yang panjang, bersisik rapat. Sisik berwarna pirang ( Tjitrosoepomo, 2009:279).

Stipe

Stipe berwarna coklat, dengan panjang sekitar 15 cm. mempunyai ukuran daun yang berbentuk sub delta dengan panjang dan lebar kurang lebig 30 cm. daun mempunyai urat yang cukup jelas. Sori bearda di bagian ahir veinlets, pada segmen pinggir. indusial berbentuk cangkir, mempunyai panjang dua kali lebarnya dengan panjang mencapai15 cm (Sudarsono, 2005).

Frond ( daun )

 Daun berbentuk segitiga 60 – 100 kali 40 – 70, seperti kulit, menyirip rangkap, tangkai 15 – 60 cm, anak daun bulat telur memanjang, beringgit, bergerigi dengan urat-urat yang bebas. Helaian daun berbentuk segitiga dan tepi yang bergerigi atau beringgit serta daun yang kaku. Daun-daun ini kaku dan kuat. Permukaan daunnya licin mengkilat, sehingga mudah sekali terlihat dengan jelas. Warna daun hijau sampai hijau tua (Mustofa, 2009).

Batang

Davallia  solidamempunyai batang yang berbentuk rimpang. Tangkai atau batangnya berwarna coklat kehitaman taruntai halus dengan ukuran ± 0.2 cm dengan percabangan monopodial.Rimpangnya merayap dan memperlihatkan batang yang nyata.Spesiens ini merupakan epifit dan termasuk paku tanah yang isospor Rimpangnya kuat, berdaging kuat, berdaging dan agak menjalar.Bila tumbuhan ini masih muda, rimpang-rimpangnya ditutupi oleh sisik-sisik yang padat, warnanya coklat terang.Bila tumbuhan ini masi muda rimpangnya ditutupi sisik-sisik padat (Tjitrosoepomo, 2009).

Akar ( Rhizoma )

Davallia solida mempunyai ciri rimpang panjang – merayap, berdiameter 6-12 mm. seluruh permukaanya bersisik. Secara bertahap mengalami penyempitan menuju puncak dengan ukuran panjang 4-5 mm. Bagian apikal tipis, berwarna coklat muda, dengan sisik  padat sekitar 1 mm, caducous, pada bagian dasar berwarna coklat gelap hampir hitam. Pada rimpang yang sudah tua mempunyai ukuran kurang lebih 3 mm (Mustofa, 2009). 

Menurut Sastrapradja ( 1980 ) Davallia  ini merupakan tumbuhan epifit yang memilki nilai kerapatan relative terbesar diabanding tumbuhan paku lainnya yaitu 52,521 %. Banyaknya tumbuhan Davallia ini diebabkan Karena rhizome yang dimiliki jenis ini panjang dan menjalar pada tumbuhan yang ditumpanginya.

Ental

Selain batang dan daun, yang dapat dilihat secara nyata yaitu, tumbuhan ini mempunytai entalpi.Entalpi berbentuk panjang dan berjumbai serta menyirip.Pada tangkai entalpi ini berwarna coklat gelap dan mengkilap.Mempunyai indusial berbentuk corong, Panjang dan lebarnya ± 1 mm. Smith (1793:157) menyebutnya dengan indusial.Indusial ini berada pada bagian dasar dan berbentuk eperti cagkir.Perbanyakan melalui rimpang.Secara seksual spora dapat digunakan untuk memperbanyak diri.(Widhiastuti. 2006).

Spora

Davallia sp.memiliki sorus yang  bulat atau memanjang, dimana sorus ini  terletak pada sisi bawah daun, atau disepanjang tepi daun,  dan terpisah-pisah. Indisium dari Davallia ini terdapat pada pangkal dan kanan kiri spesies ini. Dimana indusium  berlekatan pada permukaan daun  sehingga bentuknya kurang lebih seperti piala dan terbuka pada arah ketepi daun (Mustofa, 2009). 

SISTEM REPRODUKSI

Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit.Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus tumbuahan paku.Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin).Pada tumbuhan paku, sporofit berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit.Oleh karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi dominan.Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan paku (Tjitrosoepomo. 2009).

SIKLUS  HIDUP

Davallia merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan baru (Sudarsono, 2005).

  1. Manfaat

Davallia mempunyai bentuk yang cukup menarik sehingga banyak diamnfaatkan sebagai tanaman hias, dapat digunakan sebagai unsur pendukung dalam karangan bunga. Selain itu tumbuhan ini dapat ditanam ditempat-tempat yang terlindung maupun tempat-tempat yang terbuka. Dalam suatu penelitian, telah diketahui bahwa tanaman ini mengandung asam hidrosianik.

2.6  Pteris vittata

( Lailatus Syafi’ah Nim : 10620089)

  1. 1.    Gambar

           Image  Image                                                               ( cak mus, 2012)

  1. 2.    Lokasi:

Lokasi penelitian paku Pteris vittata juga dilakukan di air terjun Coban Rondo malang. Secara geografis letaknya sama dengan paku Davallia solida di atas tadi.

  1. 3.   Sistematika takson:

Kingdom  Plantae

Devisi  Pteridophyta

Class  Filicopsida

Orders  Polipodiales

Family  Pteridaceae   

Genus  Pteris

Spesies  Pteris vittata (cak mus, 2012)

  1. 4.    Deskripsi

Tanaman paku yang di ketahui pada saat pengamatan di Coban Rondo yaitu tanaman paku dengan ciri-ciri memiliki perakaran serabut, dan perawakan dari tanaman paku ini adalah herba, hidupnya di tanah, bentuk daunnya memanjang, termasuk daun majemuk menyirip warnanya hijau tua, batangnya panjang pada permukaanya terdapat rambut-rambut halus yang berwarna coklat. Sporanya terdapat pada sepanjang daun, dengan seperti seperti ini maka paku yang di temukan termasuk kedalam genus pteris dengan nama spesiesnya yaitu Pteris vittata.

 

Ciri spesifik :Pteris sp. termasuk dimorfisme yaitu, antara sporofil dan tropofil dalam satu individu berbeda bentuk atau ukuranya. Daun tropofil adalah daun yang berfungsi untuk proses fotosintesis sedangkan daun sporofil merupakan penghasil spora. akar berwarna coklat dan memiliki ciri pada saat masih muda kuncup daunnya menggulung.

Habitat

Pteris vittata termasuk paku tanah yaitu  paku-pakuan yang hidup di tanah, tembok, dan tebing terjal. Kebanyakan jenis paku ini banyak tumbuh pada batu-batu atau pada tebing sungai, yang menyukai kelembapan.Rimpangnya menjalar pada pemukaan batuan dan akar-akarnya masuk ke celah-celah batu. Tumbuh paku ini banyak ditemukan liar di bagian-bagian dari dunia, seperti Amerika tropis, Asia tropis, India, Negeri China, Jepang, Barat Indies, Afrika selatan, Australia Austria, Selandia Baru dan Eropa.

Habitus

Tumbuhan paku, hampir semunya berupa herba atau agak berkayu.Akan tetapi ada pula yang berupa pohon, misalnya anggota Cyatheaceae.Pteris vittata merupakan jenis herba.Daun tumbuhan paku mempunyai bentuk khas yaitu berupa ental (frond).

Daun

Daunnya sporofil (daun fertile) yaitu daun yang berfungsi menghasilkan spora.Biasanya hampir semua sporofil berfungsi sebagai organ fotosintesis. Venansi tumbuhan paku ini bergulung atau daun muda yang menggulung dan akan membuka jika telah dewasa. Pada umumnya daun tumbuhan paku berwarna hijau.Bentuk daunnya mememanjang, tepinya rata, ujung daunnya setengah meruncing, daunnya berhadapan bersilang, teksturnya selaput berupa helaian, dan permukaan daunnya kasar.

Jenis daunPteris vittata adalah majemuk menyirip, tepi daunya halus atau tidak bergerigi, tepi daunnya rata. Terdapat ental, pada kelompok paku-pakuan mempunyai bentuk yang khas yang berbeda dengan daun tumbuh-tumbuhan lainya, sehingga biasa disebut ental (frond). Bentuk daunya memanjang, berukuran ±3,5 cm, daun paku-pakuan sangat bervariasi ukurannya dari yang berukuran beberapa milimeter (mm) sampai berukuran centimeter (cm). Daun Pteris sp. tergolong anisofil yaitu daunya terdiri dari dua ukuran yaitu yang satu lebih besar dari yang lainnya (Moertolo,  2004).

Warna daun pada Pteris sp. adalah hijau tua, peruratan (vernasi) menyirip, ujung-ujungnya bergabung dengan urat lain sehingga memperlihatkan garis yang dekat dengan tepi.
Tekstur daun adalah helaian atau seperti selaput (tekstur daun tumbuhan paku bervariasi seperti selaput atau helaian atau seperti selaput tebal atau kulit).Permukaan daunnya halus atau gundul. Tangkai daun berukuran ±28cm..

Batang

Semua batang paku-pakuan berupa rimpang karena pada umumnya arah tumbuhnya menjalar atau memanjat, meskipun ada yang tegak.Bentuk batang tumbuhan paku ini panjang, ramping, dan sirkuler linier.Permukaannya kasar dan ditumbuhi rambut-rambut halus.Berwarana coklat sampai coklat kehitaman dan bercabang.Mempunyai ramenta yang berbentuk lanset atau bercabang seperti bintang. Ramentanya mudah lepas sehingga pada massa tua tidak terdapat sama sekali.

Batang Pterisvittata berbentuk bulat beralur secara longitudinal, beruas-ruas panjang dan kaku, permukaan pada batangnya halus tetapi perlu diketahui bahwa batang paku-pakuan tidak selalu halus, tetapi kadang-kadang dihiasi dengan bentukan seperti rambut atau sisik berwarna hitam atau coklat, lapisan lilin dan sisa-sisa tangkai. Pada batangnya tidak di terdapat rambut, ukuran batangnya biasanya sekitar  ± 40 cm, dan diameternya adalah  ± 25cm. Ukurang batang pada paku-pakuan sangat bervariasi dari beberapa millimeter (mm) sampai beberapa centimeter (cm), warna batang Pterisvittata hijau kecoklatan. Dan bentuk percabangannya adalah percabangan

Akar

Pada umumnya akar paku-pakuan adalah serabut yang bercabang-cabang secara dikotom, tetapi ada pula yang bercabang monopodial atau tidak bercabang.Namun tidak semua paku-pakuan mempunyai akar, misalnya pada bangsa Psilotales fungsi akarnya digantikan oleh rhizoid.Letak akar Pteris vittata yaitu pada pangkal rimpang yang tegak dan bentuk akarnya tipis, kasar, dan warnanya coklat tua.

Spora

Sporangium umumnya dibentuk pada permukaan bawah atau tepi daun fertile (sporofil), yang berwarna coklat.Sorusnya dilindungi oleh indusium dengan bentuk ginjal dan dilindungi oleh indisium palsu yaitu pelindung yang terjadi karena pelipatan tepi daun.Permukaan bawah daun Pteris vittata terdapat sori (bentuk tunggal dari sorus), setiap sori berisi kelompok sporangia (penghasil spora). Sori tidak selalu dibagian bawah daun paku yang mempertunjukkan sori, sori ini berisi suatu kelompok sporangia ( penghasil spora)

Siklus Hidup

Tumbuhan paku ini berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan generative dimulai dengan pembentukan spora yang dihasilkan oleh sporangium.Spora yang dihasilkan oleh sporangium merupakan hasil meiosis meiospora. Jika spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh dan berkembang menjadi protalus (protalium).

SISTEM REPRODUKSI


Sporofil

Susunan sporofil pada sporofit bervariasi, mulai dari yang tidak berkelompok sampai yang berkelompok. Sporofil yang berkelompok ada yang tersusun antara lain longgar dan tidak longgar.

Kumpulan sporangium (sorus) berada pada bagian tepi bawah daun, sorus berwarna coklat dan terletak berjejer.Sporangium merupakan kapsul yang berbentuk kanta dwicembung. Dinding sporangium terdiri satu atau beberapa lapisan sel , kecuali pada bagian tepinya terdapat suatu lapisan sel berdinding tebal yang mengelilingi sebagian kapsul yang dinamakan anulus. Pada bagian ujung lingkaran terdapat satu kumpulan sel yang pipih yang dikenali sebagai stomium. Apabila sporangium masak sel stomium akan pecah dan membebaskan spora yang terdapat didalamnya. Sporangium pada Pterisvittata  berbentuk seperti jantung atau agak bulat atau oval. Indisiumnya berbentuk menyerupai cangkir.

Sorus merupakan satu untaian (nama khasnya spika) seperti yang ditemui pada Ophioglossum, atau berbentuk garis panjang seperti pada genus Pteris atau yang bulat seperti genus Phymatodes. Kedudukan dan susunan sorus amat penting karena ia akan menentukan genus dan spesis paku – pakis.

Pteris merupakan pakis homospor yang mempunyai tipe gametofit yaitu tipe jantung, tipe gametofit ini yang paling umum.Protaliumnya berbentuk pipih, alat kelamin (gametangium) terletak pada permukaan ventral (bawah), arkegonium biasanya terletak didekat takik, anteridium umumnya terletak di antara rizoid.
Tidak semua daun pada Pteris memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorus merupakan daun fertil yang disebut daun sporofil, jika daun sporofil (daun fertil) diletakkan di atas permukaan kertas polos, maka bentuk spora akan terlihat seperti serbuk bedak berwarna hitam, ciklat, kemerahan, kuning atau hijau tergantung jenis tumbuhan pakunya. Masing-masing spora akan tumbuh menjadi paku dewasa melalui proses yang kompleks, dan daun paku yang tidak memiliki sorus disebut daun steril.

Biasanya hampir semua sporofil juga berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis dan merupakan daun monomorfik, berkumpul atau berdekatan, berukuran 1-20 dm.Sorus dilindungi oleh indusium palsu yaitu pelindung yang terjadi karena pelipatan tepi daun.Sorinya tersebar dipermukaan daunnya, sepanjang uratnya dan membentuk barisan yang tidak tertutup.Pada jenis Pteris tertentu sorinya berwarna kuning emas, dan karena hampir seluruh permukaan bawah tertutup oleh sori, maka warnannya menjadi kuning emas.Warna dari sporanya bermacam-macam tergantung jenisnya diantaranya yaitu cokelat, trilete, tetrahedral, rugate dan tuberculate, biasanya dengan tonjolan yang mengarah ke pinggir.Sporangia intramarginal, sori biasanya saling bersinambungan atau saling melekat satu sama lain kecuali pada segmen pinna atau puncak dan sinus, terdapat paraphyses.

  1. MANFAAT

Dari segi keindahan jenis ini cukup berpotensi untuk tanaman hias.Pemeliharaannya pun tidak terlalu sukar.Sebenarnya jenis ini berasal dari Amerika tropis, dan didatangkan untuk tanaman hias.Jenis paku ini pun lebih banyak digunakan sebagai tanaman ground cover apabila ditanam secara bergerombol, karena mempunyai perawakan yang kecil dan pendek.

2.7  Adiantum hispidulum

( Luluk Lugiati Sholihah Nim: 10620093)

  1. 1.      Gambar

 Image

  (Gambar pengamatan)                          

Image

(Cakmus, 2012)

 

 

  1. 2.      Lokasi

Identifikasi terhadap tumbuhan paku ini dilaksanakan di Coban Rondo. Pada hari Minggu, tanggal 18 Maret 2012.

  1. 3.      Sistematika

Kingdom : Plantae

Divisi : Pteridophyta

Kelas : Pteridopsida

Ordo : Polypodiales

Famili : Pteridaceae

Genus : Adiantum

Spesies : Adiantum hispidulum (Cakmus, 2012)

 

  1. 4.      Deskripsi

Dari hasil pengamatan terhadap Adiantum hispidulum dapat diketahui bahwa paku ini dapat ditemukan ditempa-tempat yang lembab diantara batu-batuan. Habitus dari paku ini adalah perdu.Akar berupa rimpang pendek mengelompok  berwarna gelap. Stipe halus, tanpa rambut, berbentuk bulat silindris dengan diameter ± 0,1 berwarna  hitan gelap pnjangnya sekitar 15 cm. Percabangan dikotomis terbagi.Daun berbentuk bulat panjang yang sempit, yang masing-masing terbagi lagi menjadi lebih kecil sekitar empat persegi panjang, seperti berlian, atau berbentuk kipas. peruratanya jelas dan teksturnya kasar. Daun berwarna hiaju tua dengan tepi berombak. Pada masing-masing ental memiliki 1 hingga 20 sori yang berada dibawah permukaan bawah daun sebalah pinggir. Sori berwana coklat tua.

Hasil ini sesuai dengan literatur, dalam jurnal botani dijelaskan bahwa Rimpang pendek merayap, tertutup oleh sisik coklat tua; rootlets kurang bulbils. Daun 5-70 cm, palmately atau dikotomus dibagi, segmen utama untuk asimetris dan simetris sangat lama mengintai; segmen 5-13 mm, tangguh, pucat sampai hijau tua; segmen utama dari daun puber atau jarang gundul; hitam Stipe, gemuk, agak kasar untuk scabrous; Stipe dan rachises jarang berbulu. Sori kecil, 1-20 per segmen, berdekatan bersama margin luar dan bagian atas. Spora menjadi 32 per sporangium, coklat, garis besar dalam pandangan kutub segitiga untuk cembung-segitiga; spora dibatalkan biasanya banyak, menyerpihkan halus perine, longgar mengikuti exine (Large, 1993).

  1. 5.      Manfaat

Adiantum hispidulum biasanya digunakan sebagai tanaman hias. Selain itu paku ini juga mengandung bhan organi yang baik untuk menjaga kelembaban tanah. Dapat juga mencegah kekeringan (Latifah, 2004).

2.8  Nephrolepis falcata

( Luluk Lugiati Sholihah Nim: 10620093)

  1. 1.    Gambar

 Image

 

 Image

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. 2.    Lokasi

Identifikasi terhadap tumbuhan paku ini dilaksanakan di Coban Rondo. Pada hari Minggu, tanggal 18 Maret 2012.

 

  1. 3.    Sistematika

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas: Pteridopsida
                 Sub Kelas: Polypoditae
                     Ordo: Polypodiales
                         Famili: Dryopteridaceae
                             Genus: Nephrolepis
                                 Spesies: Nephrolepis falcata (Cakmus,2012).

 

  1. 4.      Deskripsi

     Berdasarkan pengamatan terhadap Tanaman paku dapat diketahui bahwa paku ini merupakan tanaman herba.  stipes berbentuk bulat, silindris panjang 10-25 cm. Daun tunggal,menyirip yang luas berbentuk  lanset panjang 35-120 cm dan 9-11 cm lebar dan kemiringan ke arah atas tapi sedikit menuju pangkal. Daun berwarna hijau dengan ujung meruncing, tepi daun bergerigi. Memiliki rimpang tegak pendek yang ditutupi dengan sisik coklat tua, memproduksi stolons benang panjang dari tanaman muda yang muncul sepanjang panjangnya. Sori, berbentuk bulat, terletak di permukaan bawah dau.

            Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Dalam jurnal biologi  dijelaskan bahwa Nephrolepis falcata (Cav.) C.Chr. Enthal tunggal, tersusun menyirip, warna hijau; ujungruncing; tepi bergerigi. Sori berbentuk bulat, berupa bintik-bintik kecil di tepi enthal, terdapat dipermukaan bawah enthal (Aththorick,2007).

Umumnya hidup di tanah tetapi ada juga yang hidup epifit. Disebut sebagai paku pedang karena entalnya memanjang berbentuk pedang. Mudah beradaptasi karena bersifat epipit dan memiliki kumpang yang tahan kering yang menjalar kemana-mana (Muspiroh,2010).

     Tergolong kromofita sejati karena sudah menyerupai tumbuhan tinggi. Batang berbentuik bulat, berwarna kecoklatan.Memiliki akar serabut, memiliki akar yang dibawah permukaan tanah. berfungsi menyerap air dan nutrisi dari tanah.Terdapat percabangan pada tulang daun, pada ujung urat daun terdapat sporangium yng tertata dengan rapi disepanjang tepi daun (Muspiroh,2010).

     Sedangkan secara anatomi mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis.Sorus merupakan kumpulan dari spora.Indusium adalah suatu lapisan pelindung untuk melindungi sporangium terutama yang masih muda. Spora adalah struktur pembiakan halus yang dihasilkan oleh paku – pakis. Spora berbentuk bulat, menempel pada permukaan bawah daun. Silinder pusat terdiri dari xilem dan floem. Fase sporofit menghasilkan spora haploid melalui pembelahan meiosi. Spora tumbuh melalui bagian selnya menjadi gametofit. Gametofit menghasilkan gamet melalui pembelahan mitosis (Prawiro,2007).

 

  1. 5.    Manfaat

Nephrolepis falcata memiliki penggunaan gizi di mana daun tersebut direbus dan dimakan sebagai sayuran dan akar ditumbuk untuk tepung. Selain itu, beberapa bagian pakis dimanfaatkan sebagai obat tradisional di daerah tertentu untuk pengobatan bisul, luka, luka dan luka. Tanaman penyerap paling efektif untuk formaldehid. Sebagai bahan pembuat obat cacing. Dapat mengobati kanker perut (Muspiroh,2010).

2.9  Asplenium nidus

( Riftin Mazidah Nim: 10620106)

  1. 1.    Gambar:

Image  Image

                  Http://www.sci.muni.cz

 

 

  1. 2.    Sistematika Takson

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas: Pteridopsida
                 Sub Kelas: Polypoditae
                     Ordo: Polypodiales
                         Famili: Aspleniaceae
                             Genus: Asplenium
                                 Spesies: Asplenium nidus Linn.   (http://www.plantamor.com)

  1. 3.    Deskripsi

Habitus :

            Termasuk tumbuhan herba.

Habitat:

            Terestrial, paku epifit pada pohon tinggi, Tumbuh tersebar di seluruh kawasan yang diamati mulai 1.060-1.240 m dpl. Tumbuh epifit di batang pohon yang telah ditebang sampai di ranting pohon besar. Secara umum tumbuhan ini banyak ditemukan baik di dataran rendah maupun daerah pegunungan sampai ketinggian 2.500 m dpl., sering menumpang di batang pohon tinggi, dan menyukai daerah yang agak lembab dan tahan terhadap sinar matahari langsung. Tanaman ini tersebar di seluruh daerah tropis.Paku Sarang Burung atau nama saintifiknya Asplenium nidus adalah spesies epifit yang biasanya ditemui di kawasan tanah pamah, kawasan pergunungan dan kawasan hutan sekunder. Bahagian tengah spesies ini mampu mengumpul daun-daun kering daripada pokok sokongan melalui struktur berbentuk bakul dan mereputkannya untuk mendapatkan nutrien dan bahagian ini juga menyerap air hujan dan menyimpannya sehingga hujan yang seterusnya. Paku sarang burung merupakan jenis tumbuhan paku populer sebagai tanaman hias halaman. Orang Sunda menyebutnya kadaka, sementara dalam bahasa Jawa dikenal dengan kedakah. Penyebaran alaminya adalah di sabuk tropis Dunia Lama (Afrika Timur, India tropis, Indocina, Malesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifik.Di daerah Pasundan paku ini dikenal dengan nama kadaka. Orang Jawa menyebutnya simbar merah, di Kalimantan disebut lokot dan di Maluku disebut tato hukung. Di ujung Pandang oleh orang Bugis menyebut bunga minta doa. Umumnya masyarakat menyebut paku sarang burungPakis Sarang burung berasal dari Malaya, kini tersebar luas di seluruh daerah tropika. Dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 2.500 m dpl. Orang bugis mempercayai bila tanaman ini tumbuh subur bertanda kehidupan dalam keluarga rukun dan makmur begitu pula sebaliknya bila merana mendapat kesulitan (Sastrapraja, dkk. 1979). Asplenium nidus L. di Bali sering digunakan sebagai tanaman hias untuk menata taman, merangkai bunga dan akarnya dicincang alus dapat digunakan untuk media mencangkok tanaman (Darma, 2006). Di Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti Asplenium nidus. L tumbuh pada pohon-pohon yang besar terutama pada pohon di tepi sungai.

Daun:

 Daun tunggal tersusun pada batang sangat pendek melingkar membentuk keranjang. Daun yang kecil berukuran panjang 7 -150 cm, lebar 3 – 30 cm. perlahan-lahan menyempit sampai bagian ujung. Ujung meruncing atau membulat, tepi rata dengan permukaan yang berombak dan mengkilat. Daun bagian bawah warnanya lebih pucat dengan garis-garis coklat sepanjang anak tulang, daun bentuk lanset, tersusun melingkar, ujung meruncing, warna daun bagian atas hijau terang, bagian bawah hijau pucat. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung..Tangkai daun kokoh, hitam, panjang sekitar 5 cm. Tulang daun menonjol di permukaan atas daun, biasanya hampir rata ke bawah, berwarna coklat tua pada daun tua. Urat daun bercabang tunggal, kadang bercabang dua, cabang pertama dekat bagian tengah sampai ±0, 5 mm dari tepi daun. Tekstur daun seperti kertas.Daun-daun terbentuk dari tengah pokok dan kemudian bersusun-susun membentuk roset yang diselaputi sisik berwarna coklat tua di pangkalnya.Paku ini mudah dikenal karena tajuknya yang besar, entalnya dapat mencapai panjang 150cm dan lebar 20cm, menyerupai daun pisang. Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung.Dikenal juga sebagai paku sarang burung. Bentuk daunnya lebar secara visual serupa dengan daun pisang, panjangnya bisa mencapai 50-150cm dan lebar 10-20 cm. Warna daun hijau muda, berkerut, dan pelepah berwarna hitam. 

Batang:

Rhizome yang pendek ditutupi oleh sisik yang halus dan lebat, sisik berwarna coklat.

Akar:

Paku epifit dengan akar rimpang kokoh, tegak, bagian ujung mendukung daun-daun yang tersusun roset, di bagian bawahnya terdapat kumpulan akar yang besar dan rambut berwarna coklat, bagian ujung ditutupi sisik-sisik sepanjang sampai 2 cm, berwarna coklat hitam. Akar tumbuh di sepanjang batang pendek untuk mengukuhkan struktur Paku Sarang Burung ini.

Sorus/sori:

Sorus terletak di permukaan bawah daun, tersusun mengikuti venasi atau tulang daun, bentuk garis, warna coklat tua. Sori sempit, terdapat di atas tiap urat daun dan cabang-cabangnya mulai dari dekat bagian tengah daun sampai bagian tepi, hanya sampai bagian tengah lebar daun. dengan sori tertutup semacam kantung memanjang (biasa pada Aspleniaceae). Sorus berbentuk garis, tersusun rapat di permukaan bawah daun fertil dekat ibu tulang daun, berwarna coklat. Spora terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun, entalnya dapat mencapai panjang 150cm dan lebar 20cm, menyerupai daun pisang. Ental-ental yang mengering akan membentuk semacam “sarang” yang menumpang pada cabang-cabang pohon. “Sarang” ini bersifat menyimpan air dan dapat ditumbuhi tumbuhan epifit lainnya. . Spora terletak di sisi bawah helai, pada urat-urat daun, dengan sori tertutup semacam kantung memanjang (biasa pada Aspleniaceae).

Siklus hidup:

Image

  1. 4.    Manfaat:

Manfaat Obat penyubur rambut (Boon, 1999), demam, sakit kepala (Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 2000), kontrasepsi, gigitan atau sengatan hewan berbisa (Baltrushes, 2006). Daunnya ditumbuk dan dicampur dengan parutan kelapa kemudian dioleskan pada rambut (Boon, 1999). Anti radang dan pelancar peredaran darah.Jenis ini sudah umum untuk tanaman hias, selain itu juga dapat digunakan sebagai obat tradisional seperti sebagai penyubur rambut, obat demam, obat kontrasepsi, depuratif, dan sedative,obat bengkak; daun paku sarang burung segar sebanyak segar sebanyak 15 gram, dicuci, ditumbuk halus dan ditambah sedikit anggur kemudian diborehkan ke bagian yang sakit,obat luka memar: daun paku sarang burung segar sebanyak 15 gram, dicuci dan direbus dengan 200 nil air sanipai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan saring. Hasil saringan diminum sekaligus dan lakukan pengobatan sebanyak 2 kali sehari, pagi dan sore.

2.10      Cyathea cooperi

( Riftin Mazidah Nim: 10620106)

  1. 1.    Gambar:

Image Image

            www.taxateca.com/ordencyatheales.html

  1. 2.    Sistematika Takson

Kingdom: Plantae

        Division: Pteridophyta

                 Class: Pteridopsida

                       Order: Cyatheales

                             Family: Cyatheaceae

                                     Genus: Cyathea

                                              Species: Cyathea cooperi(Braggins, 2004).

  1. 3.    Deskripsi:

Habitus:

Termasuk tumbuhan paku pohon.

Habitat:

            Anggota dari suku ini, banyak dijumpai didaerah tropika dan sub tropika. Cyathea cooperi sering ditemukan tumbuh di Australia juga dan tampaknya diimpor ke negara itu. Spesies ini tumbuh di kondisi pertumbuhan sangat basah di Selandia Baru termasuk rawa dan Boggs. Ini biasanya tumbuh di sepanjang pantai Queensland dan New South Wales di negara Australia. Pohon pakis bisa mencapai 30 kaki (hampir 10 meter) di habitat aslinya, tapi jarang terlihat dalam budidaya lebih besar dari 8 (2,5 meter) kaki. Para daun dari Cyathea cooperi juga bisa menjadi 8 kaki (2,5 meter) tapi selalu akan lebih kecil bila ditanam dalam sebuah wadah. C. cooperi membutuhkan tanah yang sangat baik dikeringkan dan dalam kebanyakan kasus cahaya disaring cerah. Australia pohon juga dikenal sebagai Cyathea cooperi, Cooper pohon pakis, pakis pohon bersisik dan berenda pohon pakis. Ini adalah pilihan populer pemilik rumah sebagai tanaman hias. Meskipun asli Australia, itu adalah ditemukan di seluruh dunia, khususnya di daerah tropis dan subtropis. Bentuk mahkota yang dibentuk oleh susunan daun daun, memberikan pohon menyenangkan. Hutan hujan dan selokan adalah habitat alami yang asli untuk Australia pohon pakis. Oleh karena itu, iklim yang paling cocok untuk Australia pohon pakis adalah lingkungan yang lembab. Bahkan kering iklim ini cocok untuk pohon, asalkan tanah tetap basah sepanjang waktu. Mereka tidak bisa mentolerir terlalu banyak sinar matahari dan karenanya harus ditempatkan di daerah-daerah teduh atau sebagian berbayang. Pohon adalah cepat tumbuh dan tanaman asli uproots pohon dengan membentuk tebal berdiri. Hal ini karena pohon menyebar spora dengan kecepatan sangat cepat dengan bantuan dari angin dan pohon-pohon tumbuh segera dalam seminggu atau lebih.

Daun:

            Daun besar dan panjangnya dapat sampai beberapa meter, biasanya berupa daun majemuk menyirip ganda. Merupakan paku tiang dengan bekas daun yang jelas di batang.  Daun tersusun sebagai roset batang, menyirip ganda (Bepinnate),  daun yang masih muda tegak atau serong, akhirnya mendatar dan  yang telah kering menggantung . Bentuk mahkota yang dibentuk oleh susunan daun daun, memberikan pohon menyenangkan. Susunan spiral daunnya memberikan tampilan yang elegan. Dedaunan pohon cemara di semua musim dan tidak mengubah di falls.

Batang:

            Paku ini mempunyai batang yang kuat. Tinggi batang dapat mencapai 15 meter dengan diameter antara 25-50 cm. Pohon tumbuh hingga ketinggian hampir 15 kaki. Pohon memiliki tinggi satu batang yang sekitar satu kaki dalam diameter. Pohon diliputi dengan pola bersisik oval dipangkas. Mereka sebagian besar pakis terestrial, biasanya dengan batang tinggi tunggal. Jarang, bagasi dapat bercabang atau merayap. Bagian tengah batang (anatomi batang )dikelilingi oleh bagian yang  berkayu, merupakan berkas-berkas pengangkut yang dikelilingi  oleh lapisan-lapisan sklerenkim . Batang pada sebagian besar paku tidak terlihat karena berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang. Akan tetapi, ada pula yang memiliki batang di permukaan tanah yang bercabang, seperti pada Cyathea.

Akar:

            Banyak spesies juga mengembangkan massa fibrosa akar di dasar bagasi. Akar pada paku bersifat seperti serabut yang ujungnya dilindungi oleh kaliptra (tudung akar).

Sorus/sori:

            Sori cangkir berbentuk pada bagian bawah daun. Sorus mengandung banyak sporangium yang terletak di bagian bawah daun, sorus bentuk bola. Indusium bisa ada atau tidak, jika ada berbentuk bola, piala atau  mangkok. Sorus agak jauh dari tepi daun, yang muda diliputi oleh indusium berbentuk bola,. Indusium akhirnya robek, hingga bentuk seperti piala atau cawan, daun menyirip ganda. Spora ini tumbuh di bawah daun pohon.

Siklus hidup:

Image

 

  1. 4.    Manfaat:

            Cyathea cooperi adalah pilihan populer pemilik rumah sebagai tanaman hias. Pohon tumbuh hingga ketinggian hampir 15 kaki dan digunakan sebagai indoor houseplant maupun outdoor tanaman untuk berkebun.

2.11      Adiantum  sp.

( Ni’matur Rochmah Nim: 10620109)

  1. 1.    Gambar

   ImageImage 

                                           (Cakmus, 2012)

  1. 2.    Sistematika Takson (Cakmus, 2012):

Kingdom   Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom  Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Divisi   Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas  Pteridopsida
                 Sub Kelas  Polypoditae
                     Ordo  Polypodiales
                         Famili   Adiantaceae
                             Genus  Adiantum
                                 Spesies  Adiantum sp.

  1. 3.    Lokasi

Pengamatan tumbuhan paku ini dilaksanakan di air terjun Coban Rondo yang terletak di desa Pandesari kecamatan Pujon kabupaten Malang dan menurut administrasi pengelolaan hutan Cobanrondo masuk wilayah KPH ( Kesatuan Pemangkuan Hutan ) Perum Perhutani Malang. Coban Rondo merupakan tempat wisata air terjun yang pertama kali digunakan sebagai objek wisata pada tahun 1980. Air Terjun ini memiliki ketinggian yaitu 84 meter, ketinggian dari permukaan air laut yaitu 1.135 meter. Suhu rata-rata ± 220C dan curah hujan rata-rata mencapai 1721 mm pertahun. Sumber air di air terjun ini berasal dari sumber mata air Cemoro Dudo.

  1. 4.    Deskripsi

Suplir adalah sebutan awam bagi segolongan tumbuhan yang termasuk dalam genusAdiantum, familiAdiantaceae. Sebagai tumbuhan paku-pakuan, suplir tidak menghasilkan bunga dalam daur hidupnya. Perbanyakan generatif suplir dilakukan dengan spora yang terletak pada sisi bawah daun bagian tepi tanaman yang sudah dewasa.

Genus Adiantum memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis paku-pakuan lain. Daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi cenderung membulat. Sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi. Spora terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indusium. Tangkai entalnya khas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan lain, daun tumbuh dari rizoma dalam bentuk melingkar ke dalam (bahasa Jawa mlungker) seperti tangkai biola (disebut circinate vernation) dan perlahan-lahan membuka. Akarnya serabut dan tumbuh dari rizoma.

Adiantum Sp hidup di tanah, hampir  semua paku-pakuan adalah herba atau agak berkayu. Letak akar tumbuhan paku bermacam-macam, pada Adiantum Sp akarnya serabut, tumbuh dari rizoma yang pakalnya rimpang, tegak dan berwarna coklat. Semua batang paku-pakuan kerap berupa rimpang karena umumnya arah tumbuhnya menjalau atau memanjat, bentuk batangnya bulat panjang, permukaan batangya halus, ukuraya berdiameter 1 mm, warna coklat dan percabangan monopodial.

Jenis daun pada Adiantum Sp ini adalah majemuk, tulang daunnya menyirip atau sporofil (daun fertil) yang fungsi utamanya adalah menghasilkan sporangium.Biasanya hampir semua sporofil juga berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis.

Adiantum memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis paku-pakuan lain. daunnya tidak berbentuk memanjang, tetapi cenderung membulat. Sorus merupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi.Spora.terlindungi oleh sporangium yang dilindungi oleh indisium. Tangkai entalnya khas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan lain.

Daun paku-pakuan mempunyai bentuk yang khas yang bebeda dengan daun tumbuh-tumbuhan lain sehingga biasa disebut ental.Ental pada Adiantum Sp bergulung melingkar, dimana pinula (anak daun) terdapat sorus dan pinna (menyirip) bergerigi, bentuk bangun memanjang, bentuk ujungnya tumpul dan tepinya bergerigi.

Pada beberapa paku-pakuan Adiantum Sp selain ciri-ciri umum juga mempunyai cirri-ciri khusus, antara lain:

a.   Terdapat vernasi bergelung

b.   Tidak ada dimorfisme

c.   Tidak ada daun tereduksi

d.   Tidak ada daun sarang

e.   Tidak ada ligula

f.    Tidak ada daun daun penumpu (stipula)

Sporangium pada Adiantum Sp terletak dibawah permukaan daun (dipinggir) teratur.Sorus berada dibawah permukaan daun letaknya tersebar atau teratur dimana dalam satu daun terdapat 4-6 sorus.Warna sporangiumnya yang muda berwarna putih dan yang tua berwarna coklat.Indisium yaitu membran penutup yang merupakan perkembangan dari epidermis bawah daun.Pada daun Adiantum Sp bentuk indisiumnya memanjang.

2.12      Asplenium scandicinum

( Ni’matur Rochmah Nim: 10620109)

  1. 1.    Gambar

         Imagez                                                                           

  1. 2.    Sistematika Takson (Cakmus, 2012):

Kingdom  Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom  Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Divisi  Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas  Pteridopsida
                 Sub Kelas  Polypoditae
                     Ordo  Polypodiales
                         Famili  Aspleniaceae
                             Genus  Asplenium sp.

       3.  Deskripsi Morfologi

       

Jenis paku ini sering disebut dengan nama paku kenying, dan sekarang masih banyak ditemukan dimana-mana di hutan yang masih lebat. Tumbuhnya bias secara epifit, tetapi juga dapat tumbuh di batu-batuan atau tanah liat yang keras. Tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian mencapai antara 1.000-2.200 m dpl, terutama di tempat-tempat yang terlindung dan agak basah atau lembab.

Family Aspleniaceae memiliki ciri-ciri morfologi Akar rizoma yang pendek, kebanyakan batang merunduk, terdapat tangkai majemuk yang sederhana, tulang daun yang menyebar, tulang daunnya bebas, dari ujung akan menyatu membentuk suatu submarginal tulang daun. Sori memanjang sepanjang tulang daun, dangkal (superficial), indusial yang sama panjang, spora bilateral dengan perispora (Tagawa, 1988).

Daun tunggal tersusun pada batang sangat pendek melingkar membentuk keranjang. Daun yang kecil berukuran panjang 7 – 150 cm, lebar 3 – 30 cm. Ujung meruncing atau membulat, tepi rata dengan permukaan yang berombak dan mengkilat. Daun bagian bawah warnanya lebih pucat dengan garis-garis coklat sepanjang anak tulang daun. Hidup didaerah tropika. Dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 2.500 m dpl.

Daun  Family ini mempunyai bentuk yang disebut ental. Tangkai entalnya untuk ml membedakan dari tangkai yang lain. Bagian pipih ental sering disebut lamina yang bisa berbentuk tunggal atau terbagi-bagi menjadi beberapa atau banyak anak daun yang menyirip. Tiap anak daun dari daun yang menyirip disebut sirip (pinna) dan poros tempat sirip berada disebut rakis, jika tiap sirip bersirip lagi, seluruh ental disebut bersirip ganda dan setiap anak daun terkecil disebut pinulla. Tepi anak daun yang terbagi oleh tulang daun di sisi yang menuju ental disebut akroskopi, yang menuju pangkal ental disebut basiskopi.

Batang : berupa rimpang karena arah tumbuhnya menjalar atau memanjat, meskipun ada yang tegak. Disamping itu juga mempunyai cabang dengan arah tumbuh tegak atau menggantung. Permukaan batang tidak selalu halus.Ukuran batang sangat bervariasi dari beberapa millimeter sampai beberapa meter, diameter juga bervariasi dari beberapa millimeter sampai sentimeter.

Akar : serabut yang bercabang-cabang secara dikotom, letak akar di sepanjang bagian bawah rimpang yang menjalar pada seluruh permukaan rimpang. Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel – sel yang dapat dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri.

 Menurut Abdurrahim (2006) Ciri-ciri dari paku ini, sebagai berikut: berlimpang pendek, ujung tunasnya bersisik, berwarna coklat dan sisik tersebut dapat mencapai panjang 1 cm. jumlah entalnya dalam tiap pohon cukup banyak. Ental-ental tersebut menyirip dan tumbuhnya tegak, panjang tiap ental mencapai 100 cm lebih dan tiap ental terdiri atas anak-anak daun yang letaknya berpasangan. Anak daunnya tidak bertangkai, bercuping dangkal dan tipenya bergigi. Pangkal anak daunnya besar sebelah, sedangkan ujungnya lancip di permukaan atas daunnya berwarna hijau gelap, mengkilap.

2.13 Adiantum tenerum

(Izzatul Muhimmah Nim:10620111)

1. Gambar

 

(  Foto sendiri.2012)                                              (Cakmus. 2010)

2. Sistematika Taksonomi

 

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas: Pteridopsida
                 Sub Kelas: Polypoditae
                     Ordo: Polypodiales
                         Famili: Adiantaceae
                             Genus: Adiantum
                                 Spesies: Adiantum tenerum Sw.(Cakmus.2010)

3. Deskripsi

Suplir( Adiantum Tenerum)  adalah sebutan awam bagi segolongantumbuhanyang termasukdalam genus   Adiantum  famili Polipodiaceae.  Sebagai tumbuhan paku-pakuan,suplir tidak menghasilkan bunga dalamdaur hidupnya. Perbanyakan generatif  suplir dilakukan dengan spora yang terletak pada sisi bawahdaun  bagian tepi tanaman yang sudah dewasa. Suplir memiliki penampilan yang jelas berbeda dari jenis paku-pakuan lain. Daunnya tidak berbentuk memanjang,tetapi cenderung membulat.Sorusmerupakan kluster-kluster di sisi bawah daun pada bagian tepi. Spora terlindungi olehsporangiumyang dilindungi olehindusium. Tangkaientalnyakhas, berwarna hitam mengkilap, kadang-kadang  bersisik halus ketika dewasa. Sebagaimana paku-pakuan lain, daun tumbuh dari rizoma dalam bentuk melingkar ke dalam (bahasa Jawamlungker  ) seperti tangkai biola (disebut circinate vernation ) dan perlahan-lahan membuka.Akarnya serabut dan tumbuh dari rizoma.Tanaman ini tidak memliliki nilai ekonomi penting. Fungsinya yang utama adalah sebagai tanaman hiasyang bisa ditanam di dalam ruang atau di luar ruang. Suplir sangat suka tanah yang gembur, kaya bahan organik (humus).Pemupukan dengan kadar nitrogenlebih tinggi disukainya. Pembentukan spora memerlukan tambahan fosfor  dan kalium.

Paku tanah, tinggi 0,25 -1,30 m. Akar rimpang tegak semakin menaik, atau memanjat, berdaun rapat dan pendek. Tangkai daun gundul,   10-40 cm. Daun majemuk, yang   besar menyirip ranngkap 3-4 tegak atau melengkung menggantung, panjang 15-90 cm.  Anak daun penempatannya berseling sepanjang poros sirip; gundul, sepanjang tepi  atas bercangap, bulat telur, oval atau bulat telur terbalik, dengan pangkal berbentuk baji atau tumpul, 1-3 kali 0,5-2,8 cm. Tangkai anak daun pada  ujungnya menebal dan di  sana berruas  dengan anak daun (sehingga   tangkai daun tertinggal setelah daun rontok), gundul.  Sori pada sisi bawah daun di bawah tepi taju daun yang menggulung tepi daun tersebut juga berfungsi menjadi selaput penutup, melintang memanjang sampai pendek berbentuk garis, lurus atau bengkok. 

Berasal dari India Barat.Dari dataran rendah sampai cukup tinggi di pegunungan; sangat banyak dipelihara menjadi tanaman perhiasan.Pada tembok tua dan dinding tanah kadang-kadang menjadi liar.

Tumbuhan suplir merupakan tumbuh-tumbuhan yang berkembang biak dengan sporaTumbuhan Suplir dimasukkan dalam golongan tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta)Tumbuhan ini masuk kedalam kelaompok Pterudophyta karena sudah dapat dibedakan antara batang, daun, dan akar.Pada umumnya hidup di atas tanah dengan cara bergerombol dan mempunyai akar serabut yang ujung akarnya dilindungi kaliptra.Kebanyakan hidup di tempat-tempat yang terlindung (sahdefern).Paku tanah atau suplir telah memiliki organ tubuh yang sesungguhnya seperti akar, batang dan daun.Daun pada tumbuhan paku suplir beraneka ragam.

Berdasarkan fungsi daun pada tumbuhan paku suplir ini ada dua macam jenis daun yaitu: Daun tropophyl (daun untuk fotosintesis saja / Daun steril )Daun sporophyl (daun penghasil spora/ daun fertil ).dan Berdasarkan ukurannya tumbuhan paku suplir ada dua macam jenis daun yaitu: Daun Makrophyl dan Daun Mikrophyl.

Daun :

Daun Makrophyl berukurannya lebih besar, Menyirip ganda sampai beberapa kali dengan urat-urat yang bebas, rapat, dan pendek, Daun yang makrofil (berdaun besar) dengan posisi yang berseling-seling serta daun yang menyerupai kipas, Bentuk daunnya bulat telur (membulat), persegi panjang, delta, jajar genjang, dan belah ketupat, Susunan daun tumpang tindih ,bersirip tunggal, bersirip ganda, ada juga susunan daunnya pada bagian bawah besar sedang pada bagian ujungnya mengecil sehingga mirip ekor, Tekstur daun biasanya lembut dan tipis, tetapi ada juga yang keras dan kaku, dan umumnya berwarna hijau mengkilap., Pada bagian daun terdapat tulang daun dan telah mempunyai mesofil (daging daun),Tangkai daun gundul sekitar 10-20 cm, Anak daun penempatannya bersaing sepanjang poros sirip, Daun memiliki mesofil (daging buah), jaringan bunga karang, jaringan tiang dan jaringan daun.

Akar :

Akar dari tumbuhan ini merupakan rimpang tegak, yang akar sejatinya semakin menaik atau memanjat,Akar berupa rhizome beruas pendek yang muncul akar-akar berupa serabut.Pada ujung akar dilindungi oleh kaliptra atau tudung akar.Di belakang kaliptra terdapat titik tumbuh berupa sebuah sel yang berbentuk bidang empat, yang kearah luar membentuk sel-sel kaliptra, sedangkan jika menuju kearah dalam membentuk sel-sel akar.

Batang :

Batang tanaman suplir hitam mengkilat berduri tegak atau semi tegak dan dijumpai sisik-sisik yang lunak atau keras.Batang bercabang-cabang dan berupa tongkat (rhizome) yang terdapat banyak daun dengan tingginya sekitar 0,25-1,3 m.Susunan anatomi batang terdiri dari epidermis, korteks dan stele. Pada ujung batang terdapat jaringan meristematik yang membentuk akar dan batang.

 

SPORA:

Terbentuk di dalam kotak spora atau sporangium sebagai alat reproduksinya yang terkumpul dalam sorus.,Sorus yang bentuknya bermacam-macam dan dilindungi selaput yang disebut insidium yang terletak pada tepi daun yang terlipat ke bawah dan mempunyai annulus sebagai mekanisme pengeluaran spora, Sorus yang masih muda terlindung oleh selaput indusium, Paku suplir mempunyai sorus bangun ginjal, jorong atau bangun garis, terletak pada tepi daun yang terlipat ke bawah berfungsi sebagai indisium.

METAGENESIS :

Siklus hidup tanaman suplir dimulai dari tanaman yang sudah dewasa yaitu ditandai dengan jatuhnya spora yang telah matang atau melompat ke luar dari kotak spora.Apabila spora tersebut jatuh di tempat yang cocok (tanah yang subur), maka spora itu akan tumbuh menjadi suatu badan/lembaran hijau yang disebut prothallium (prothallus), Prothallus ini biasanya berklorofil, sehingga bisa berasimilasi, Sedang untuk mengambil makanannya dari dalam tanah prothallus ini akan menggunakan rhizoidnya, Pada prothallus ini akan terbentuk gametangium yakni berupa antheridia yang menghasilkan spermatozoid dan archogenium menghasilkan sel telur, Selanjutnya dengan perantaraan medium air yang ada disekitar prothallus, spermatozoid akan bergerak menuju archogonium, Pertemuan dua sel kelamin ini akan menghasilkan zigot, Kemudian zigot ini akan terus berkembang membelah diri dan akhirnya terbentuklah sporophit muda, Sporophit muda inilah yang akan tumbuh terus menjadi tumbuhan paku yang kemudian akan menghasilkan spora kembali.

3. Manfaat

Tanaman suplir (Adiantum tenerum Sw.) ialah tanaman hias daun yangperlu mendapat perhatian untuk dikembangkan di Indonesia agar tidak punah.Tanaman suplir memiliki nilai ekonomis karena bentuk daunnya yang sangatmenarik dan artistik.Tanaman suplir dapat diperbanyak melalui perbanyakan secarageneratif maupun vegetatif.Perbanyakan secara generatif menggunakan spora,sedangkan perbanyakan vegetatif menggunakan pemisahan rumpun atau anakan.Pada perbanyakan tanaman suplir dengan menggunakan pemisahan rumpun, factor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman suplir ialah media tanam. Permasalahanyang sering terjadi pada media tanam suplir ialah drainase dan aerasi yang tidak baiksehingga rumpun suplir akan mengalami kelayuan daun, akar rusak (membusuk)sehingga akhirnya suplir mati. Media tanam yang ideal bagi tanaman suplir ialahmedia tanam yang cukup lembab (RH 50 % – 80 %), memiliki porositas yang baik,sehingga drainase dan aerasinya bagus (Rukmana, 2003).

2.14 Dryopteris filix-mas

Izzatul Muhimmah (10620111)

1. Gambar

 

 (foto sendiri.2012)                                                 (Andik.2010)

2. Sistematika Takson

Kingdom: Plantae

           Division: Pteridophyta

                     Class: Pteridopsida

                           Order: Polypodiales

                                Family: Dryopteridaceae

                                      Genus: Dryopteris

                                          Species: Dryopteris filix-mas.(Cakmus.2010).

 

3. Deskripsi

Dryopterisfilix-mas (commonFernFernatauMale) adalah salah satupakisyang paling umum daribelahan bumi utarasedang,terjadidi sebagian besar Eropa, Asia, dan Amerika Utara.Ininikmatdaerah yang diarsirlembabdan umumdiunderstorydarihutan, tetapi juga ditemukandi tempat-tempatteduhdihedgebank, batu, danscrees. Hal ini jauh lebihberlimpahdi Amerika Utaradaripada di Eropa.

Setengah hijau daun memiliki kebiasaan tegak dan mencapai panjang maksimum 1,5 m, dengan mahkota tunggal pada batang bawah masing-masing. Daun bipinnate terdiri dari 20-35 pinnae pada setiap sisi dari malai. Daun lancip pada kedua ujungnya, dengan pinnae basal sekitar setengah panjang pinnae tengah. Para pinules agak tumpul dan sama-sama lobed di sekitar. Batang ditutupi dengan oranye-coklat skala. Di permukaan abaxial dari pisau matang 5 sampai 6 sori berkembang dalam dua baris. Ketika spora matang pada bulan Agustus hingga November, indusium mulai mengerut, menyebabkan pelepasan spora.Jenis ini hybridises mudah dengan Dryopteris affinis (Scaly Fern Laki-laki) dan Dryopteris oreades (Mountain Pria Fern).

Habitat :

D. filix-mas tumbuh di tempat dapm, berlempung atau berpasir sub-tanah di kanopi dari campuran, pohon gugur. Kebanyakan situs berada di sisi sungai kecil-lembah di ketinggian antara 120 dan 165 juta dan di hutan lebih dari 150 tahun.

Batang, Akar, Daun:

Rimpang: tegak, kokoh, bercabang, ditutupi dengan basis Stipe tua.
Frond: 120 cm tinggi 25 cm dengan lebar daun, monomorfik, tegak untuk agak melengkung rasio, pisau / Stipe: 2:01-3:01.Stipe: beralur, jerami-coklat, sisik pucat coklat, bundel vaskuler: 5 atau 7 dalam pola berbentuk c.Blade: menyirip-pinnatifid, hampir 2-menyirip, jarang lebih, bulat telur-lanset, terluas di herba, menengah agak kasar, pertengahan, sisik hijau tipis di sepanjang malai hijau.Pinnae: 16 sampai 24 pasangan, lanset, lurus ke atas sedikit melengkung; basal pinnae bulat telur-lanset, banyak dikurangi; pinnules pinnules basal ± panjang yang sama dengan pinnules berdekatan, pinnule rendah basal dan pinnule atas dasar sama, melekat pada costa sepanjang dasar ; costae beralur di atas, terus menerus dari malai untuk costae; margin bergerigi; urat bebas, bercabang.
Sori:

Bulat, dalam 1 baris antara pelepah dan margin, pada bagian atas daun palem itu, indusium: reniform, hijau pucat pada awalnya, kemudian keputihan, lalu kelam abu-abu, coklat kemudian berkarat, kemudian mengerut, pada sinus, sporangia: hitam atau coklat gelap.

Tangkai daun: Kurang dari ¼ panjang pisau; ScaleY terutama di pangkalan; sisik coklat, dan tersebar dari dua jenis satu yang luas, satu filamen.MenggunakanRimpang pakis Pria memiliki tindakan beracun kuat pada cacing pita, yang membunuh dan mengusir. Dalam dosis besar itu adalah racun iritan.

Sori: Bulat, dalam 1 baris antara pelepah dan margin, pada bagian atas daun palem itu, indusium: reniform, hijau pucat pada awalnya, kemudian keputihan, lalu kelam abu-abu, coklat kemudian berkarat, kemudian mengerut, pada sinus, sporangia: hitam atau coklat tua, jatuh akhir musim panas ke musim gugur pertengahan.

Budaya Habitat: Utara timur berbagai Amerika hanya muncul pada tanah berkapur, yang, Eropa Asia, dan Amerika Utara barat berbagai paling mana saja. Distribusi: Amerika Utara, Eropa, Asia. Hardy ke -30 ° C, USDA Zona 4.

Frond:

120 cm tinggi 25 cm dengan lebar daun, monomorfik, tegak untuk agak melengkung rasio, pisau / Stipe: 2:01-3:01.Stipe: beralur, jerami-coklat, sisik pucat coklat, bundel vaskuler: 5 atau 7 dalam pola berbentuk c.

Blade:

Menyirip-pinnatifid, hampir 2-menyirip, jarang lebih, bulat telur-lanset, terluas di herba, menengah agak kasar, pertengahan, sisik hijau tipis di sepanjang malai hijau.

Pinnae: 16 sampai 24 pasangan, lanset, lurus ke atas sedikit melengkung; basal pinnae bulat telur-lanset, banyak dikurangi; pinnules pinnules basal ± panjang yang sama dengan pinnules berdekatan, pinnule rendah basal dan pinnule atas dasar sama, melekat pada costa sepanjang dasar ; costae beralur di atas, terus menerus dari malai untuk costae; margin bergerigi; urat bebas, bercabang.
Para pakis laki-laki, Dryopteris Filix-mas, Schott (NO Filicineoe), adalah melimpah. Ini menghasilkan seberkas melingkar daun mencapai satu meter dengan tinggi dan timbul dari rimpang gemuk. Lamina ini dibagi pinnately, dan dikenakan pada di bawah permukaan, padahal buah, berbentuk ginjal atau kadang-kadang hampir peltate sori. Tangkai daun ini dikenakan banyak coklat, sisik scarious, terutama di bagian bawah.Meskipun laki-laki adalah pakis pakis Inggris umum, ada beberapa orang lain yang sangat mirip dan mungkin berkumpul di tempatnya. Dari jumlah tersebut yang paling penting adalah A. Filix-foemina, Roth, wanita pakis, dan D. spinulosa, O. Kuntze, perisai pakis.

Rimpang A. Filix-foemina dapat dengan mudah dibedakan dengan jumlah bundel di dasar daun, untuk sementara pakis pria memiliki 7-9 wanita pakis hanya memiliki dua yang besar. Selain itu, wanita pakis tidak menghasilkan sel mensekresi dalam parenkim rimpang atau tangkai daun. Telah memutuskan sifat antelmintik, dan mengandung asam filicic dan mungkin filmarone juga. Hal ini jarang, jika pernah, ditemukan dalam obat komersial.Beberapa ancaman ada untuk kelangsungan hidup Dryopteris-mas filix. Ini termasuk kompetisi spesies, faktor iklim termasuk kekeringan, hilangnya pak salju pelindung selama musim dingin, musim tanam pendek, rusa herbivora, dan perubahan penutupan kanopi atau habitat perubahan (karena kegiatan pemanenan kayu atau blowdowns alam).

Bandingkan dengan affinis Dryopteris yang memiliki bercak gelap di dasar costa, dan kekuningan-hijau, pisau lebih kasar, lebih stipes bersisik, sisik emas, dan ukuran biasanya lebih kecil.Orang tua Dryopteris oreades dan D. caucasica.Ini lebih besar dari orang tua pertama. Hal ini dibedakan dari kedua dengan warna yang lebih gelap untuk margin pisau bergerigi dan hanya-satu segmen daripada margin ganda-bergerigi D. caucasica.

4.  MANFAAT

Akar digunakan, sampai beberapa kali, sebagai obat cacing untuk mengusir cacing pita, tetapi telah diganti dengan obat yang kurang beracun dan lebih efektif. Aktivitas anthelmintik telah diklaim akibat asam flavaspidic, turunan phloroglucinol. Tanaman ini kadang-kadang disebut dalam sastra kuno sebagai Worm Fern. Hal ini juga ditanam sebagai pakis hias di kebun.

BAB III

PENUTUP

3.1          Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan dan didukung literatur dapat disimpulkan bahwa beberapa tumbuhan paku yang hidup di Coban Rondo memiliki ciri- ciri yang  khusus sesuai khateristik dari paku tersebut.

Marsilea crenata berciri-ciri yaitu paku air, herba dan berdaun belah empat, sorus berupa sporokarp.Asplenium adiantum-ningrumberciri-ciri paku darat atau epifit, daun majemuk, spora berada di bawah permukaan daun.Belvia spicata berciri-ciri epifit pohon, daun memanjang kecil, spora di bawah permukaan daun dan Equisetum scirpoidesmemiliki ciri-ciri batang tak berdaun hanya berupa mikrofil, spora terletak di ujung batang sebagai strobilus.

Davallia solida memiliki ciri-ciri memiliki rimpang, entalnya berjumbai, sedangkan batang Pteris sp. berbentuk bulat beralur secara longitudinal, beruas-ruas panjang dan kaku, permukaan pada batangnya halus. Warna daun pada Pteris sp. adalah hijau tua, peruratan (vernasi) menyirip, ujung-ujungnya bergabung dengan urat lain.

Adiantum hispidulum memiliki ciri-ciri habitus perdu, akar berupa rimpang pendek mengelompok  berwarna gelapdaun berbentuk bulat panjang yang sempit,seperti berlian, atau berbentuk kipas. peruratanya jelas dan teksturnya kasar. 20 sori yang berada dibawah permukaan bawah daun sebalah pinggir. Sori berwana coklat tua.Nephrolepis falcata (Cav.) C.Chr hidup epifit, sori berbentuk bulat, daun enthal panjang meruncing.

Asplenium nidus merupakan tumbuhan herba, terestrial, paku epifit pada pohon tinggi, Sorus terletak di permukaan bawah daun sedang Cyathea cooperi pohon, Daun berupa  roset batang, menyirip ganda (Bepinnate),  daun yang masih muda tegak atau serong.

Asplenium scandicinum batang  berupa rimpang,akar serabut bercabang dikotom, entalnya tersusun pada batang sangat pendek melingkar membentuk keranjang sedangkan akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah memiliki berkas  pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.

 

3.2          Saran

Saran yang terdapat dalam adalah:

  1. 1.    Untuk mengetahui manfaat dari tumbuhan paku tersebut perlu penelitian yang harus di lakukan terlebihdahulu.
  2. 2.    Membekali diri dengan pengetahuan dasar sebebelum terjun ke penagamata

DAFTAR PUSTAKA

 

Abdurrahim, Dudun. 2006. Tugas Tanaman dan Sistem Ruang Terbuka Hijau: Paku-pakuan. Bandung: IPB.

Alvyanto. 2009 (http://alvyanto.blogspot.com davallia_) diakses tanggal 01 April 2012.

Aththorick , Alief. 2007. Kekayaan Jenis Makroepifit di Hutan Telaga Taman Nasional Gunung leuser (tngl) Kabupaten Langkat. Jurnal Biologi Sumatera. Vol. 2, No. 1.

Braggins, John E.2004. Tree Ferns.America. Timber Press

Cakmus, 2008.Dunia Tumbuhan .(http:// www.plantamor.com)

Cakmus, 2012.Dunia Tumbuhan .(http:// www.plantamor.com)

Campbell, 2003. Biologi. UGM:Bandung

Frohne, Dietrich, janji, Hans Juergen (2004), tanaman beracun, Stuttgart: Wissenschaftliche Verlagsgesellschaft

Hertwig (1938), Kesehatan Melalui Herbal, Berlin: Koch

Hoshizaki,Barbara joe.2009. Fern Grower’s.Amsterdam

ITB.2012. Taksonomi Tumbuhan.(http:// www.sithitb.com)

Iwatsuki, dkk. 1985. Flora Of Thailand volume three part two. Bangkok : TEM STIMINAND

Johns. 2005.Asplenium section Thamnopteris (Aspleniaceae) – new information leading to a better taxonomy of the section. Japan:Symposium Abstract

Large.M.F.1993.A Morphological Assessment of Adiantum hispidulum Swartzand A. pubescens Schkuhr (Adiantaceae: Filicales) in New Zealand. New Zealand Journal of Botany.Vol. 31: 403^17.

Latifah, Eva.2004.Biologi 2. Bandung: Remaja Ros Dakarya.

Muspiroh, Noviyanti, dkk.2010.Buku Panduan Praktikum Taksonomi Tumbuhan 1.Cirebon: Pusat Laboratorium IAIN Syakh Nurjati.

Lubis, Siti Rahma. 2009. Keanegaraman dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku di    Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. Tesis: Provinsi Utara.

Marlena, Beni.2004. Ringkasan Penetapan Parameter Standar Umum Ekstrak Etanol 96% Daum Semanggi (  Marsilea CrenataPreshl.).Surabaya: Unair University

Mclean, D.C, dkk. 1952. Teks Books Of Practial Botany. Edinburgh:                                              Darien press

Murakami. 2008.Recognition of biological species in Asplenium nidus complex using molecular data and crossing experiments.Jakarta:  Malesiana

Mustofa, Imam.  2009. Petunjuk praktikum Botani Phanerogamae. Bandung: FPMIPA UPI

Piggot, A.G.1988. Botany an Introduction Science. Library of                                              Congress. USA.

Prawiro, Hartono. 2007. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.                

Purwanti, Maya. 2011.Masilea crenata. Malang: UMM University

Rätsch, Christian (1998), Ensiklopedi Tanaman psikoaktif, Aarau: AT Verlag

Rätsch, Christian (2003), Schamanenpflanze Tabak II, Solothurn: Nightshade penerbit

Sastrapradja, S., J. J. Afriastini, D. Darnaedi dan Elizabeth. 1980. Jenis Paku  Indonesia. Lembaga Biologi Nasional, Bogor. hlm. 7

Schimpfky, Richard (1893), TanamanObat dalam gambar dan kata kami, Gera-Untermhaus: Kohler

Small, james. 1954. Quantitative Evolution X1X The Numerical                                           Composition of Copelands Filicales: vol.17, hal 362

Smitinand, Tem. 1989. Flora of Thailand. Bangkok. Vol.3 no.4 hal. 519-                              522

Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sulisetiono, Widi.(2009).Analisis mikroskopis dan vitamin semanggi air (Marsilea crenata presl.) (marsileaceae). Bogor: IPB

Steenis, Van. 2006. Flora Untuk Sekolah Indonesia. Jakarta: PT Pradnya Paramitha

Sulisetjono.2009. Taksonomi Tumbuhan Tinggi.Malang : UM

Sulisetjono. 2011. Bahan Kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang:Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang

Tagawa,M. 1988. Flora of  Thailand. Bangkok: Auspices of  Danida at The

             Chutima press.   

Tjitrosoepomo. 1989. Taksonomi Tumbuhan : Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Jakarta: UGM Press.

Tjitrosoepomo,Gembong. 2009.Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta :                                  UGM.

Widhiastuti, retno. Dkk. 2006. Struktur dan komposisi tumbuhan paku-                     pakuan di kawasan gunung sinabung kabupaten karo. Vol. 13 no. 8

Http://neta.wordpress.com/2009/12/13/asplenium-nidus-l

Http://www.sci.muni.cz/bot_zahr/fotografie/skleniky/kapradiny/Asplenium

Http://www.taxateca.com/ordencyatheales.html

.

                  Lampiran Gambar Asli

       
     
   
 

 

Marselia crenata PreslAsplenium adiantum-ningrum   Belvisia spicata

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

    Equisetum scirpoides              Davallia solida                     Pteris vittata

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

Adiantum hispidulum                  Nephrolepis falcate           Asplenium nidus

Cyeathea cooperi                  Adiantum sp.                  Asplenium scandicinum

 

Adiantum tenerum             Dryopteris filix-mas

MAKALAHTAKSONOM…

Ke samping

MAKALAH

TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI

BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Dosen Pengampu :

Drs. Sulisetjono, M.Si

Ainun Nikmati Layli, M.Si

 

Disusun Oleh:

Nama   : Riftin Mazidah

NIM      : 10620106

                    Kelas    : Biologi C                

  

 Image

 

 

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2012

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Taksonomi Tumbuhan Tinggi ini dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir  mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi.

Laporan ini disusun dengan mendapatkan arahan-arahan ataupun penjelasan dari pembimbing. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Drs, Sulisetjono, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi
  2. Ainun Nikmati Layli, M.Si selaku dosen pembimbing praktikum Taksonomi Tumbuhan Tinggi

atas arahan dan bimbingan yang bermanfaat hingga terwujudnya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan dalam penulisan makalah yang akan datang. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin-min Ya Robbal’alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

                      Malang, 01 Juni 2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Al-Qur`an menyebutkan sejumlah buah-buahan yang oleh ilmu pengetahuan modern ditegaskan memiliki khasiat untuk mencegah beberapa jenis penyakit. Buah-buahan yang memberikan manfaat pada tubuh manusia dalam berbagai cara, juga enak rasanya. Di dalam ayat-ayat Al-Qur`an, Allah menyuruh manusia supaya memperhatikan keberagaman dan keindahan disertai seruan agar merenungkan ciptaan-ciptaan-Nya yang amat menakjubkan.

uqèdur ü“Ï%©!$# tAt“Rr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $oYô_t÷zr’sù ¾ÏmÎ/ |N$t7tR Èe@ä. &äóÓx« $oYô_t÷zr’sù çm÷YÏB #ZŽÅØyz ßl̍øƒU çm÷YÏB ${6ym $Y6Å2#uŽtI•B z`ÏBur È@÷‚¨Z9$# `ÏB $ygÏèù=sÛ ×b#uq÷ZÏ% ×puŠÏR#yŠ ;M»¨Yy_ur ô`ÏiB 5>$oYôãr& tbqçG÷ƒ¨“9$#ur tb$¨B”9$#ur $YgÎ6oKô±ãB uŽöxîur >mÎ7»t±tFãB 3 (#ÿrãÝàR$# 4’n<Î) ÿ¾Ín̍yJrO !#sŒÎ) tyJøOr& ÿ¾ÏmÏè÷Ztƒur 4 ¨bÎ) ’Îû öNä3Ï9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏB÷sムÇÒÒÈ

.”dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman (Q.S Al-An’am:99).

Al-Qur`an menyebutkan begitu banyak jenis buah-buahan, yang akan tersedia bagi orang-orang beriman di dalam surga. Pada penggalan ini, secara singkat, kita akan memperbincangkan hikmah dan manfaat dari buah-buahan yang disebutkan di dalam Al-Qur`an, seperti kurma atau tamr. Diriwayatkan dengan shahih dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda :        “Barangsiapa yang mengkonsumsi tujuh butir kurma dipagi hari ,pagi hari itu ia tidak akan terganggu olehracun ataupun sihir”.

Wasiat yamg amat mahal ini dari Rasulullah SAW mencangkup makanan sekaligus obat untuk menjaga umatnya agar tidak terkena bahaya. Sehingga seseorang dapat hidup jauh dari segala hal yang membahayakan dirinya.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa ada keajaiban dari buah kurma atau tamr (Phoenix dactylifera), sehingga makalah ini mengupas tuntas tentang kurma baik dalam perspektif islam maupun dalam perspektif sains.

1.1 Rumusan Masalah

  1. Bagaimana buah kurma (Phoenix dactylifera) menurut perspektif islam?
  2. Bagaimana buah kurma (Phoenix dactylifera) menurut perspektif sains?
  3. Apa manfaat dan kandunagn dari buah kurma (Phoenix dactylifera)?

1.2 Tujuan

  1. Mengetahui tentang buah kurma (Phoenix dactylifera) menurut perspektif islam
  2. Mengetahui tentang buah kurma (Phoenix dactylifera) menurut perspektif sains
  3. Mengetahui manfaat dan kandungan dari buah kurma (Phoenix dactylifera)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kurma (Phoenix dactylifera) Menurut Perspektif Islam

Allah Subhanahu wa Ta‘ala telah melebihkan kurma dari buah-buahan yang lain, Alloh Subhanahu wa Ta‘ala  menyebutnya di 20 tempat yang berbeda di dalam Al-Qur’an dengan memakai lafadz pohon kurma : an – Nakhl,an-Nakhiil atau an-Nakhlah.

Dalam Al-Qur’an terdapat banyak surat yang meenjelaskan tentang kurma atu tamr,diantaranya yaitu: Ar-Rahman: 11, Al-Qaf:10, Yaasiin: 67, Ar-Ra’du: 4, Maryam: 25-26 (Dalam menjelaskan ayat ini Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan ‘Amr bin Maimun di dalam tafsirnya : ‘Tiada sesuatu yang lebih baik dari perempuan nifas kecuali kurma kering dan kurma basah’.), Maryam :23, Al-Baqarah: 266, Al-An’am: 99, Al-An’am: 141, An-Nahl: 11, An-Nahl: 67, Al-Isra’: 91, Al-Kahfi:32, At-Taha: 71,Al-Mu’minun: 19, Yaasiin: 34, Qamar: 20, Ar-Rahman: 68, Al-Haaqah: 7 dan ‘Abasa: 29.

Dalam Shahih Buhari dan Muslim, diriwayatan oleh Saad bin Abi Waqash, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  beliau bersabda ‘Barangsiapa mengkonsumsi kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun atau sihir’.

Ajwah merupakan salah satu jenis kurma yang berasal dari Madinah, dikenal sebagai kurma Hijaz yang terbaik dari seluruh jenisnya. Bentuknya bagus, padat dan agak keras, namun termasuk kurma yang paling lezat, harum dan empuk. Biasanya kalau anda survey ke pasar, dia memiliki harga yang paling tinggi diantara yang lain.

Dengan demikian, kurma ‘ajwa atau jenis kurma lainnya, teteplah merupakan obat yang manjur dan makanan yang bergizi komplit, dapat mencegah berbagai macam penyakit dan memberikan khasiat yang banyak pula untuk tubuh manusia.

Allah berfirman dalam Q.S.Maryam:25-26

ü“Ìh“èdur Å7ø‹s9Î) Æíõ‹Åg¿2 Ï’s#÷‚¨Z9$# ñÝÉ)»|¡è@ Å7ø‹n=tæ $Y7sÛ①$wŠÏZy_ ÇËÎÈ   ’Í?ä3sù ’Î1uŽõ°$#ur “Ìhs%ur $YZøŠtã ( $¨BÎ*sù ¨ûÉïts? z`ÏB Ύ|³u;ø9$# #Y‰tnr& þ’Í<qà)sù ’ÎoTÎ) ßNö‘x‹tR Ç`»uH÷q§=Ï9 $YBöq|¹ ô`n=sù zNÏk=Ÿ2é& uQöqu‹ø9$# $|‹Å¡SÎ) ÇËÏÈ  

“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu jika kamu melihat seorang manusia, Maka katakanlah:”Sesungguhnya Aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, Maka Aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”.(QS.Maryam:25-26)

Q.S.asy-Syuara:148

 

“Dan tanam-tanaman dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut”.(QS. Asy-Syuara:148)

Memilih makanan yang sehat dan bermanfaat merupakan tuntutan dalam syariat. Syaikh as-Sa’di (Bahjah Qulubi 1-Abror) menjelaskan tentang manfaat dan faedah memilih makanan,”kesehatan, udara segar, makanan sehat dan menggunakan berbagai hal yang dapat memperkuat tubuh termasuk penyebab panjangnya usia,demikian juga dengan memelihara silaturahim”.

Shobri al-Qubbani menjelaskan “Sesungguhnya ilmu pengetahuan menggelari kurma sebagai biji-bijian yang kaya dengan zat-zat besi dan sejenisnya, itu belum termasuk berbagai khasiat lain yang menjadikan kurma sebagai makanan sempurna dalam arti yang sesungguhnya. Meskipun harganya murah dan selalu ada di pasar-pasar. Buku-buku kedokteran ala Nabi SAW dan kitab-kitab hadits amat syarat dengan nash-nash yang menunjukkan keutamaan kurma, dan anjuran untuk mengkonsumsinya.

Kurma adalah makanan sekaligus obat.Allah SWT memberi petunjuk kepada umat Muhammad SAW dan membimbing mereka untuk mengkonsumsinya, serta menjadikannya sebagai keutamaan bagi mereka. Setelah itu, berbagai bangsa ikut menikmati manfaatnya, karena mereka mengetahui manfaat secara medis dan kesehatan dari kurma tersebut, melalui petunjuk Nabi SAW. Saat ini kita menyantapnya sebagai makanan, kita juga menyantapnya dalam rangka beribadah dan melakukan ketaatan. Kurma berguna sebagai makanan berbuka untuk orang yang berpuasa, untuk bersantap sahur, juga untuk mentahnik bayi yang baru lahi, ykni dibiarkan bercampur dengan air liurnya, seperti yang disebutkan dalam sunnah Nabi SAW. Mentahnik adalah mengunyah buah kurma dan menggosokkanya dilangit-langit mulut bayi, juga meletakkannya dibagian mulut bayi kemudian menggerakannya kekanan dan kekiri dengan gerakan yang halus, sehingga seluruh bagian mulut bayi terolesi dengan kurma yang telah dikunya itu.

Jenis kurma amat banyak sekali, konon mencapai dua ribuan. Di jazirah Arab sendiri sekarang ini ada kira-kira sekitar 400 jenis kurma. Sementara di Irak terdapat sekitar 600 jenis. Munculnya perbedaan jenis kurma itu bisa dikarenakan banyak factor, bisa pada cirri khas dari masing-masing kurma tersebut, bisa juga pada negeri tempat asal kurma tersebut, bisa juga diberi nama mengikuti nama penemunya, atau berdasarkan karakter-karakter lain. Contoh jenis kurma yang diberi nama sesuai dengan cirri khas masing-masing kurma tersebut yaitu al-Khodhrowi (kurma sayura), al-Anbari (kurma ikan paus), al-Muwasysyam (kurma cap) dan yang lainnya. Nama kurma yang berdasarkan penemunya yaitu kurma Daqol Musa, kurma Daqol Abbas, kurma Syaqro Mubarok, kurma Syqro Al-Qoshim dan yang lainnya. Nama kurma yang didasarkan pada negeri asalnya yaitu Hasawi, Hijazi, Najdi, Baghdadi, Bashrowi, dan lain-lain. Seiring dengan banyaknya jenis kurma, banyak pula sebutan dari kurma-kurma tersebut.

Kurma identik sebagai makanan manis untuk berbuka puasa. Tak hanya manis rasanya, tetapi memiliki gizi yang baik dibanding  manisan buah kering lainnya. Kebiasaan mengkonsumsi makanan manis saat berbuka puasa juga merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan para nabi. Bahkan kebiasaan itu telah menjadi sunah rasul. Rasa manis buah kurma tidak seperti buah kering lainnya. Rasa manis dan masyirnya yang mudah meleleh dilidah memiliki manfaat bagi kesehatan, terutama saat dikonsumsi untuk berbuka puasa.

2.2 Manfaat Kurma Menurut Rasulullah

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sering menjelaskan manfaat kurma, antara lain :

  •  Memakan 7 buah kurma dapat menangkal racun dan sihir.

Dalam Shahih Buhari dan Muslim, diriwayatan oleh Saad bin Abi Waqash, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  beliau bersabda ‘Barangsiapa mengkonsumsi kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari  itu ia tidak akan terkena racun atau sihir’.

Ajwah merupakan salah satu jenis kurma yang berasal dari Madinah, dikenal sebagai kurma Hijaz yang terbaik dari seluruh jenisnya. Bentuknya bagus, padat dan agak keras, namun termasuk kurma yang paling lezat, harum dan empuk. Biasanya kalau anda survey ke pasar, dia memiliki harga yang paling tinggi diantara yang lain.

  • Kurma Ajwa berasal dari surga dan dapat mengobati racun

Sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  : “Kurma ‘Ajwah itu berasal dari Surga, ia adalah obat dari racun”. HR. Ibnu Majah dengan sanad yang shahih.

  • Kurma mencegah pemiliknya dari kelaparan

Rumah yang tidak ada tamr (kurma kering) didalamnya, akan membikin lapar penghuninya (HR. Muslim no. 2046).

Rumah yang tidak ada tamr (kurma kering didalamnya, seperti rumah yang tidak ada makanan didalamnya (HR. Ibnu Majah no. 3328).

  • Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  memberikan contoh dengan kurma ketika memerintahkan umat ini untuk bersedekah

Dari Sahabat Adiy bin Hatim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  bersabda “Barangsiapa dari kalian yang mampu berlindung diri dari api neraka walaupun hanya dengan sebutir tamr, maka lakukanlah”. (HR. Muslim no.1016, HR. Bukhari no.6023, dan HR At-Tirmizdi no.2415).

  • Cara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  memakan kurma :
  1. Mencampur dengan keju, dalam HR. Abu Dawud no.3837 dan Ibnu Majah no.3343 Imam ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa zubdah(keju) dapat berfungsi melunakan tinja, melemaskan syaraf dan pembengkakan empedu dan kerongkongan. Jika dioleskan gusi bayi, akan mempercepat pertumbuhan gigi.
  2. Mencampur dengan mentimun, HR. Muslim no.2043, HR. Bukhari no.5440. Rasa panas yang ada pada kurma dapat menyeimbangkan rasa dingin pada mentimun, karena mentimun agak sulit dicerna di lambung , dingin dan kadang berbahaya. Sungguh pelajaran yang agung dari Rasul kita.
  3. Memakan kurma dengan semangka, HR. Abu Dawud no. 3836.
  4. Menganjurkan berbuka puasa dengan kurma basah (ruthab), kalau tidak ada dengan kurma kering, kalau tidak ada dengan meminum air seteguk demi seteguk. HR Abu Dawud no.2356.

Hadits ini mengandung hikmah agung secara kesehatan,yang diperlukan oleh orang yang berpuasa adalah zat gula yang mudah diserap oleh darah, lambung dan usus. Zat gula (glukosa dan fruktosa) memerlukan waktu 5-10 menit untuk diserap dalam usus manusia ketika dalam keadaan kosong. Sehingga waktu tersebut dapat digunakan sementara untuk menjalankan sholat maghrib.

  1. Melarang memakan kurma bagi orang yang baru sembuh dari sakit,HR. Abu Dawud no.3856.
  2. Boleh memakan kurma meskipun sakit mata, HR. Ibnu Majah no.3343.
  3. Memerintahkan jangan membuang kurma yang di dalamnya terdapat ulat, namun membersihkannya, HR. Abu Dawud no.3832.
  • Kurma sangat baik untuk menjadi bekal, bahkan pada waktu perang. HR. Muslim no.1910.
  •  Kurma untuk mentahnik bayi, HR. Al Bukhari no. 5467,3909,5469,5470 dan Muslim no. 2145,2146

Tahnik adalah mengunyah sesuatu kemudian meletakkannya di langit-langit mulut si bayi. Imam Nawawy rahimahullah dalam kitab syarah Muslim menjelaskan bahwa:

  1. Anjuran mentahnik bayi yang baru dilahirkan adalah sunnah, berdasarkan ijama’
  2. Hendaknya yang meantahnik adalah orang yang shalih, baik laki-laki maupun permpuan.
  3. Lebih utama mentahnik dengan  kurma
  4. Memberikan kesempatan kepada orang yang shalih untuk memberi nama.
  • Disunahkan memakan kurma sebelum berangkat untuk Idul Fitri dalam jumlah ganjil, HR Bukhari no.953 dan Ibnu Majah no. 1354.
  • Sebagian dari Kurma dapat dijadikan arak, dimana ia telah diharamkan dalam Islam, HR Bukhari no.2431 dan HR. Muslim no. 1071.

 Pada dua tulisan yang lalu,kita telah mengetahui apa itu kurma dan penjelasannya di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Untuk melengkapi pengetahuan kita tentang kurma, kali ini kita lihat manfaat kurma dari tinjauan medis modern :

  1. Tamr (kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan membantu melancarkan saluran kencing(dengan cara merebusnya), karena mengandung serabut-serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim tatkala melahirkan.
  2. Kurma basah (ruthab) juga mencegah terjadinya pendarahan pada wanita saat melahirkan dan mempercepat pengembalian posisi rahim seperti semula. Hal ini disebabkan adanya hormone oxytocine.
  3. Dapat menenangkan sel-sel syaraf melalui pengaruhnya terhadap kelenjar gondok.
  4. Buah kurma dapat mencegah stroke, karena mengandung unsur kalium yang tinggi yang dibutuhkan untuk mengatur denyut nadi jantung, mengaktifkan kontraksi otot dan membantu mengatur tekanan darah.
  5. Kurma juga mengandung salisilat yang dikenal sebagai bahan baku aspirin, obat pengurang rasa sakit dan demam, dan dapat mempengaruhi prostate gland (kelompok asam lemak hidroksida yang merangsang kontraksi otot, menurunkan tekanan darah).
  6. Buah kurma mengandung banyak zat garam mineral yang menetralisasi asam, seperti kalsium dan potassium. Ia meninggalkan sisa yang mampu menetralisasi asam setelah dikunyah dan dicerna yang timbul akibat mengonsumsi protein seperti ikan dan telur.
  7. Buah kurma mengandung vitamin A yang baik dimana ia dapat memelihara kelembaban dan kejelian mata, menguatkan penglihatan, pertumbuhan tulang, metabolism lemak, kekebalan terhadap infeksi, kesehatan kulit dan menenangkan sel-sel syaraf.

2.3 Kurma (Phoenix dactylifera) Menurut Perspektif Sains

  1. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas: Arecidae
                         Ordo: Arecales
                             Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan)
                                 Genus: Phoenix
                                     Spesies: Phoenix dactylifera L.

  1. Deskripsi Tumbuhan

Kurma , (Arab: تمر‎, Tamr; nama latin Phoenix dactylifera) adalah tanaman palma (Arecaceae) dalam genus Phoenix, buahnya dapat dimakan. Walaupun tempat asalnya tidak diketahui karena telah sejak lama dibudidayakan, kemungkinan tanaman ini berasal dari tanah sekitar Teluk Persia. Pohonnya berukuran sedang dengan tinggi sekitar 15-25 m, tumbuh secara tunggal atau membentuk rumpun pada sejumlah batang dari sebuah sistem akar tunggal. Daunnya memiliki panjang 3-5 m, dengan duri pada tangkai daun, menyirip dan mempunyai sekitar 150 pucuk daun muda; daun mudanya berukuran dengan panjang 30 cm dan lebar 2 cm. Rentangan penuh mahkotanya berkisar dari 6-10 m. Buah yang dihasilkan oleh pohon kurma dikenal sebagai buah kurma. Bentuk buahnya lonjong-silinder dengan panjang 3-7 cm, berdiameter 2-3 cm dan ketika masih muda warnanya merah cerah ke kuning terang, tergantung dari jenisnya. Kurma memiliki biji tunggal yang ukuran panjangnya sekitar 2-2,5 cm dan tebalnya 6-8 mm. Buah kurma dikelompokan menjadi tiga golongan utama yaitu: lunak (contohnya ‘Barhee’, ‘Halaw’, ‘Khadrawy’, ‘Medjool’), semi-kering (contohnya ‘Dayri’, ‘Deglet Noor’, ‘Zahidi’) dan kering (contohnya ‘Thoory’). Jenis buah ini tergantung pada kandungan glukosa, fruktosa dan sukrosa.

Pohon kurma merupakan tanaman jenis dioecious, yaitu memiliki tanaman jantan dan betina yang hidup secara terpisah. Mereka dapat tumbuh dengan mudah dari bakal biji, tetapi hanya 50% tanaman betina yang ditanam secara pembibitan akan berbuah, dan menghasilkan buah yang kecil serta berkualitas rendah. Sebagian besar perkebunan menggunakan perkembangbiakan stek pada tanaman, terutama pada kultivar ‘Medjool’ karena bisa menghasilkan panen yang banyak serta buah yang manis dan besar. Tanaman yang tumbuh dari cara stek akan berbuah 2-3 tahun lebih awal daripada tanaman yang menggunakan bibit. Pembuahan dengan serbuk sari pada pohon kurma dilakukan secara alami oleh angin tetapi pada perkebunan oasis tradisional dan perkebunan modern, penyerbukan dilakukan secara manual. Penyerbukan alami pada tanaman jantan dan betina, dapat terjadi dengan jumlah yang sama antara kedua tanaman. Namun, bila dilakukan dengan bantuan, satu tanaman jantan bisa menyerbuki hingga 100 tanaman betina. Tanaman jantan yang merupakan sebagai penyerbuk, memungkinkan para petani menggunakan sumber daya mereka untuk memproduksi lebih banyak buah pada tanaman betina.

Beberapa petani bahkan tidak memelihara tanaman jantan, yang mana sebagai bunga jantan, untuk menyediakannya di pasar lokal pada saat waktu penyerbukan. Penyerbukan manual dikerjakan oleh pekerja terampil dengan menggunakan bantuan tangga untuk naik ke atas pohon. Di beberapa daerah seperti Irak, para pekerja memanjat pohon dengan menggunakan alat pemanjat khusus, dimana alat tersebut mengitari batang pohon dan pendaki membuatnya tetap melekat pada bagasi saat mendaki. Jarang serbuk sari dapat diterbangkan ke bunga betina dengan angin. Kurma matang dibagi menjadi empat golongan, yang mana dikenal di seluruh dunia dengan menggunakan penamaan Arab yaitu, kimri (muda), khalal (berukuran penuh), rutab (matang, lembut), tamr (matang, dikeringkan dengan bantuan matahari). Setiap 100 gram kurma segar dapat mengandung sumber vitamin C dan energi sebesar 230 kcal (960 kJ). Air yang terkandung dalam kurma relatif sedikit dan hal ini tidak menjadikannya jauh lebih pekat pada saat proses pengeringan berlangsung, meskipun vitamin C-nya akan hilang.

Kurma merupakan tanaman tradisional yang penting di Turki, Iraq, Arab, Afrika Utara sampai ke Maroko. Di negara-negara Islam, kurma dan yogurt atau susu adalah makanan tradisional yang utama untuk berbuka puasa pada saat bulan Ramadan. Kurma (terutama Medjool dan Deglet Noor) juga dibudidayakan di Amerika Serikat pada bagian selatan California, Arizona dan bagian selatan Florida. Pohon kurma dapat berbuah setelah ditanam selama 4 sampai 7 tahun dan bisa dipanen ketika telah berusia 7 sampai 10 tahun. Pohon kurma yang telah dewasa bisa menghasilkan 80-120 kg (176-264 lb) buah kurma pada setiap musim panennya. Agar mendapatkan buah yang berkualitas untuk bisa dipasarkan, tandan kurma harus ditipiskan dan dibungkus atau ditutup sebelum matang supaya buahnya bisa tumbuh menjadi lebih besar dan terlindungi dari cuaca dan hama, seperti burung.

Kurma (Phoenix dactylifera) adalah sejenis tanaman palma yang banyak ditanam di Timur Tengah dan Afrika Utara karena buahnya dapat dimakan. Karena sejarah pembudidayaannya untuk diambil buahnya sudah lama sekali, asal usulnya yang tidak lagi diketahui, namun kemungkinana besar pohon ini berasal di oasis padang pasir di Afrika Utara, dan barangkali juga di Asia Barat Daya. Pohonya berukuran sedang, tingginya sekitar 15-25 meter, seringkalitumbuh bergerombol dengan beberapa batang pohon yang muncul dari satu akar yang sama, namun bisa juga tumbuh sendiri-sendiri.

2.4 Komposisi dan Kandungan Gizi Kurma

            Kandungan karbohidratnya berkisar sekitar 60% pada ruthab(kurma basah) – dan 70% pada tamr (kurma kering), 20% protein,3% lemak dan sisanya merupakan zat garam mineral dan besi.. Kebanyakan varietas kurma mengandung gula glukosa (jenis gula dalam darah) dan fruktosa (jenis gula yang terdapat dalam sebagian besar buah-buahan). Dalam setiap 100 gr kurma kering terkandung vitamin A 90 IU, tiamin 93 mg, riboflavin 114 mg, niasin 2 mg dan kalium 667 mg. Zat-zat gizi itu berfungsi membantu melepaskan energy, menjaga kulit dan syaraf agar tetap sehat serta penting untuk fungsi jantung.

Tabel selengkapnya nilai nutrisi buah kurma kering (dalam 100 gr)

Unsur

Kadar

Unsur

Kadar

Kalsium

52 mg

Protein

2,35 gms

Lemak

0,43 gms

Karbohidrat

75 g

Fiber/serat

2,4 g

Vitamin A

90 UI

Thiamin (Vitamin B1)

93 mg

Riboflavine (Vitamin B2)

144 mg

Asam Nikotinat

2,2 mg

Kalium (potassium)

667 mg

Magnesium

50 mg

Besi

1,2 mg

Copper/tembaga

2,4 mg

Biotin

4,4 mikrog

Zinc

1,2 mg

Asam folic

5,4 mikrog

 Sulfur

14,7 mg

Asam Askorbat

6,1 mg

Sodium

13 mg

Niasin

2 mg

Khlorida

271 mg

Kobalt

1,9 mg

Glukosa

38,5 gms

Fruktosa

35,5 gms

Fosfor

63 mg

Unsur gula lain

3,4 gms

Energi

323 kal

   

Kandungan gizi yang terdapat dalam kurma antara lain karbohidrat, mineral, dan vitamin.

  • Karbohidrat

Karbohidrat dalam kurma terkandung dalam bentuk glukosa, sukrosa, fruktosa dan sejumlah kecil poliskadarida. Salah satu alasan kurma dianggap sebagai buah yang baik dikonsumsi adalah karena banyaknya karbohidrat yang terkandung di dalamnya. Hampir 50-60% dari seluruh kandungan buah ini merupakan gula. Persentase ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan buah lain yang hanya mengandung 20-40% gula dalam kandungan buahnya.Gula yang terkandung dalam kurma diserap tubuh selama 45-60 menit. Ini jauh lebih lama dibanding dengan segelas air yang mengandung gula. Hal ini bisa membuat seseorang mampu menahan lapar saat berpuasa. Dalam karbohidrat yang dimiliki kurma ini juga terkandung serat-serat kasar yang bermanfaat dalam pencegahan kesulitan buang air besar. Selain mengandung karbohidrat, kurma juga mengandung banyak sekali jenis mineral di dalamnya. Antara lain kalium atau potasium, kalsium, fosfor, besi, dan lain-lain.

Kalium/Potasium
Telah diketahui bahwa kalium mampu mencegah stroke. Dari penelitian tentang pola makan pada 859 orang pria dan wanita berusia di atas 50 tahun di California Utara, AS, didapatkan bahwa mereka yang mengonsumsi makanan dengan asupan kalium tinggi (3500 mg per hari) hampir tak ada yang menderita stroke. Sementara mereka yang mengonsumsi sedikit kalium (1950 mg per hari) memiliki risiko terserang stroke lebih besar. Berdasarkan penelitian itu, diambil kesimpulan bahwa dengan mengonsumsi satu porsi ekstra makanan kaya kalium (minimal 400 mg setiap hari) risiko fatal stroke dapat berkurang hingga 40 persen. Untungnya dalam 100 gram kurma terdapat 666 mg kalium. Selain mengurangi risiko terserangnya stroke, kalium juga bermanfaat dalam menjaga kestabilan tekanan darah dan melindungi pembuluh darah dari kejadian aterosklerosis atau timbulnya plak-plak yang dapat menyumbat pembuluh darah. Hal ini sangat menguntungkan para penderita hipertensi tentunya. Karena kalium ini mampu menurunkan tekanan darah yang tinggi. Selain itu, kalium juga diperlukan untuk fungsi saraf dan kontrol otak. Kalium mampu membantu pergerakan saraf untuk mengendalikan aliran cairan dari otot dan sel-sel tubuh. Kekurangan kadar kalium mampu mengakibatkan kram otot dan detak jantung tidak teratur.

Kalsium
Dari sekian banyak mineral, kalsium merupakan mineral terbanyak dalam tubuh. Sekitar 99% kalsium terdapat dalam tulang dan gigi. Sedangkan 1% kalsium terdapat dalam darah dan jaringan lunak. Untuk memenuhi kebutuhan 1% kalsium ini, tubuh mengambilnya dari makanan yang kita makan atau dari tulang. Jika asupan kalsium yang kita makan tidak mencukupi maka, tubuh akan mengambilnya dari tulang.  Kurma sangat bermanfaat bagi wanita hamil karena kalsium yang terdapat di dalamnya berperan dalam pembentukan tulang dan gigi pada janin, bahkan juga bermanfaat untuk tulang dan gigi bagi wanita itu sendiri. Dalam sehari, orang dewasa membutuhkan 800 mg per hari. Untuk wanita hamil justru harus lebih. Sementara kurma hanya menyumbang 52 mg dalam 100 gram buahnya. Tapi tidak masalah, karena kita sendiri juga sudah mengonsumsi kalsium yang cukup dari sayur-sayuran.

Magnesium
Magnesium dalam tubuh kita dapat kita temukan pada sel darah merah, gigi dan tulang. Dan magnesium merupakan salah satu mineral yang penting. Mineral ini berperan dalam menjaga kestabilan tekanan darah, mengurangi risiko serangan jantung dan stroke, menghindari pembekuan darah, mencegah komplikasi penyakit diabetes, dan membantu memelihara kekuatan tulang. Selain itu, magnesium juga menjadi salah satu mineral yang dibutuhkan tubuh dalam memproduksi energi, membentuk protein, membentuk DNA, dan membantu menghantarkan pesan atau informasi ke saraf. Banyaknya magnesium dalam 100 gram kurma ternyata hampir sama dengan kadar kalsium dalam kurma, yaitu 50 mg. Tubuh kita membutuhkan magnesium sekitar 400 – 1000 mg per hari. Tetapi bukan berarti Anda harus memakan minimal delapan buah kurma setiap harinya. Asupan magnesium bisa juga kita dapatkan dari nasi merah, sayur-sayuran dan kacang-kacangan.

Fosfor
Fosfor merupakan mineral terbanyak nomor dua dalam tubuh setelah kalsium. Mineral ini ada dalam tubuh kita dalam bentuk kristal kalsium fosfat. Kira-kira 80% berada dalam tulang dan gigi. Fungsi utama fosfor ini adalah sebagai pemberi energi, pembentukan DNA, membantu penyerapan kalsium, dan menunjang kesehatan tulang dan gigi. Bagi anak-anak fosfor bisa berguna sebagai pendukung pertumbuhannya. Anak di bawah satu tahun membutuhkan sekitar 100 – 300 mg per hari, sedangkan anak-anak 1 – 10 membutuhkan 700 – 1000 mg per hari. Sementara orang dewasa 1000 – 1300 mg per hari. Dalam 100 gram kurma, terdapat 63 mg fosfor.

  • Mineral
    Mineral-mineral lain yang terkandung dalam kurma antara lain besi, natrium atau sodium, tembaga, mangan, kobalt, dan yodium. Tentunya masing-masing mineral ini memiliki manfaat-manfaat tersendiri. Misalnya besi dalam pembentukan hemoglobin. Menariknya kandungan besi dalam 100 gram kurma dapat memenuhi kebutuhan besi dalam satu hari. Terkadang buah kurma lebih dipilih dibanding tablet suplemen zat besi, mengingat banyaknya efek samping akibat konsumsi tablet suplemen zat besi seperti mual, sakit kepala dan hilang nafsu makan.
  • Vitamin

Vitamin-vitamin yang terkandung dalam buah kurma antara lain vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niacin), biotin, asam folat, vitamin C (asam askorbat), pro-vitamin A (beta-carotene), nicotinamide, retinol equivalent, asam pantotenat, dan vitamin B6. Vitamin A dalam 100 mg ada sekitar 90 IU (international unit) bermanfaat untuk kesehatan mata, pertumbuhan dan perkembangan janin, dan kesehatan sel reproduksi. Mengingat kita membutuhkan vitamin A sekitar 5000 IU per hari, maka tidak ada salahnya jika memilih kurma sebagai salah satu sumber vitamin A kita saat berpuasa. Selain vitamin A, vitamin yang diandalkan dari buah kurma adalah vitamin B1, B2, dan C. Vitamin B1 berfungsi untuk mencegah kerusakan saraf, membantu sel untuk membentuk energi dan lain-lain. Sementara vitamin B2 berperan dalam mempertahankan kesehatan kulit dan rambut, dan sangat dibutuhkan saat proses metabolisme tubuh. Vitamin C bersifat sebagai antioksidan. Tubuh membutuhkan paling sedikit 60-90 mg per hari. Jika kita mengonsumsi vitamin C secara berlebih maka sisanya akan dibuang melalui air urin. Manfaat vitamin C bagi tubuh sangat banyak. Bahkan vitamin C memiliki lebih dari 300 fungsi metabolik dalam tubuh. Beberapa manfaat penting dari vitamin C antara lain meningkatkan kekebalan tubuh, memperbaiki sel dan jaringan tubuh yang rusak akibat radikal bebas, merawat kulit dan lain-lain.

Image  Image

          Pohon Kurma (Phoenix dactylifera)                  Tandan Kurma

                                     Image

Buah Kurma (Phoenix dactylifera)                            

2.5 Sejarah Kurma (Phoenix dactylifera)                            

Kurma telah menjadi makanan pokok di Timur Tengah selama ribuan tahun lamanya. Pohon Kurma diyakini berasal dari sekitar Teluk Persia dan telah dibudidayakan sejak zaman kuno dari Mesopotamia ke prasejarah Mesir, kemungkinan pada awal 4000 SM. Bangsa Mesir Kuno menggunakan buahnya untuk dibuat menjadi anggur kurma dan memakannya pada saat panen. Ada bukti arkeologi budidaya kurma di bagian Arab timur pada tahun 6000 SM. (Alvarez-Mon 2006). Pada zaman selanjutnya, orang Arab menyebarkanluaskan kurma di sekitar Selatan dan Barat Daya Asia, bagian utara Afrika, Spanyol dan Italia. Kurma diperkenalkan di Mexico dan California, disekitar Mission San Ignacio, oleh bangsa Spanyol pada tahun 1765.

2.6 Khasiat dan Manfaat Kurma (Phoenix dactylifera)  

Kurma memiliki sejuta manfaat yang beragam. Itu semua berkat kandungan yang ada dalam buah kurma. Kurma sering dikonsumsi saat bulan puasa sebagai hidangan pembuka. Alasannya karena kandungan gula yang dimiliki sangatlah tinggi, sehingga bisa dijadikan penyuplai energi yang sudah hilang saat berpuasa. Menurut ahli gizi IPB, Dr Hardinsyah MS, Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB, buah kurma memiliki kandungan gizi yang hampir lengkap. Dia juga berpendapat kurma dapat memulihkan stamina saat berpuasa karena kandungan fruktosa dan glukosa di dalamnya.

Berbagai khasiat buah kurma menurut kalangan ahli medis modern dan ahli medis klasik adalah:

  • Memperkuat otot polos dan saraf
  • Memperlambat proses penuaan tubuh
  • Berkhasiat bagi mereka yang terkena anemia
  • Bisa menambah berat badan anak-anak
  • Menjaga kelembaban mata dan cairan mata
  • Memperkuat saraf telinga
  • Bisa menenangkan saraf, mengusir kegelisahan psikologis, menyebarkan rasa tentram dan ketenangan jiwa
  • Merangsang kerja kelenjar adrenalin
  • Memperkuat saraf daan limpa
  • Melembabakan usus dan menjaganya agar tidak lemah atau mengalami peradangan
  • Memperkuat sel-sel otak dan otot
  • Mengatasi pusing-pusing atau pandangan nanar
  • Sangat efektif membangkitkan vitalitas tubuh
  • Memperlancar buang air kecil, membersihkan lever (hati) dan mencuci ginjal
  • Berkhasiat aktif untuk kekuatan seks
  • Obat flu dan radang tenggorokan
  • Mengatasi mabuk
  • Meningkatkan trombosit pada penderita demam berdarah
  • Untuk bahan makanan,sabun dan kosmetik

Berbagai khasiat melimpah yang dihasilkan dari buah kurma ini merupakan anugerah Allah yang Maha Suci ynag telah mengenalkan buah itu kepada para hamba-Nya, sebelum kalangan medis mengetahui berbagai khasiat buah tersebut dan menyingkap rahasia dari buah tersebut, sejak beberapa ratus tahun sebelumya. Disamping semua khasiat itu, masih ada pula pahala dan ganjaran besar disisi Allah SWT. Bagi siapa saja yang menyantapnya demi mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW, niscaya ia akan memperoleh ganjarannya.Karena sesuatu yang mubah bisa berubah menjadi sunah, sebagaimana sabda beliau:

“Sesungguhnya amalan itu dinilai bila disertai dengan niat.Dan sesunggunya masing-masing orang hanya mendapatkan apa yang ia niatkan”.

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Allah Subhanahu wa Ta‘ala telah melebihkan kurma dari buah-buahan yang lain, Alloh Subhanahu wa Ta‘ala  menyebutnya di 20 tempat yang berbeda di dalam Al-Qur’an. Kurma adalah makanan sekaligus obat.Allah SWT memberi petunjuk kepada umat Muhammad SAW dan membimbing mereka untuk mengkonsumsinya, serta menjadikannya sebagai keutamaan bagi mereka. Setelah itu, berbagai bangsa ikut menikmati manfaatnya, karena mereka mengetahui manfaat secara medis dan kesehatan dari kurma tersebut, melalui petunjuk Nabi SAW. Saat ini kita menyantapnya sebagai makanan, kita juga menyantapnya dalam rangka beribadah dan melakukan ketaatan.

Menurut Sains menyatakanbahwa kurma (Phenix dactylifera) mengandung beberapa unsure penting diantaranya, kandungan karbohidratnya berkisar sekitar 60% pada ruthab(kurma basah) – dan 70% pada tamr (kurma kering), 20% protein,3% lemak dan sisanya merupakan zat garam mineral dan besi.. Kebanyakan varietas kurma mengandung gula glukosa (jenis gula dalam darah) dan fruktosa (jenis gula yang terdapat dalam sebagian besar buah-buahan). Dalam setiap 100 gr kurma kering terkandung vitamin A 90 IU, tiamin 93 mg, riboflavin 114 mg, niasin 2 mg dan kalium 667 mg. Zat-zat gizi itu berfungsi membantu melepaskan energy, menjaga kulit dan syaraf agar tetap sehat serta penting untuk fungsi jantung.

Kurma memiliki sejuta manfaat yang beragam. Itu semua berkat kandungan yang ada dalam buah kurma. Kurma sering dikonsumsi saat bulan puasa sebagai hidangan pembuka. Alasannya karena kandungan gula yang dimiliki sangatlah tinggi, sehingga bisa dijadikan penyuplai energi yang sudah hilang saat berpuasa.

3.2Saran

Sebagai muslim yang mengikuti sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW, seharusnya mengetahui keajaiban buah kurma sehinnga banyak manfaat yang dikandungnya dan pahala-pahala bagi yang menyantapnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Fattah, Aiman bin.2004. Pengobatan dan Penyembuhan Menurut Wahyu Nabi.Jakarta: As-sabil

Basyir,Hikmat.2011.Tafsir Al- Miyassar Jihad.Solo: Asy-Syuara

Hasbi, Muhammad Tengku.2003.Tafsir Al-Qur’anul Majid An-nuur.Semarang:Rizki putra

Quth,Sayyid.1992. Fi Dzilalil Qur’an Terjamah As’ad Yasin.Depo:Gema Insani

Rohdiana.2007.Kurma.www.thibunnabawi.com.Diakses tanggal 05 Juni 2012

Savitri, Evika Sandi.2008.Rahasia Tumbuhan Berkhasiat obat Perspektif Islam.Malang.UIN Press

Shihab,Quraish.2002.Tafsir Al-Mishbah:Pesan,Kesan dan Keserasian Al-Qur’an.Jakarta:Lentera Hati

Yasin, As’ad.2008.Tafsir Fi Dzilalil Qur’an.Jakarta:Gema Insani

                                         

 

ASAL USUL TUMBUHAN PAKU

NAMA : RIFTIN MAZIDAH

NIM      : 10620106

TUGAS: TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI

 

ASAL USUL TUMBUHAN PAKU

Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah baik flora maupuan fauna, keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat  bagi masyarakat, diantaranya dapat memenuhi kebutuhan manusia yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Protein sebagai salah satu sumber pembagun tubuh dapat berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani).

Dalam mengetahui klasifikasi, taksonomi, kekerabatan dan asal-usul suatu makhluk hidup diperlukan sistematika. Disini kami khusus mempelajari tumbuhan Cryptogamae. Tumbuhan Cryptogamae adalah tumbuhan tingkat rendah yang alat perkembiakannya tersembunyi dan reproduksinya dengan spora. Sehingga sistematika yang kami pelajari yaitu sistematika Tumbuhan Cryptogamae. Sistematika Tumbuhan Cryptogamae yaitu di dalamnya terdapat klasifikasi, taksonomi, kekerabatan, asal-usul tumbuhan Cryptogamae. Ilmu yang mempelajari teori dan prinsip, prosedur dan peraturan klasifikasi disebut dengan toksonomi.

 Image